Mohon tunggu...
Diah Simangunsong
Diah Simangunsong Mohon Tunggu... Pelaut - Memperpanjang langkah

Berjalanlah selagi masih punya kaki dan mata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hajatan: Saat Bawa Pulang Banyak Kue

9 Maret 2023   17:09 Diperbarui: 9 Maret 2023   17:16 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kue hajata di Nagekeo, tinggal 3 kue karena yang satu sudah habis aku makan. Dokpri

Namun hajatan di Nagekeo di bawah salah satu kue dipiring tersebut telah disediakan sebuah plastik sebagai wadah jika kuenya tidak habis dimakan ditempat dan akan dibawa pulang

Wawww.... ini sangat menarik dan aku belum pernah liat ini sebelumnya.

Jiwa-jiwa anak kosan mulai bersemi dong, dengan gerakan slow tapi pasti mulai memasukkan kue satu persatu kedalam plastik, bontot pulang ke kosan, untuk cemilan diwaktu senggang.

Kue hajata di Nagekeo, tinggal 3 kue karena yang satu sudah habis aku makan. Dokpri
Kue hajata di Nagekeo, tinggal 3 kue karena yang satu sudah habis aku makan. Dokpri

Nah, kali ini aku datang ke hajatan masyarakat Mbay (salah satu kelompok masyarakat di Nagekeo yang memiliki adat dan istiadat tertentu). Hajatan ini dengan niat, pihak laki-laki datang untuk meminang anak perempuan dari yang menyelenggarakan hajatan.

Prosesinya memakan waktu yang cukup lama 5-7 jam mulai dari kehadiran, diskusi hari H pernikahan, diskudi belis (mahar), diskusi uang untuk acara dan lain-lain. Tapi pada cerita ini saya hanya menceritakan tentang kebiasan memberikan kue saat hajatan.

Saat acara berlangsung aku duduk tepat disamping perwakilan perempuan dan laki-laki jadi cukup jelas bagaimana prosesi meminang masyarakat Mbay terjadi, jika penasaran dengan prosesinya tulis dikolom komentar yaa, nanti aku coba ceritakan dengan jelas.

Dari hajatan ini saya semakin percaya bahwa Indonesia ini beragam dan masing-masing kelompok masyarakat punya caranya sendiri untuk menyelenggarakannya.

Indonesia memang negara yang kaya dengan Budaya, saya bangga dilahirkan di tanah Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun