Media Baru Menjawab Kebutuhan Masyarakat
     Pada pagi hari setelah bangun tidur, yang pertama kita cari adalah gawai. Notifikasi yang muncul dari berbagai media sosial yang kita miliki terasa wajib diberi tanggapan. WhatsApp, Line, Instagram, Facebook, atau Telegram merupakan contoh media sosial yang paling tidak salah satunya terunduh pada gawai kita.Â
Dari situ kita bisa dengan mudah melihat beragam informasi yang masuk, datang dan pergi. Mulai dari sekedar sapaan, renungan pagi, informasi kesehatan, berita teraktual, hingga informasi-informasi yang belum jelas kebenarannya dibagikan baik melalui grup maupun pesan pribadi (dikenal pula dengan sebutan japri).
     Bagi Anda yang memiliki aplikasi berita online dan menyalakan notifikasinya, tak heran bila pagi Anda dipenuhi dengan beragam informasi aktual. Kompas.com, Tirto.id, Detik, CNN Indonesia, BBC News, dan Liputan6 merupakan beberapa contoh portal berita online yang dapat diakses melalui gawai Anda. Inilah media yang membuat hidup kita semakin mudah.Â
Masyarakat kini menjadi melek, kekinian terhadap informasi yang masuk melalui gawai mereka. Televisi, koran, majalah, dan radio sebagai media konvensional mulai ditinggalkan. Akibatnya, terjadi overload information di mana informasi menjadi bertumpuk bahkan berlebihan. Sulit untuk menyaring mana yang benar dan mana yang sama sekali tidak benar.
     Sekuat itulah kita sebagai masyarakat mengandalkan kehadiran media baru dengan berbagai karakternya untuk kebutuhan hidup kita. Ada baiknya kita sikapi dengan bijak new media yang telah ada bersama kita agar karakternya tidak menjerumuskan kita.
Daftar Pustaka:
Lister, Martin dkk. 2009. New Media: A Critical Introduction. New york: Routledge.
Ilustrasi:
Dok. pribadi