Mohon tunggu...
Gia
Gia Mohon Tunggu... Freelancer - -

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Simak Perkembangan Multimedia Storytelling di Era Media Baru

8 Februari 2020   10:42 Diperbarui: 11 Februari 2020   19:06 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Jurnalisme Foto. Sumber: Unsplash.com.

Editor atau produser inilah yang akan menyatukan bagian-bagian terpisah agar menjadi satu kesatuan berita.

Di Balik Pembuatan Multimedia Storytelling

Multimedia Storytelling yang baik memiliki sifat multidimensional. Dalam pemberitaan dengan format multimedia storytelling, tersaji video yang dapat diilustrasikan dengan grafis. Misalnya salah satu pemberitaan di Tempo Interaktif berjudul 'Ketua Komisi bagi Koalisi Jokowi' yang berisikan artikel, video, dan visualisasi data.

Salah safu bagian pada multimedia storytelling milik Tempo Interaktif. Sumber: Dok. Pribadi.
Salah safu bagian pada multimedia storytelling milik Tempo Interaktif. Sumber: Dok. Pribadi.

Visualisasi data pada salah satu multimedia storytelling milik Tempo Interaktif ini sungguh interaktif dengan pembaca. Kita dapat menggeser bagian 'Politikus yang dipilih menjadi ketua dan wakil ketua Alat Kelengkapan Dewan (AKD) dari tiap fraksi'. Kita juga dapat mengakses visualisasi data berupa grafik, misalnya pada grafik 'Jumlah Anggota DPR di Setiap AKD'.

Salah satu grafik interaktif yang dapat diakses pembaca. Sumber: Dok. Pribadi.
Salah satu grafik interaktif yang dapat diakses pembaca. Sumber: Dok. Pribadi.

Kita dapat menemukan kutipan untuk suatu artikel, foto, maupun video. Tujuan pembuatnya tak lain adalah supaya kita turut merasakan emosi seperti pada video atau foto yang disajikan sesuai dengan tema berita.

Video pada laman Tempo Interaktif. Sumber: Dok. Pribadi.
Video pada laman Tempo Interaktif. Sumber: Dok. Pribadi.

Menurut Stevens (2014), jurnalis untuk situs berbasis multimedia storytelling seringkali haurs turun langsung ke lapangan agar lebih merasakan emosi atas suatu peristiwa. 

Hal ini dimaksudkan agar ia dapat mengilustrasikan kejadian sebenarnya pada situs tersebut.

Sebelum jurnalis mengambil gambar di lapangan, mereka harus mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya, melaukan riset, dan membuat outline agar tata letak multimedia yang akan diletakkan di web lebih teratur. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun