Mohon tunggu...
Achmad GhoffarMachmud
Achmad GhoffarMachmud Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi bermain game, rebahan, suka beatbox

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

MIXUE: Penguasa Market Power Ice Cream and Tea Franchise di Indonesia

22 Maret 2023   09:47 Diperbarui: 22 Maret 2023   09:56 1482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai negara yang sedang berupaya menjadi negara adidaya melalui kebijakan One Belt One Road-nya, China telah lama menjadi rekan dagang terbesar bagi Indonesia. Hubungan perdagangan China dengan Indonesia ini bahkan mengalahkan negara adidaya seperti Amerika sebagai mitra perdagangan internasional indonesia. Persentase perdagangan yang dilakukan Indonesia dengan China pada tahun 2021 mencapai 26,3 % dari total keseluruhan, persentase tersebut mengalahkan persentase perdagangan Indonesia dengan Amerika pada tahun yang sama yang hanya mencapai 12,61%.

Hubungan dagang antara Indonesia dan China di tahun mendatang juga diperkirakan bakal semakin menguat, diliat dari peningkatan jumlah ekspor-impor antar masing-masing negara yang semakin meningkat. 

Dilansir dari Badan Pusat Statistik (BPS), data nilai perdagangan antara China dan Indonesia pada tahun 2021 mencapai lebih dari USD $100 miliar. 

Jika didata secara rinci, nilai ekspor Indonesia ke China pada tahun 2021 sendiri bisa mencapai USD $53,76 Milliar, tidak berbeda jauh dengan impor yang dilakukan Indonesia dari China yang mencapai USD $56,23 miliar pada tahun yang sama. Nilai perdagangan China dan Indonesia sendiri menjadi penyumbang porsi terbesar bagi Indonesia dari jumlah seluruh nilai perdagangan Indonesia dengan mitra lainnya yang jumlahnya mencapai USD $427,71 miliar. 

Nilai perdagangan China dan Indonesia pada tahun 2022 sendiri mencapai hingga US$109,22 miliar, meningkat 26% dari tahun lalu pada periode yang sama, dan menyumbang 24,6% dari jumlah total nilai perdagangan Indonesia dengan seluruh mitranya pada tahun 2022.

Dengan eratnya hubungan perdagangan antara China dan Indonesia, hal ini memudahkan kegiatan ekonomi antar kedua pihak, terutama bagi perusahan asing untuk membuka cabang bisnis di negara lain. Salah satu contohnya yaitu perusahan waralaba Mixue Ice Cream & Tea milik Zhang Hongchao. Perusahaan yang telah berdiri sejak bulan Juni 1997 ini memiliki lebih dari 20. 000 cabang gerai mixue  di China dan negara lain di asia pasifik, salah satunya Indonesia. banyaknya franchise yang berdiri ini menjadikan Mixue sebagai salah satu perusahaan F&B dengan franchise terbanyak di dunia mengikuti jejak McDonald, Starbuck, dan KFC.

Gerai Mixue ini pertama kali muncul di Indonesia pada tahun 2020, di Bandung, dan kemudian merambat dengan pesat ke kota-kota lain di Indonesia. Franchise Mixue di Indonesia sendiri saat ini dipegang oleh perusahaan PT Zhisheng Pacific Trading. Hingga saat ini, tercatat Mixue telah memiliki 317 toko menurut data dari pandaily yang terhitung per akhir maret 2022.

Lalu apa yang membuat franchise Mixue ini berhasil di Indonesia hanya dalam kurun waktu yang singkat? Seorang dosen strategi pemasaran dari Universitas Airlangga, Prof Dr Sri Hartini SE MSi, mempunyai beberapa jawaban mengenai itu. Menurutnya, ada 4 aspek poin yang berhasil dilakukan oleh mixue secara bersamaan dan menggunakannya dengan baik. 

4 aspek tersebut yaitu permainan harga, kualitas produk, penempatan pasar, dan strategi promosi yang baik. Hartini beropini bahwa Mixue berhasil menggunakan teori marketing strategy, yaitu penetration pricing yang menjual dengan harga yang terbilang murah. Sensitifitas harga merupakan poin penting bagi Mixue. 

Mixue menyasar segmen ekonomi kalangan menengah yang rata-rata dikuasai oleh remaja, sehingga pasar ini cocok bagi mixue untuk berbisnis dengan cost yang low karena segmen tersebut kebanyakan berfokus pada harga daripada gaya dan kualitas. Yang kedua yaitu kualitas produk, Mixue mempunyai menu yang beragam, variatif dan kualitas rasanya juga tidak buruk mengingat harga jual yang murah. 

Harga ice cream yang dibanderol hanya 8 ribu sudah bisa menghibur mulut banyak pelanggan. Yang ketiga yaitu penempatan pasar, Mixue menggunakan model franchise dimana kemitraan yang mengurus, sehingga tempat gerai mixue dibuka tidak perlu mewah dan mahal, melainkan ramai dan strategis. Poin keempat yaitu strategi promosi, dimana mixue berhasil menggunakan marketing place nya dengan baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun