Perkenalkan, saya seorang perantau di Jakarta. Keseharian saya sama sekali tidak istimewa, berangkat kerja, pulang ke tempat kos, menonton televisi, internetan, whatsappan.. Standar sekali bukan.
Untuk berangkat kerja, saya mengandalkan Bus Trans Jakarta. Tiketnya Rp. 3.500 sekali jalan. Sayangnya saya tidak pandai mengatur uang, tiap kali membeli tiket, saya hampir selalu menyodorkan selembar Lima ribuan, sehingga ada kembalian Rp. 1.500. Ini berlangsung cukup lama, akibatnya ada setumpuk recehan Lima ratus rupiah di kamar kos saya..
Ini sedikit fotonya
[caption id="attachment_366848" align="aligncenter" width="512" caption="dok. Pribadi"][/caption]
Kebiasaan numpuk recehan ini buruk tentunya. Disitu saya merasa bagai kernet kopaja.
Untungnya pemerintah gesit. Penumpang Trans Jakarta diwajibkan pakai e-money. Saya langsung antusias. E-money ini membuat hidup lebih praktis, khususnya dalam soal mengantri tiket Trans Jakarta. Saya ingat dulu mengantri tiket busway di Halte Tosari atau dukuh atas bisa panjang bukan main, dan cukup menguji kesabaran. Kecuali jika waktu mengantri, di depan kita ada mbak-mbak kantoran yang turut berdesakan, itu selain menguji kesabaran, ia juga menguji iman!
Dengan e-money, proses antri mengantri ini cukup lumayan berkurangnya. Saya makin antusias ketika tahu bahwa kartu yang sama bisa dipakai juga untuk kereta Commuter Line. Praktis nian. Saya suka.
Kala kondisi kepepet, kartu yang sama juga dapat dipakai untuk belanja snack di waralaba. Bisa juga untuk bayar makan siang di Kantin Karyawan. Tidak perlu repot-repot lagi kan. Selamat tinggal recehan...
***
Baiklah itu tadi sekelumit cerita saya soal pemakaian e-money untuk keperluan sehari-hari.
Saya punya cerita lain lagi. Kali ini berkaitan dengan hobi saya menonton film dan mendengarkan musik.
Belakangan ini banyak sekali layanan streaming berbasis cloud yang menyediakan segudang film, serial TV dan musik. Saya menggunakan beberapa, misalnya Netflix untuk film, dan Deezer untuk musik. Dua layanan ini sangat banyak koleksinya sehingga saya sampai merasa bahwa saya sudah tidak butuh lagi Televisi atau Radio. Dan kerennya lagi, layanan ini legal!
Biaya yang saya keluarkan untuk berlangganan kedua layanan ini tidak terlalu mahal. Bahkan lebih murah daripada berlangganan TV kabel.
Namun kedua layanan ini berbasis di luar Negri. Netflix dari Amerika Serikat, Deezer dari Prancis. Akibatnya metode pembayaran yang dipakai pun harus global sifatnya. Tentu saja Kartu Kredit jadi solusinya disini. Transaksinya sendiri cukup aman. Kalau pun ada apa-apa, pihak penyedia layanan pasti sigap membantu.
Kebanyakan transaksi kartu kredit saya pakai untuk keperluan dua hiburan tersebut.
***
Jadi, begitulah saya merasa terbantu dengan sistem non tunai. Saya bisa berangkat kerja, makan siang, menonton banyak film sampai mata perih, mendengarkan segudang musik sampai earphone jebol, dengan legal tentunya, semuanya praktis dan mudah belaka.
Namun ada satu cita-cita saya yang belum kesampaian: beli-beli eBook dari Google PlayStore untuk dibaca di Tablet Android. Bukan apa-apa, masalahnya harga buku-bukunya masih mahal sih! Hehehe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H