Mohon tunggu...
Giens
Giens Mohon Tunggu... Penulis - freelancer

I like reading, thinking, and writing.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perlunya (Daur Ulang) Lagu Anak-Anak yang Berkualitas

25 Juli 2014   14:23 Diperbarui: 13 September 2015   19:10 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih banyak lagu Julius Sitanggang lainnya yang tak kalah indah syairnya, tak kalah indah melodinya. Ada lagu Gembala, Pulau Bali, Pedati Desa, dan Alam Pagi.

Jika tak ada lagu-lagu anak-anak yang baru yang berkualitas, daur ulang lagu-lagu dari masa lalu bisa menjadi alternatif. Untuk masa sekarang, daur ulang lagu-lagu tersebut tentu bukan berarti harus merekam ulang atau memproduksinya, melainkan mempopulerkannya lagi melalui radio dan televisi. Dengan demikian, anak-anak Indonesia dapat menikmati lagi lagu-lagu yang sesuai dengan usia mereka, lagu-lagu yang benar-benar membangun karakter positif mereka, lagu-lagu yang memperluas pengetahuan mereka, dan lagu-lagu yang menceriakan masa-masa bermain mereka.

Ingin rasanya saya sering-sering mendengar anak-anak sekarang melantunkan lagu Borobudur, Pecinta Alam, Anugerah, Bunga Nusa Indah, Danau Toba, Pulau Bali, dll. lagu-lagu abadi yang bukan berupa ratapan, rengekan, atau cerminan kejengkelan hati. Semoga pihak-pihak yang berkompeten merespon hal tersebut. Ada bagusnya juga lagu-lagu anak-anak berkualitas dari masa lalu diputar/diperdengarkan atau bahkan diajarkan di sekolah-sekolah (TK-SD). Itu kalau 'Menteri Edukasi' berkenan. Yang penting, kebutuhan anak-anak akan lagu-lagu berkualitas yang sesuai dengan perkembangan usia mereka harus segera dipenuhi. Salam Kompasiana.

-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun