Sering kali kita jumpai permasalahan yang dihadapi oleh siswa kelas 12 ketika akan memasuki perguruan tinggi. Mereka berbondong -- bondong datang ke ruang BK dan menemui guru BK atau konselor untuk meminta infromasi. Guru BK atau konselor biasanya memberikan informasi tentang seputar PTN yang akan dituju, merekomendasikan jurusan yang diminati, dan seberapa ketat persaingan masuknya.
Dalam menjadi konselor seorang guru BK harus mempunyai kecakapan dalam berkomunikasi. Maka dari itu komunikasi menjadi sangat penting bagi konselor dan konseli, salah satu cara berkomunikasi yang dapat diterapkan dalam sekolah yaitu cara komunikasi terapeutik. Apasih komunikasi terapeutik itu?
Komunkasi terapeutik adalah komunikasi yang menyembuhkan konseli/pasien dalam rangka memberikan kenyamanan bercerita, mengatasi gangguan psikologis, dan mengurasi rasa stress atau sebuah kecemasan. Ketika berkomunikasi biasanya sorang guru BK hanya sekedar memberi infromasi kepada siswa, tetapi tidak boleh memberikan saran atau langsung memberikan nasehat. Contohnya seperti : " kamu harus masuk di PTN ini.... dengan jurusan ini...".
Mengapa memberikan saran atau nasehat tidak diperbolehkan?
Sebenarnya boleh saja tetapi tidak dianjurkan, karena sebuah keputusan bukan berada ditangan seorang konselor melainkan siswa sendiri yang tau minat, bakat, dan tujuannya. Seorang konselor hanya sebagai perantara dalam sebuah penyampaian kecemasan atau overthinking yang berlebihan.Â
1. Adapun tujuan penerapan komunikasi terapeutik yaitu :Â
2. Penerimaan dan rasa hormat pada diri sendiri
3. Identitas diri yang jelas dan integritas diri yang tinggiÂ
4. Kemampuan membina hubungan interpersonal yang intim, saling tergantung dan mencintai
Mencapai tujuan interpersonal yang realistisÂ
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi terapeutik ini sangat penting diterapkan untuk  dapat memahami seseorang dalam menyelesaikan atau memecahkan sebuah masalah.
 Dalam berkomunikasi terapeutik biasanya seorang konselor memiliki tingkat keprofesionalan pelayanan konseling. Adapun salah satu Tingkat yang diigunakan konselor/ guru BK disekolah yaitu biasa disebut dengan Pragmatik. Tingkat pragmatik sendiri biasanya menggunakan cara -- cara yang menurut pengalaman konselor diaggap memberikan hasil yang optimal, tidak berdasarkan pada teori tertentu.Â
Seorang konselor juga harus menghindari hal -- hal berikut kepada konseli:Â
1. Membandingkan/ComparingÂ
Seorang konselor tidak boleh membandingkan seorang konseli dengan konseli lain yang permasalahannyajelas -- jelas berbeda, karena hal itu dapat memicu tumbuhnya rasa tidak percaya diri/ insecure.
2. Membaca pikiran /Mind readÂ
Seorang konselor hendaknya mendengarkan dulu apa permasalahan yang dihadapi seorang konseli, jangan langsung menyimpulkan atau memprediksi pikiran orang lain.Â
3. Rencana/Planning
Seorang konselor sebaiknya hanya memberikan informasi saja, jangan membuat atau membrikan planning kepada konseli.
4. Memilih topik yang disukai/Filterring
Setiap masalah itu merupakan puzzle yang tidak bisa kita pilih. Sebuah puzzle pasti sudah berupa gambar acak yang harus kita susun/ kita benahi satu -- persatu, sebagai seorang konselor kita harus siap menerima dan menampung segala cerita dari berbagai macam konseli, tidak bisa memilih maupun memilah masalah yang hanya diminati.
5. Penilaian/Judging
Ketika seorang konseli mempunyai masalah dan bercerita kepada konselor, seorang konselor tidak boleh memberikan penilaian terhadap konseli, hanya boleh mendegarkan saja.
Maka dari itu konseling akan berjalan berhasil jika 70% kolaorasi konselor -konseli dan 30% Teknik konseling. Setiap organisasi contohnya sekolah, mereka akan mempunyai Tingkat keberhasilan koseling sendiri -- sendiri, karena kebutuhan setiap siswa berbeda -- beda.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI