PEMBAHASAN
Â
2.1 Televisi Analog
TV Analog dimulai dengan adanya penemuan dari George Carey pada tahun 1876. George menciptakan sebuah Selenium Camera jika digambarkan seseorang mampu melihat gelombang listrik. Inilah yang dinamakan sinar katoda atau gelombang sinar dalam tabung hampa. Akan tetapi, penemuan ini telah dikembangkan oleh Paul Nipkov pada tahun 1884, seorang ilmuan asal Jerman yang telah berhasil mengirimkan gambar elektronik dengan menggunakan kepingan logam yang disebut sebagai teleskop elektrik dengan resolusi 18 garis. Di sinilah TV Tabung mulai diciptakan dan dikembangkan. Namun, pada saat itu, TV tabung hanya berlayar hitam putih dan hanya bisa dimiliki oleh orang-orang tertentu, yaitu kalangan menengah ke atas.
Televisi Analog merupakan televise yang penyiarannya dilakukan mengunakan sinyal data dalam bentuk gelombang yang kontinyu, membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombang. Penyiaran ini memakai alat-alat yang masih bertipe analog.
Analog disebarluaskan melalui gelombang elekromagnetik (gelombang radio) secara terus menerus, yang banyak dipengaruhi oleh faktor pengganggu. Analog sendiri merupakan bentuk komunikasi berbentuk elektromagnetik yang merupakan proses pengiriman sinyal pada gelombang elektromagnetik dan bersifat variable yang berurutan. Jadi, sistem analog merupakan suatu bentuk sistem komunikasi elektromagnetik yang menggantungkan proses pengiriman sinyalnya pada gelombang elektromagnetik.
Gelombang pada sinyal analog yang umumnya berbentuk gelombang sinus memiliki tiga variable dasar, yaitu amplitudo, frekuensi dan phase. Amplitudo merupakan ukuran tinggi rendahnya tegangan dari sinyal analog. Frekuensi adalah jumlah gelombang sinyal analog dalam satuan detik. Phase adalah besar sudut dari sinyal analog pada saat tertentu.
2.2 Televisi Digital
Televisi digital merupakan jenis televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal video, audio dan data ke pesawat televisi. Televisi digital merupakan suatu alat yang digunakan untuk menangkap siaran TV digital, perkembangan dari sistem siaran analog ke digital yang mengubah informasi menjadi sinyal digital berbentuk bit data seperti computer. Lambat laun berjalannya waktu, di Indonesia yang dulu hingga kini masih menggunakan penyiaran analog sekarang perlahan-lahan hampir semua penyiaran menggunakan digital. Proses ini disebut digitalisasi.
Sinyal digital adalah diskrit. Sinyal digital tidak memiliki amplitude yang kontinyu. Pada kenyataannya 1 level tegangan sinyal digital data mewakili beberapa bit data digital dengan tujuan untuk meningkatkan kecepatan pengirima data. Hampir semua sinyal digital bersifat tidak periodik. Oleh sebab itu sinyal digital tidak memiliki properti periode dan frekuensi sebagaimana halnya pada sinyal analog periodik. Satuan ukur yang secara umum digunakan pada sinyal digital adalah bit rate. Bit rate didefinisikan sebagai jumlah bit yang terkirim dalam 1 detik yang dinyatakan dengan satuan bit per second (bps).
Era penyiaran digital telah dipelopori dimulai sejak tahun 1998 di Amerika Serikat dan Inggris yang kemudian diikuti oleh beberapa negara maju lainnya. Penyebaran penyiaran digital yang paling merata di wilayah eropa dan wilayah asia timur, karena pemerintahnnya memiliki keseriusan dalam mengeluarkan kebijakan digitalisasi serta industri yang tanggap terhadap kemajuan dan kebutuhan teknologi penyiaran digital. Adapun faktor lain, karena di negara-negara tersebut di setiap kota hanya ada empat sampai tujuh stasiun televisi, sehingga pemerintahnya mudah untuk memberikan alokasi kanal frekuensinya.