Mohon tunggu...
GHINA KHAIRUNNAJAH
GHINA KHAIRUNNAJAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI UNIVERSITAS MERCU BUANA| PRODI S1 AKUNTANSI | NIM 43223010167

Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG Universitas Mercu Buana Meruya Prodi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Gaya Kepemimpinan Raden Mas Panji Sosrokartono

24 Oktober 2024   15:26 Diperbarui: 24 Oktober 2024   15:27 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendekatan Sosrokartono terhadap pendidikan sebagai alat pemberdayaan masyarakat sangat relevan hingga saat ini. Di tengah sistem pendidikan yang cenderung fokus pada hasil dan angka, Sosrokartono mengingatkan pentingnya mengedepankan aspek pembentukan karakter dan pemahaman budaya. Ia mengajarkan bahwa pendidikan yang baik adalah yang mampu menciptakan individu yang tidak hanya pandai dalam teori, tetapi juga memiliki jiwa kepemimpinan, empati, dan komitmen terhadap kemajuan masyarakatnya. Warisan pemikirannya ini masih menjadi inspirasi untuk mengembangkan sistem pendidikan yang lebih inklusif, komprehensif, dan berfokus pada pemberdayaan.

c) Pendekatan Spiritual dan Kesehatan

Sosrokartono tidak hanya dikenal sebagai seorang intelektual dan diplomat, tetapi juga sebagai penyembuh yang menggunakan metode spiritual dan tradisional untuk membantu orang-orang di sekitarnya. Kemampuan penyembuhannya memperlihatkan sisi lain dari kepemimpinannya, di mana ia tidak hanya berfokus pada pencapaian intelektual atau diplomasi politik, tetapi juga peduli pada kesejahteraan fisik dan mental masyarakat. Melalui metode penyembuhan yang ia kembangkan, Sosrokartono menunjukkan bahwa kepemimpinan sejati harus mencakup perhatian terhadap kesejahteraan komprehensif, yang meliputi tubuh, pikiran, dan jiwa.

Pendekatan penyembuhan yang dilakukan oleh Sosrokartono menggabungkan kearifan lokal dengan elemen spiritualitas yang mendalam. Ia memanfaatkan teknik pengobatan tradisional yang diwarisi dari budaya Jawa dan mengintegrasikannya dengan pendekatan meditasi dan kekuatan spiritual. Melalui cara ini, ia tidak hanya merawat fisik orang-orang yang datang kepadanya, tetapi juga membantu mereka menemukan ketenangan batin dan keseimbangan emosional. Pendekatan ini mencerminkan keyakinannya bahwa kesehatan tidak bisa hanya diukur dari aspek fisik semata, tetapi harus dilihat secara menyeluruh, termasuk kondisi mental dan spiritual.

Selain itu, metode penyembuhan Sosrokartono juga menonjolkan empati yang tinggi terhadap orang lain. Ia memiliki kemampuan untuk mendengarkan dengan penuh perhatian, memahami masalah yang dihadapi orang lain, dan memberikan solusi yang tidak hanya bersifat medis, tetapi juga bersifat spiritual dan emosional. Hal ini membuatnya sangat dihormati dan dicintai oleh mereka yang pernah merasakan bantuannya. Sosrokartono menunjukkan bahwa seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, karena inilah yang membangun kepercayaan dan kedekatan yang tulus antara pemimpin dan mereka yang dipimpinnya.

Di dalam konteks kepemimpinan, pendekatan spiritual dan kesehatan yang diterapkan oleh Sosrokartono menunjukkan bahwa pemimpin yang efektif harus mampu memahami dan memenuhi kebutuhan manusia yang lebih mendalam. Dalam dunia yang penuh dengan tekanan dan ketidakpastian, perhatian terhadap kesejahteraan mental dan emosional menjadi sangat penting. Sosrokartono membuktikan bahwa dengan pendekatan yang penuh kasih dan empati, seorang pemimpin bisa membantu orang-orang mengatasi rasa cemas, stres, dan ketidakpastian yang mereka hadapi, sehingga mereka bisa menjalani hidup dengan lebih tenang dan bermakna.

Pendekatan komprehensif yang diterapkan oleh Sosrokartono mengajarkan kita tentang pentingnya keseimbangan antara kecerdasan intelektual dan kedalaman spiritual dalam kepemimpinan. Di era modern, di mana seringkali aspek-aspek spiritual diabaikan, pendekatan ini tetap relevan karena mengingatkan kita bahwa manusia tidak hanya terdiri dari tubuh yang bekerja dan pikiran yang berpikir, tetapi juga memiliki jiwa yang membutuhkan perhatian dan perawatan. Sosrokartono mengajarkan bahwa untuk menjadi pemimpin yang efektif, seseorang harus mampu melihat manusia secara utuh, dan memberikan perhatian yang seimbang terhadap kebutuhan fisik, mental, dan spiritual mereka.

Kesimpulan

Gaya kepemimpinan Raden Mas Panji Sosrokartono memberikan pelajaran yang sangat berharga tentang pentingnya memimpin dengan kebijaksanaan, empati, dan visi yang luas. Dalam setiap langkah yang diambilnya, ia menunjukkan bahwa kepemimpinan bukan hanya soal penguasaan kekuasaan atau posisi, tetapi juga tentang bagaimana seseorang dapat memengaruhi dan mengarahkan orang lain menuju tujuan bersama. Sosrokartono tidak hanya memikirkan kepentingan dirinya, tetapi lebih kepada bagaimana tindakan dan keputusan yang diambilnya dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. Dengan prinsip-prinsip ini, ia berhasil menciptakan sebuah model kepemimpinan yang tetap relevan hingga saat ini.

Sosrokartono menggabungkan nilai-nilai kebudayaan lokal dengan wawasan global, menjadikannya sosok yang mampu menjadi jembatan antara Timur dan Barat. Dalam era kolonialisme, ketika banyak pemimpin lebih fokus pada identitas nasional yang sempit, Sosrokartono memahami bahwa untuk membangun masyarakat yang kuat, Indonesia perlu terbuka terhadap pemikiran dan praktik baik dari luar. Ia mengambil pelajaran dari berbagai budaya dan menjadikannya sebagai sumber inspirasi untuk memajukan bangsanya. Dalam konteks modern, hal ini menjadi semakin penting karena tantangan yang dihadapi sering kali melibatkan interaksi antarbudaya yang kompleks.

Dengan pendekatan yang humanis, Sosrokartono mampu mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dalam kepemimpinannya. Ia memahami bahwa di balik setiap angka dan statistik, ada manusia dengan cerita, perasaan, dan kebutuhan. Melalui tindakan-tindakannya, seperti mendirikan sekolah dan klinik, ia menunjukkan bahwa kepemimpinan yang baik adalah yang berfokus pada kesejahteraan masyarakat. Ini menjadi pelajaran bagi pemimpin masa kini untuk tidak hanya mengejar target dan hasil, tetapi juga memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil berdampak positif pada kehidupan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun