Mohon tunggu...
Ghofiruddin
Ghofiruddin Mohon Tunggu... Penulis - Penulis/Blogger

Seorang pecinta sastra, menulis puisi dan juga fiksi, sesakali menulis esai nonfiksi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jika Kau Ingin Bicara: Asu!

15 November 2021   16:59 Diperbarui: 15 November 2021   17:46 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh form PxHere

Ah, ternyata tidak satupun buku yang kau ambil untuk kau baca. Nada kecil dari telepon pintarmu memberitahukan bahwa ada obrolan penting dari seseorang yang masuk. 

Aku membayangkan itu adalah dari seorang yang tengah kau taksir. Kau taksir tentang kecantikan wajahnya untuk dibandingkan dengan wajah-wajah yang mungkin lebih cantik. Kau taksir tentang kehidupannya, dan dalam rentang waktu yang sebentar telah kau pastikan tentang masa depan dan juga mungkin saat-saat pengakhiran yang seolah-olah akan tetap seperti itu.

 Tidak akan ada perubahan. Kau taksir tentang tinggi dan berat badannya, kau taksir tentang payudara yang menggantung di dadanya, juga ukuran kutang yang membungkusnya. Kau taksir tentang bedak dan segala kosmetik yang dihabiskannya untuk memoles wajahnya. Kau taksir berapa biaya belanja yang mungkin akan kau keluarkan jika hidup bersamanya.

 "Asu!" aku mendengar nada gerutu dari mulutmu dan mataku pun melayu. Tubuhku pun molet untuk beralih kepada pemandangan sebuah tembok di sampingku. Dari balik tembok itu, terdengar gonggong-gonggongan anjing sebelah yang sedang dimandikan dengan wewangian-wewangian kembang kemenyan dan kembang mawar. 

Tampaknya anjing itu akan dijadikan persembahan untuk meredakan gerutuan-gerutuan yang terus menyembur dari mulut orang-orang yang sudah tidak betah dengan hujan-hujan yang waktu turunnya terlalu berjarak. Permandian dan persembahan anjing-anjing liar yang lagi-lagi akan ditayangkan dan diunggah langsung untuk menjadi mangsa monster data yang suatu saat akan dijadikan sumber kekuatan untuk menyapu habis ras yang telah mulai merenta bernama manusia. 

*** 

Akhirnya, kau berbicara juga kepadaku. Aku coba mendengarkan suara dan kata-katamu. Meskipun terdapat sebuah keengganan yang sangat besar untuk mendengarkan suara-suara selain yang muncul dari dalam diriku. 

"Tidur?" tanyamu di bibir pintu. 

"Hah?" tanyaku enggan. 

"Tidur?! Ada yang mencarimu," satu kalimat kau tambahkan setelah tanda tanya. 

"Siapa?" tanyaku enggan. 

"Orang," satu kata saja tanpa imbuhan jejalan kata-kata yang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun