Mohon tunggu...
Khalil Gibran
Khalil Gibran Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Apa Benar Seword Sebarkan Hoax dan Dipelihara Istana?

4 Oktober 2017   14:23 Diperbarui: 5 Oktober 2017   01:44 6325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Media daring Seword.com, merupakan media yang memuat opini para penulis lepas dengan kecenderungan memoles atau mendegradasi citra tokoh politik dan kelompok tertentu. Sejumlah pihak bahkan menilai Seword terkenal dengan berita fitnah dan adu domba.

Dalam perjalanannya Seword pernah dilaporkan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Perindo ke Polda Metro Jaya karena fitnah dan pencemaran nama baik. Pemuatan Artikel berjudul 'Bukti Anies Jatuh Dalam Kubangan Setan' adalah hal yang membuat LBH Perindo melaporkan portal tersebut. Di dalam artikel itu disebutkan Perindo ditunjuk mendistribusikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) saat Anies Baswedan menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. 

Pendiri Seword Alifurrahman, menyebut salah seorang anggota DPR RI fraksi Gerindra bernama Muhammad Syafii dengan sebutan "Syetan" dalam tulisannya.  Alif menyebut Syafii sebagai "syetan", hanya karena Syafii mengeluh tentang situasi bangsa yang semakin carut-marut saat memimpin do'a usai sidang DPR/MPR pada 16 Agusrus 2016 lalu.

Seword juga pernah menyerang dan mencemarkan nama baik SBY. Akibatny, Roy Suryo, selaku kader senior Partai Demokrat merasa geram dengan situs provokator tersebut. Kegeraman Roy Suryo diungkapkan saat acara ILC di salah satu stasiun televisi swasta.

Keberpihakan seword terlihat dari pembingkaian tulisan-tulisan dengan kecenderungan memoles citra Ahok saat Pilkada Jakarta 2017 dan Jokowi

Fenomena Seword ini memperlihatkan bahwa media daring tersebut tidak menggunakan proses peliputan dalam memproduksi berita dan penulisan beritanya melakukan keberpihakan kepada kelompok atau golongan tertentu.

Pemberitaan media harusnya cover both side (dua sisi) atau tidak berpihak, dan mengakomodir pernyataan kedua kelompok yang berbeda. Sehingga masyarakat mendapat informasi yang benar dan tidak diarahkan untuk membentuk sentimen tertentu.

Seword juga jarang sekali memuat klarifikasi tokoh yang dicatut namanya dalam pemberitaan, sehingga fungsi hak jawab, hak tolak, dan hak koreksi tidak dapat dipenuhi. Tiga hak istimewa itu berlaku untuk subjek dan objek jurnalistik dalam rangka menciptakan komunikasi massa yang baik.

Sebagai contoh ketika diberitakan seorang anggota DPR berselingkuh dengan perempuan simpanan yang sangat cantik dan seksi, yang ternyata seorang artis. Namun, berita itu asal tulis dari narasumber yang tidak kredibel dan belum diketahui fakta kebenarannya, maka anggota DPR tersebut berhak memberikan hak jawab atas pemberitaan yang merugikan nama baiknya.

Dengan demikian Seword bisa dikategorikan sebagai media partisan karena menjadi part (bagian) dari sebuah kepentingan yang diarahkan oleh pemilik kepentingan. Berbeda dengan media independen yang tidak tergantung dari instruksi kepentingan tertentu. Selain itu pemuatan tulisan di Seword diberikan tanggung jawabnya kepada penulis, tidak melalui serangkaian proses jurnalisme yang ketat seperti editorial, klarifikasi data dan fakta, dan hal lainnya.

Kedekatan Seword dengan Istana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun