Cerita ini pun sebenarnya sudah lama berlalu. Tapi hikmahnya terus terasa di dalam kalbu. Aku jadi berhati-hati bersikap dan bertutur kata di depan makanan dan minumanku, takut "menyinggung perasaan" mereka, tak tega membuat mereka merana, tak tega melihat mereka merasa tak berguna karena eksistensinya sia-sia. Aku jadi berpikiran bahwa makanan dan minuman tidak hanya punya rasa, tetapi juga punya hati. Seurieus‼
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!