Oleh: Sun Djok San
Ketua Dai Kamtibmas Polda Jawa Tengah
Empat dekade bukanlah waktu singkat bagi Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) untuk berkiprah membangun bangsa, khususnya di wilayah Jawa Tengah. Selama itu pula, LDII telah menunjukkan dedikasi yang konsisten, tidak hanya sebagai organisasi keagamaan, tetapi juga sebagai mitra strategis dalam mengatasi berbagai tantangan sosial.
Seiring dengan penyelenggaraan Musyawarah Wilayah (Muswil) ke-8 LDII Jawa Tengah, refleksi perjalanan ini menjadi momentum penting untuk melihat sejauh mana kontribusi organisasi ini dalam membangun bangsa. Dengan mengusung delapan program unggulan---kebangsaan, dakwah, pendidikan, ekonomi syariah, kesehatan herbal, ketahanan pangan, teknologi digital, dan energi terbarukan---LDII terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang beragam.
Harmoni dalam Kebinekaan
Sebagai salah satu organisasi kemasyarakatan terbesar setelah NU dan Muhammadiyah, LDII telah membuktikan kapasitasnya untuk beradaptasi dalam masyarakat yang heterogen. Budaya organisasi yang mengedepankan kerja sama, saling menghormati, dan moderasi beragama menjadi kunci keberhasilan LDII dalam menjalin hubungan dengan berbagai pemangku kepentingan.
Kualitas kolaborasi ini tercermin dari hubungan harmonis yang dijalin dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB). Pendekatan yang mengedepankan dialog dan gotong royong telah membawa LDII menjadi mitra strategis dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Prestasi dan Tantangan
Prestasi LDII dalam lima tahun terakhir patut diapresiasi. Pencapaian signifikan meliputi peningkatan jumlah sarjana S2 dan S3, pembangunan rumah sakit, boarding school berakreditasi, serta pengembangan kewirausahaan dan ketahanan pangan. Bahkan, LDII turut mengharumkan nama bangsa melalui prestasi di bidang olahraga tingkat nasional dan internasional.
Namun, tantangan ke depan tidaklah ringan. Konsolidasi organisasi, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan ketersediaan anggaran operasional menjadi beberapa isu yang harus dihadapi dengan bijaksana. Selain itu, LDII juga perlu merespons dinamika sosial yang semakin kompleks, termasuk isu IPOLEKSUSBUDHANKAM (Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, Pertahanan, dan Keamanan).
Mimpi dan Harapan
Salah satu impian besar LDII adalah menjadi pelopor ketahanan pangan untuk mewujudkan Jawa Tengah sebagai lumbung pangan nasional. Dengan slogan "BERTANI" yang berarti BERsatu, Tawakal, Amal shalih, dan Niat Ibadah, LDII terus berkomitmen untuk mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran melalui program-program inovatif yang berbasis pada penguatan sektor pertanian dan ekonomi kerakyatan.
Musyawarah dan Demokrasi Pancasila
Tradisi musyawarah untuk mufakat menjadi ciri khas LDII dalam suksesi kepemimpinan di setiap tingkatan. Sistem ini tidak hanya mencerminkan nilai-nilai Pancasila, khususnya sila keempat, tetapi juga mempertebal rasa kekeluargaan dan kerukunan. Keputusan yang lahir dari musyawarah menunjukkan penghormatan terhadap pendapat semua pihak tanpa memaksakan kehendak.
Masa Depan yang Lebih Cerah
Keberhasilan LDII selama ini tidak terlepas dari dukungan pemerintah dan berbagai mitra strategis. Dengan semangat gotong royong dan kerja sama yang erat, LDII optimistis dapat terus memberikan kontribusi positif dalam mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.
Semoga LDII semakin kokoh dalam mengemban amanah sebagai pelopor perubahan, penjaga harmoni, dan penggerak pembangunan. Mari bersama-sama bergandengan tangan untuk Indonesia yang lebih baik. Semoga Allah SWT meridhoi setiap langkah perjuangan kita. Aamiin !
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI