Seword mengadakan Lomba Menulis bertajuk Pencapaian Jokowi, dengan Total hadiah 72 Juta Rupiah. Sayembara menulis ini menggaet deputi IV Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Eko Sulistyo dan Sekjen Seknas Jokowi, Osmar Tanjung sebagai Tim juri. Keterlibatan "orang istana" memperlihatkan kedekatan istana dengan media partisan tersebut.
Padahal, Seword bukanlah media independen dan belum termasuk media yang sudah terverifikasi oleh dewan pers. Mengapa istana mau berpartner dengan media seperti Seword, sedangkan Presiden Jokowi sudah jelas menggaungkan anti hoax dan media penyebar fitnah.
Presiden Jokowi pernah mengatakan harus ada penegakan hukum tegas dan keras untuk hal ini. Menurut presiden media-media online yang sengaja memproduksi berita-berita bohong tanpa sumber yang jelas, dengan judul yang provokatif, mengandung fitnah harus dievaluasi. Presiden juga meminta diadakan gerakan yang masif untuk melakukan literasi, edukasi, dan menjaga etika, menjaga keadaban kita dalam bermedia sosial. Gerakan ini penting untuk mengajak netizen untuk ikut mengkampanyekan bagaimana berkomunikasi melalui media sosial yang baik, yang beretika, yang positif, yang produktif, yang berbasis nilai-nilai budaya.
Kerjasama diajalin Seword dengan Seknas Jokowi dalam lomba penulisan ini membuktikan bahwa tidak adanya independensi dalam penyelenggaraan kegiatan tersebut. Atau mungkin KSP tidak mengamanahkan nilai-nilai yang telah diajarkan oleh presiden, yakni dalam memberantas media yang bersifat provokatif.
Selain itu, keterkaitan pihak istana dalam kegiatan tersebut tidak memiliki kepentingan dan kompetensi yang jelas. Artinya, apakah sebegitu pentingnya lomba tersebut sehingga KSP mesti turun tangan? Kecuali kegiatan diselenggarakan oleh lembaga negara atau media besar sekalian yang memang independen dan tidak memihak.
Berapa banyak kegiatan lomba menulis yang telah diselenggarakan tahun ini, baik dari pemerintah maupun swasta, dengan hadiah puluhan bahkan ratusan juta rupiah. Namun dari berbagai banyak lomba tersebut tidak terlihat dukungan KSP.
Mungkin KSP mencoba menjaga nama baik Presiden dengan mendekati Seword, melihat track record media tersebut yang kerap menyebar kebencian terhadap tokoh politik. Mungkin Istana ingin hal tersebut tidak terjadi dan Presiden tidak menjadi korban fitnah selanjutnya dari Seword. Hal itu tentu harus diklarifikasi terlebih dahulu oleh pihak istana karena penulis sendiri tidak ingin seperti Seword, yang tidak mengindahkan kode etik dan kaidah-kaidah jurnalistik yang berlaku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H