Mohon tunggu...
Gibran Ramadani
Gibran Ramadani Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa UIN KHAS Jember

menulislah agar kau dikenang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Indonesia Krisis Pemuda Kritis

27 September 2021   09:55 Diperbarui: 27 September 2021   09:59 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dimana yang menurut hemat saya indonesia sedang membutuhkan banyak sekali orang orang pintar dan juga jujur mestinya yang akan menjadi penerus perjuangan orang orang sebelum kita.

3. Kurangnya Pengetahuan

Untuk pembahasan kali ini hampir sama dengan yang sebelumnya namun lebih luas jangkaunya. Kurangnya pengetahuan disinib ialah kurangnya minat masyarakat dalam memahami hakikat pentinnya suatu ilmu bagi kehidupan selanjutnya. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mencatat terdapat 157 ribu siswa SD hingga SMA putus sekolah pada tahun ajaran 2019/ 2020. Siswa yang putus sekolah paling banyak berada di jenjang sekolah dasar (SD) sebanyak 59,4 ribu siswa.

Apa yang menyebabkan anak putus sekolah?, dikutip dari perkataan Burhannudin (dalam Prihatin, 2011), menyatakan bahwa setidaknya ada enam faktor penyebab terjadinya putus sekolah khususnya pada jenjang pendidikan dasar yaitu faktor ekonomi, minat untuk bersekolah rendah, perhatian orang tua yang kurang, fasilitas belajar yang kurang mendukung, faktor budaya dan lokasi atau letak.

Pertama faktor ekonomi, indonesia adalah negara berkembang yang mana sampai saat ini masih bergelut dengan pembahasan bagaimana menangani kemiskinan yan terjadi pada masyarakat. Apakah ada solusi untuk menumpas kemiskinan di indonesia?. 

Jelas ada, namun tidak mudah untuk dilakukan dikarenakan indonesia adalah negara yang besar yang mana masyarakatnya juga masih ada yang tinggal diplosok sana. 

Tapi pada intinya untuk merubah kondisi tersebut kita tidak boleh selalu terpatok pada pemerintah seperti menunggu bantuan dan semacamnya. Sebagai manusia kita diharuskan untuk berusaha terlebih dahulu untuk urusan belakang kita serahkan pada yang maha kuasa.

Kedua faktor Minat, Minat seperti yang kita ketahui bersama adalah hal yang kita sukai. Jika kita suka pada suatu hal maka kita akan mengejar atau menggapai hal tersebut. Contoh mudahnya seperti ini, ada dua materi yang disodorkan kepada anak yang suka menggambar, buku pertama membahas tentang politik yang hanya lima lembar saja, buku yang kedua membahas teknik menggambar abtrak yang pembahasannya sampai 200 halaman. 

Jelas oran yang suka menggambar akan lebih tertarik pada buku yang membahas tentang apa yang ia minati meskipun itu berlembar-lembar halaman. Sebaliknya juga seperti itu setipis-tipisnya pembahasan tentang tekhnik menggambar akan terasa berat bagi oran yang minatnya politik yang bacaannya buku tebal seperti  milik Karl Marx.

Ketiga perhatian orang tua yang kurang, orang tua adalah penunjuk juga lentera pertama bagi anak. Pentingnya didikan orang tua sejak dini agar sat dewasa nanti sang anak paham apa yang nantinya harus ia lakukan. Hal ini sering terjadi di sekitar pedalaman yang oran tuanya tidak terlalu mementingkan ilmu. Karena yang mereka pikirkan adalah bagaimana nanti anak mereka melanjutkan peternakan mereka atau pertanian mereka.

Masih banyak lagi sebenarnya faktor yang menjadikan anak kurang mempunyai pengetahuan khususnya di bidang akademik. Namun saya tidak bisa menyebutkan keseluruhannya, yang pada intinya ilmu itu penting bagi pemuda bangsa agar mereka bisa menjadi pundak bagi majunya indonesia di hari depan nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun