Hal tersebut tentulah menimbulkan kontroversi dari berbagai pihak bahkan sesama konten kreator sendiri. Selain itu, banyaknya konten di youtube yang mengandung hoax yang menjatuhkan berbagai pihak yang dirugikan terutama presiden Joko Widodo. Banyaknya isu-isu hoax yang menyangkut presiden Joko Widodo yang menyebabkan sebagian masyarakat yang percaya hoax tersebut memiliki rasa benci dengan pemerintah sendiri. Padahal pemerintah sebagai pemimpin yang harus dihargai dan dihormati.Â
Memang sangat sulit memperbaiki produksi konten kreator di Indonesia karena pada dasarnya sebagian masyarakat lebih percaya hanya dengan satu sumber saja dan tidak mencari tahu fakta yang sebenarnya sehingga hal tersebut membuat produksi konten hoax menjadi-jadi. Banyaknya para konten kreator juga membuat konten yang tidak berfaedah seperti konten prank.Â
Prank sendiri merupakan lelocon praktikal yang dimainkan oleh beberapa orang hingga memnyebabkan target yang menjadi sasarannya kaget, tidak nyaman dan keheranan dan termasuk dalam komedi gelap. Artinya adalah candaan dari prank tersebut mengandung hal-hal yang dianggap negatif. Candaan ini menimbulkan kontroversi. Prank juga menimbulkan kerugian bagi pihak yang merasa dirugikan.Â
Contohnya saja seperti yang dilakukan oleh konten kreator youtube Ferdian Paleka. Ia membuat konten prank di channel youtube nya dengan memberikan sampah yang dibungkus oleh dus kepada waria di Kota Bandung. Akibat perlakuannya tersebut, ia harus berurusan dengan polisi karena korban yang di prank tersinggung atas perlakuannya yang merugikan orang lain. Ia sempat dalam pencarian polisi hingga akhirnya ia tertangkap saat sedang menuju Pelabuhan Merak, Banten.Â
Hal-hal yang merugikan orang lain tentulah harus diperhatikan dan harus ditindak tegas dengan melakukan take down video konten tersebut oleh pihak youtube dalam mengawasi para penggunanya terutama konten-konten yang mengandung hoax dan merugikan orang lain harus lebih diperhatikan lagi karena hal ini dapat dijadikan contoh bagi sebagian masyarakat yang menonton dan mengganggap bahwa tindakan tersebut dibenarkan, apalagi youtube tidak bisa diprediksi penontonnya siapa saja. Pasalnya youtube kini ditonton dari berbagai macam kalangan terutama anak-anak yang tentunya belum bisa membedakan hal yang baik dan yang buruk.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H