Pangeran Maligun yang baru menyadari keadaan tersebut langsung berlari menuju keluar istana. Pangeran Maligun sangat terkejut setelah menyaksikan puluhan korban yang telah bergelimpangan. Pangeran Maligun mengarahkan  ibu jarinya dan jari telunjuknya masuk kedalam mulutnya.
"Swiwwittt..." Tak lama setelah itu, seekor naga keluar dari balik awan yang hitam, dengan dibarengi ciri khas suaranya yang sangat menakutkan. Sang naga terus menerobos ratusan anak panah yang mengarah ke tubuhnya. Â
Saat sang naga sudah mendekat, tanpa menunggu lama pangeran langsung melompat ke arah sang naga, dan menderat mulus di atas punggung naga tersebut.Â
Naga itu  terus membawa Pangeran Maligun terbang tinggi menjauh dari istana. Betapa terkejutnya pangeran, karena seluruh penjuru kerajaan telah di kelilingi oleh pasukan musuh, dengan perlengkapan alat perang.
Pangeran langsung memerintahkan naganya ke arah pasukan musuh, naga yang di tunggangi pangeran kini sudah mulai membuka mulutnya untuk menyemburkan api. Tapi, sebelum itu, tanpa pangeran sadari, sebuah bola api yang sangat besar meluncur ke arah pangeran dan sang naga. Hingga akhirnya...
"Ma... hentikan dulu ceritanya. Ali sudah mulai mengantuk nih. Lanjutin besok malam saja ceritanya ya Ma? Tadi Ali sudah mulai tidak fokus, karena ngantuk." Potongku pada mama yang masih mengusap dahiku.
"Ya... udah Ali tidur aja dulu, Mama akan lanjutin besok malam ceritanya. Malam ini Ali langsung tidur ya... biar besok bangunnya tidak telat." Kata Mama yang langsung mencium kedua pipiku. Lalu Mama menyelimuti tubuhku dengan selimut. Hingga membuat tubuhku sedikit hangat.
"Selamat tidur..." Ucap mama yang langsung mematikan lampu kamar, Â dan mengganti dengan lampu tidur. Jujur saja aku penasaran ingin mendengar kelanjutan ceritnya. Tapi, memang mataku sudah tidak bisa di ajak kompromi lagi. Huh?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H