Mohon tunggu...
Gia
Gia Mohon Tunggu... Freelancer - -

-

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Simak 3 Penerapan Jurnalisme Multimedia Kompas.id untuk Bertahan di Era Digital

19 April 2020   13:14 Diperbarui: 22 April 2020   06:55 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Biaya Berlangganan Kompas.id. Sumber: Dok. Pribadi.

Biaya Berlangganan Kompas.id. Sumber: Dok. Pribadi.
Biaya Berlangganan Kompas.id. Sumber: Dok. Pribadi.

Dalam hal ini, terlihat jelas bahwa kita sebagai pembaca juga dituntut untuk beradaptasi dengan adanya jurnalisme multimedia. Tidak hanya jurnalis yang harus menguasai penggunaan teknologi digital.

Pembaca yang dulu berlangganan Harian Kompas, diantarkan surat kabar setiap hari, perlahan beralih berlanggananan Kompas.id yang dapat mereka akses dari gawai yang mereka miliki. Ini merupakan peralihan dari cetak ke digital yang tidak bisa dipungkiri.

"Pembaca Kompas.id biasanya anak muda usia 24-34 tahun yang membutuhkan berita yang sifatnya cenderung serius," ujar Haryo.

Johan Tobias, mahasiswa Pascasarjana Universitas Sanata Dharma Yogyakarta juga mengungkapkan bahwa pembaca Kompas.id adalah mereka yang mungkin berusia di atas 23 tahun. "Kompas.id kalau saya lihat kan beritanya berasal dari korannya. Jadi, biasanya mereka butuh informasi yang cukup banyak. Ya, pembacanya kalau di usia 21 atau 22 belum lah, minimal mereka yang udah kerja, bisnis," ujarnya.

Ilustrasi mengakses informasi via gawai. Sumber: Freepik.com
Ilustrasi mengakses informasi via gawai. Sumber: Freepik.com

3. Tetap Mempertahankan Kualitas Tulisan Meski Versi Digital Daring

Haryo mengatakan bahwa Kompas.id memang banyak belajar dari New York Times terutama kualitas tulisan dan cara mendapatkan pelanggan. Hal ini sudah disepakati oleh tim Kompas. 

Tampilan Laman New York Times. Sumber: Dok. Pribadi.
Tampilan Laman New York Times. Sumber: Dok. Pribadi.

"New York Times memiliki sekitar 1.600 wartawan, Kompas tetap ingin seperti itu dengan jumlah wartawan yang hanya sekitar 250," ujarnya. Jurnalis Kompas.id tidak dituntut untuk membuat sepuluh berita sehari seperti jurnalis media online. 

"Wartawan itu harus tetap punya waktu untuk nonton film dan bergaul dengan banyak orang," kata Haryo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun