Mohon tunggu...
Gian Dionesa
Gian Dionesa Mohon Tunggu... Akuntan - mahasiswa

halo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisa Pemimpin Vladimir Putin

25 Agustus 2024   20:02 Diperbarui: 25 Agustus 2024   20:02 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dari KGB, Putin belajar pentingnya kontrol informasi, pengawasan, dan manuver politik yang cerdik. Kemampuannya untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan situasi dan untuk memanipulasi aktor politik lainnya adalah karakteristik yang telah ditunjukkan sepanjang kepemimpinannya. Dari pengalamannya dalam politik Rusia pasca-Soviet, ia belajar untuk menavigasi kompleksitas politik di Rusia dan mengkonsolidasikan kekuasaan melalui berbagai cara, termasuk mengontrol media, melemahkan oposisi politik, dan membangun aliansi dengan elit bisnis dan politik.

Karakter kepemimpinan Putin adalah kombinasi dari realpolitik, pragmatisme, dan otoritarianisme, yang dibentuk oleh pengalaman hidup di bawah rezim komunis, pelatihan di KGB, dan pengalaman di dunia politik pasca-Soviet. Semua ini menciptakan seorang pemimpin yang fokus pada stabilitas, kontrol, dan pengaruh, baik di dalam negeri maupun di kancah internasional.

Pendekatan Kepemimpinan: Otoritarianisme dan Sentralisasi Kekuasaan Vladimir Putin

Pendekatan kepemimpinan Vladimir Putin sangat dipengaruhi oleh latar belakangnya di KGB, pengalaman politiknya di era pasca-Soviet, dan tujuan strategis untuk mengembalikan Rusia ke status kekuatan besar di panggung dunia. Salah satu karakteristik utama dari gaya kepemimpinan Putin adalah otoritarianisme yang kuat dan sentralisasi kekuasaan yang signifikan. Ini ditandai dengan pengendalian ketat atas lembaga-lembaga politik, kontrol terhadap media, dan penekanan pada stabilitas dan keamanan sebagai prioritas utama.

1. Sentralisasi Kekuasaan

Sejak awal kepemimpinannya, Putin telah berupaya untuk mengkonsolidasikan kekuasaan di tangan eksekutif dan memperkuat peran pemerintah pusat. Langkah-langkah untuk mencapai sentralisasi kekuasaan ini meliputi:

  • Perubahan Struktural Pemerintahan: Putin memperkenalkan serangkaian reformasi yang memperkuat kekuasaan presiden dan pemerintah pusat di Rusia. Ini termasuk restrukturisasi wilayah administratif, yang mengurangi otonomi politik dan ekonomi dari wilayah federasi dan meningkatkan kontrol Moskow atas mereka. Contohnya, ia memperkenalkan tujuh (kemudian delapan) "distrik federal" yang masing-masing diawasi oleh seorang perwakilan presiden, yang berfungsi untuk memastikan bahwa kebijakan Kremlin diimplementasikan di seluruh Rusia.
  • Kontrol Terhadap Proses Pemilihan: Di bawah kepemimpinan Putin, pemerintah Rusia telah mengubah undang-undang pemilu untuk memperkuat kekuasaan eksekutif dan melemahkan oposisi politik. Pemilihan gubernur regional, yang sebelumnya dilakukan melalui pemilihan langsung, diubah menjadi penunjukan oleh presiden dengan persetujuan parlemen regional, meskipun pemilihan langsung kemudian dipulihkan pada tahun 2012 dengan pembatasan ketat. Selain itu, ambang batas untuk partai politik yang ingin memasuki Duma (parlemen Rusia) dinaikkan, yang mengurangi keberagaman politik dan memperkuat posisi partai yang berkuasa, Rusia Bersatu (United Russia).
  • Pengendalian Lembaga Negara: Putin juga menguatkan kendali atas lembaga-lembaga negara seperti sistem peradilan dan keamanan. Hakim dan jaksa di Rusia seringkali menghadapi tekanan politik yang besar untuk membuat keputusan yang sejalan dengan keinginan Kremlin. Perubahan ini memastikan bahwa keputusan penting yang dapat mempengaruhi kebijakan nasional dan lokal tetap berada di bawah kendali langsung atau tidak langsung dari presiden.

2. Kepemimpinan Otoritarian dan Kontrol yang Kuat

Gaya kepemimpinan Putin sering kali digambarkan sebagai otoritarian, yang ditandai dengan konsolidasi kekuasaan dan penggunaan alat-alat negara untuk mengekang oposisi politik dan kebebasan sipil. Beberapa elemen dari kepemimpinan otoritarian Putin meliputi:

  • Represi terhadap Oposisi Politik: Putin telah menggunakan berbagai cara untuk mengurangi pengaruh oposisi politik, termasuk penangkapan, pemenjaraan, dan penganiayaan terhadap pemimpin oposisi. Contoh terkenal termasuk kasus Alexei Navalny, seorang kritikus vokal terhadap Putin, yang telah beberapa kali ditahan, diracun, dan akhirnya dipenjara dengan dakwaan yang dianggap banyak pengamat internasional sebagai bermotif politik. Selain itu, banyak tokoh oposisi lainnya yang telah mengalami nasib serupa, mulai dari intimidasi hingga pemenjaraan.
  • Kontrol terhadap Media dan Informasi: Salah satu pilar utama kekuasaan Putin adalah kontrol yang ketat terhadap media. Pemerintah Rusia di bawah Putin telah berhasil mengendalikan sebagian besar media utama di negara tersebut, baik melalui kepemilikan langsung oleh negara atau oleh perusahaan swasta yang setia kepada Kremlin. Media yang dikendalikan pemerintah sering digunakan untuk menyebarkan propaganda yang mendukung kebijakan pemerintah dan mendiskreditkan oposisi. Media independen dan jurnalis yang kritis terhadap pemerintah sering kali menghadapi tekanan, intimidasi, dan pembatasan hukum. Beberapa jurnalis yang berani melaporkan isu-isu sensitif, seperti korupsi di kalangan pejabat tinggi, mengalami pelecehan, penyerangan, bahkan pembunuhan.
  • Penggunaan Aparat Keamanan untuk Mengendalikan Ketertiban Umum: Kepolisian dan pasukan keamanan, seperti Rosgvardiya (Garda Nasional Rusia), sering digunakan untuk menekan protes dan aksi unjuk rasa yang menentang pemerintah. Di bawah Putin, kebebasan berkumpul di Rusia secara signifikan dibatasi, dengan peraturan yang ketat mengenai izin untuk demonstrasi dan hukuman berat bagi mereka yang dianggap mengorganisir atau berpartisipasi dalam protes yang tidak sah. Aparat keamanan juga sering digunakan untuk mengintimidasi atau membungkam para aktivis hak asasi manusia dan kelompok sipil lainnya.

3. Pengelolaan Ekonomi dan Hubungan dengan Oligarki

Putin telah memanfaatkan kendali atas ekonomi Rusia sebagai alat penting untuk mempertahankan kekuasaan politiknya. Pada awal masa kepemimpinannya, ia melakukan serangkaian reformasi ekonomi untuk menstabilkan ekonomi Rusia dan meningkatkan pendapatan negara, terutama melalui kontrol yang lebih besar terhadap sektor energi yang sangat penting bagi Rusia.

  • Penguasaan Sumber Daya Alam: Putin memusatkan kontrol atas industri minyak dan gas Rusia dengan memprivatisasi sebagian dan menasionalisasi sebagian lainnya, seperti yang terlihat dalam kasus Yukos dan penangkapan Mikhail Khodorkovsky. Dengan mengendalikan sumber daya energi, Putin tidak hanya mengamankan pendapatan besar bagi negara tetapi juga menciptakan alat untuk mempengaruhi kebijakan luar negeri dan domestik.
  • Hubungan dengan Oligarki: Selama tahun 1990-an, oligarki Rusia memiliki pengaruh besar terhadap politik dan ekonomi negara. Namun, di bawah Putin, oligarki dihadapkan pada pilihan untuk mendukung pemerintah atau menghadapi konsekuensi hukum dan ekonomi. Ini adalah strategi untuk mengurangi pengaruh politik mereka dan memastikan bahwa kekuasaan tetap terpusat di tangan Kremlin. Oligarki yang mematuhi perintah Kremlin tetap mempertahankan kekayaan dan pengaruh mereka, tetapi mereka yang menentang atau dianggap sebagai ancaman, seperti Khodorkovsky, sering kali mengalami pemenjaraan atau pengasingan.

4. Penekanan pada Stabilitas dan Keamanan Nasional

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun