Usulan aneh ini tidak harus ditanggapi secara berlebihan, jika ada satu orang anggota DPRD Kabupaten Solok Selatan dan anggota komunitas di "Bangun Rejo" tersebut mengusulkan penggantian nama Puncak Kerinci. Penulis percayalah, sangat banyak sekali masyarakat Kabupaten Solok Selatan dan masyarakat Sumatera Barat yang menolaknya mentah-mentah. Meskipun tujuanya menghormati kisah pendakian Presiden Joko Widodo ke Puncak Kerinci namun hal itu tidak perlu sama sekali.
Puncak Inderapura sudah sebaiknya diperbiarkan seperti adanya sekarang ini.G. Kesimpulan Saya berpendapat bahwa status Gunung Kerinci bukanlah sepenuhnya milik Masyarakat Adat di Kerinci saja. Mengingat fakta bahwa status Gunung tersebut adalah “Lantak Sempadan” alam maka statusnya merupakan milik bersama antara masyarakat Adat Alam Kerinci, masyarakat Adat Rantau XII Koto dan masyarakat Adat Inderapura. Maka sebaiknya sengketa wilayah tersebut juga di kembalikan penyelesainya menurut Adat Lama Pusaka Usang oleh para Depati dan Raja yang mamacik “Peti Bunian” di Jurai-Jurai gunung tersebut.
Sedikit dari sumber catatan ini :
- Voorhoeve, P. 1941, Tambo Kerintji: Disalin dari Toelisan Djawa Koeno, Toelisan Rentjong dan Toelisan Melajoe jang Terdapat pada Tandoek Kerbau, Daoen Lontar, Boeloeh dan Kertas dan Koelit Kajoe, Poesaka Simpanan Orang Kerintji, P.Voorhoeve, dengan pertolongan R.Ng.Dr. Poerbatjaraka, toean H.Veldkamp, controleur B.B., njonja M.C.J. Voorhoeve, Bernelot Moens, goeroe A. Hamid
- Hasselt, A. L. (1881). De talen en letterkunde van Midden-Sumatra, door A.L. van Hasselt. Leiden: E.J. Brill.
- Gallop, A. Teh. (2002). Malay seal inscriptions: a study in Islamic epigraphy from Southeast Asia.
- Naskah Tambo Alam Sungai Pagu -- Diakses 19 februari 2018 koleksi microfilm Minangkabau.org
- Overzichtskaart van de Afdeeling Koerintji der Residentie Djambi, 1907 diakses 19 Februari 2018 dari RUL
- Wawancara dengan Daulat yang Dipertuan Maharadja Bungsu 08 Januari 2018
- Wawancara dengan Puti Ros Dewi Balun 07 Januari 2018 19 Februari 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H