Mohon tunggu...
Achmad GhoffarMachmud
Achmad GhoffarMachmud Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi bermain game, rebahan, suka beatbox

Selanjutnya

Tutup

Politik

Potensi Kanal Kra Terhadap Jalur Perdagangan Ekonomi di Selat Malaka

8 Maret 2023   13:31 Diperbarui: 8 Maret 2023   13:42 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jika kanal kra ini dapat terealisasikan, Selat Malaka akan terkena dampak yang sangat signifikan. Selat Malaka akan kehilangan gelar sebagai jalur utama perdagangan internasional karena jalur yang melalui terusan kra jelas lebih efektif dan lebih menguntungkan banyak pihak. Selain itu, hadirnya kanal kra bisa mempengaruhi ekonomi Singapura, karena Sebagian besar pemasukan ekonomi singapura berasal dari aktivitas di Selat Malaka.

Indonesia sendiri juga bisa terkena dampak jika tidak memanfaatkan situasi dengan baik. Jika kanal kra terealisasi, Indonesia punya peluang untuk mendapatkan keuntungan karena posisi geografisnya. Caranya dengan menjadikan Batam sebagai tempat Pelabuhan transit yang bisa menyaingi Singapura. Selain itu Pelabuhan Kuala Tanjung yang ada di Sumatra juga bisa digunakan sebagai Pelabuhan transit  sebelum melintasi kanal kra.

Sebuah skenario telah dibuat oleh Institute  of Developing  Economies, Japan  External  Trade  Organization (IDE-JETRO) pada tahun 2016 tentang dampak ekonomi bagi negara sekitar jika kanal kra berhasil terealisasi. Skenario yang pertama yaitu Kanal Kra  dan  Selat  Malaka  hidup bersamaan, Hasilnya Indonesia tidak mengalami kerugian yang banyak karena Selat Malaka yang masih berfungsi. Lalu Skenario ke 2 yaitu Kanal Kra aktif dan Selat Malaka ditutup dan akan digantikan dengan feeder dari Kanal Kra ke Singapura. Skenario ini memberikan potensi dampak terbesar bagi Indonesia yaitu mengalami penurunan 0.33%.

Jika kanal kra ini benar-benar terjadi maka akan berdampak besar bagi perekonomian di asia tenggara terutama bagi selat malaka. Namun sayangnya, pembuatan kanal ini memiliki resiko yang besar. Hal itu dikarenakan biaya pembangunan yang mencapai USD 28 miliar dollar, proses pembangunan yang membutuhkan waktu paling sedikit 8 tahun, potensi kerusakan lingkungan di sekitar kanal, dan adanya protes dari rakyat Thailand karena akan memisahkan 4 provinsi yang bisa memicu gerakan separatis yang bisa merugikan Thailand.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun