Masih banyak lagu Julius Sitanggang lainnya yang tak kalah indah syairnya, tak kalah indah melodinya. Ada lagu Gembala, Pulau Bali, Pedati Desa, dan Alam Pagi.
Jika tak ada lagu-lagu anak-anak yang baru yang berkualitas, daur ulang lagu-lagu dari masa lalu bisa menjadi alternatif. Untuk masa sekarang, daur ulang lagu-lagu tersebut tentu bukan berarti harus merekam ulang atau memproduksinya, melainkan mempopulerkannya lagi melalui radio dan televisi. Dengan demikian, anak-anak Indonesia dapat menikmati lagi lagu-lagu yang sesuai dengan usia mereka, lagu-lagu yang benar-benar membangun karakter positif mereka, lagu-lagu yang memperluas pengetahuan mereka, dan lagu-lagu yang menceriakan masa-masa bermain mereka.
Ingin rasanya saya sering-sering mendengar anak-anak sekarang melantunkan lagu Borobudur, Pecinta Alam, Anugerah, Bunga Nusa Indah, Danau Toba, Pulau Bali, dll. lagu-lagu abadi yang bukan berupa ratapan, rengekan, atau cerminan kejengkelan hati. Semoga pihak-pihak yang berkompeten merespon hal tersebut. Ada bagusnya juga lagu-lagu anak-anak berkualitas dari masa lalu diputar/diperdengarkan atau bahkan diajarkan di sekolah-sekolah (TK-SD). Itu kalau 'Menteri Edukasi' berkenan. Yang penting, kebutuhan anak-anak akan lagu-lagu berkualitas yang sesuai dengan perkembangan usia mereka harus segera dipenuhi. Salam Kompasiana.
-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H