Bacaan di atas merupakan sinopsis singkat dari kedua film yang akan kita bahas.
Di antara film Soekarno dan film Rudy Habibie, Film Soekarnao merupakan film yang pertama kali keluar di bandingkan dengan film Rudy Habibie, dan menurut dari tahun rilisnya film Rudy Habibie bisa jadi lebih unggul, di karenkan kemajuan sytem ataupun editing film.
 Mari kita bahas kedua film tersebut melalui element-element film.
Sinematografi, cara atau metode yang digunakan untuk mengambil gambar agar penonton mudah untuk menangkap makna ataupun pesan yang ingin di sampaikan oleh film tersebut melalui sebuah gambar.
Dari segi sinematografinya, film Soekarno maupun film Rudy Habibie sudah sangat bagus, karena kedua film tersebut sama-sama di pegang oleh 2 sutradara yang ternama di Indonesia, yang dimana sebelum film ini, sudah banyak film yang bagus di tangan mereka.
Tetapi Namanya juga manusia, pasti melakukan kesalahan. film Soekarno sendiri banyak penonton yang kurang puas, di karenakan ada beberapa sudut pengambilan dalam film yang membuat sceen tersebut tidak terasa feelnya.
Contoh feel yang tidak terasa tersebut saat sceen rakyat Indonesia yang di perbudak jepang, dan disitu hanya sosok dari Soekarno saja yang di perlihatkan. Yang seharusnya dalam pengambilan dapat melibatkan rakyat Indonesia yang di perbudak oleh jepang.
Sedangkan di film Rudy Habibie, sudah cukup bagus dalam sudut pengambilannya. Agak sulit mencari cela letak kesalahan dalam sudut pengambilannya. Tetapi sceen Rudy Habibie sukses menjadi sukses dan menjadi Presiden kurang terlalu di perlihatkan di filmnya.
Editing, proses dimana pemilihan, pemotongan dan penggambungan sehingga menghasilkan sebuah film. Editing adalah hal yang sangat penting dalam pembuatan film, bagaimana tidak jika tidak melalui tahap editing mungkin film tidak bakal seru untuk di nikmati.
Dalam film Soekarno, editingnya sudah rapi tetapi pencahayaan serta grafik editing yang di berikan kurang maksimal. Mungkin karena film tersebut di buat pada tahun 2013, yang dimana pada tahun tersebut editing yang dilakukan belum semaksimal pada tahun berikutnya.
Sedangkan pada film Rudy Habibie, editing yang dilakukan sudah maksimal, sehingga pencahayaan yang ada di dalam film juga sangat bagus, cahaya yang di hasilkan memanjakan mata-mata penonton yang menyaksikan film tersbut.