Mohon tunggu...
GHINA KHAIRUNNAJAH
GHINA KHAIRUNNAJAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI UNIVERSITAS MERCU BUANA| PRODI S1 AKUNTANSI | NIM 43223010167

Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG Universitas Mercu Buana Meruya Prodi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Gaya Kepemimpinan Raden Mas Panji Sosrokartono

24 Oktober 2024   15:26 Diperbarui: 24 Oktober 2024   15:27 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama hidupnya, Sosrokartono menguasai lebih dari 25 bahasa. Kemampuan ini memungkinkan dia untuk menjadi seorang mediator dan diplomat yang efektif, terutama ketika bekerja sebagai penerjemah di Eropa. Komunikasi lintas budaya adalah salah satu ciri khas kepemimpinannya yang memungkinkan dia untuk membangun jembatan antara berbagai bangsa dan budaya. Di era digital saat ini, keterampilan komunikasi lintas budaya menjadi semakin penting dalam memimpin organisasi multinasional atau komunitas global yang semakin beragam.

Kemampuan luar biasa Sosrokartono dalam menguasai lebih dari 25 bahasa bukan hanya sekadar keahlian linguistik, tetapi juga mencerminkan kemampuannya untuk memahami dan menghargai keragaman budaya. Kemampuan ini memberinya akses langsung ke berbagai pemikiran, perspektif, dan cara hidup yang berbeda, sehingga ia mampu menjembatani perbedaan yang ada di antara berbagai bangsa. Selama bekerja sebagai penerjemah di Eropa, terutama saat Perang Dunia I, Sosrokartono memainkan peran penting dalam memfasilitasi dialog antara pihak-pihak yang berbeda, memungkinkan mereka untuk berkomunikasi dengan lebih baik dan memahami satu sama lain. Dalam dunia yang penuh ketegangan dan konflik, kemampuan seperti ini sangat berharga untuk menciptakan perdamaian dan pengertian bersama.

Komunikasi lintas budaya yang dijalankan oleh Sosrokartono menekankan pentingnya empati dan keterbukaan. Ketika seseorang menguasai bahasa lain, mereka tidak hanya belajar kata-kata, tetapi juga memahami konteks budaya yang menyertainya. Sosrokartono menunjukkan bahwa menguasai bahasa asing berarti mampu memahami cara berpikir, nilai, dan cara pandang orang-orang dari budaya tersebut. Hal ini membuatnya mampu beradaptasi dan berbicara dengan berbagai macam orang tanpa menimbulkan kesalahpahaman atau ketegangan. Sosrokartono dengan cerdas memanfaatkan kemampuan ini untuk memperkuat posisi Indonesia di dunia internasional, sambil terus menjaga dan mempromosikan nilai-nilai kejawaan yang ia anut.

Di era digital saat ini, keterampilan komunikasi lintas budaya menjadi semakin penting, terutama dalam memimpin organisasi multinasional atau komunitas global yang semakin beragam. Di mana banyak pemimpin masih terjebak dalam kendala bahasa dan budaya yang dapat menghambat komunikasi efektif, Sosrokartono telah menunjukkan bagaimana seorang pemimpin dapat melampaui batas-batas tersebut. Dalam konteks bisnis modern, misalnya, perusahaan dengan operasi global memerlukan pemimpin yang bisa memahami nuansa budaya di berbagai negara. Mereka harus bisa berkomunikasi dengan tim dari latar belakang yang berbeda, menangkap perbedaan budaya dengan sensitif, dan merumuskan strategi yang bisa diterima oleh semua pihak. Hal-hal ini sangat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan produktif.

Kemampuan komunikasi lintas budaya yang dimiliki oleh Sosrokartono juga menegaskan pentingnya soft skill dalam kepemimpinan. Sering kali, keterampilan seperti ini diabaikan karena dianggap tidak sepenting kemampuan teknis atau administratif. Namun, Sosrokartono membuktikan bahwa untuk bisa menjadi pemimpin yang efektif, seseorang harus mampu mendengarkan, berempati, dan memahami cara berpikir orang lain, terutama ketika mereka berasal dari latar belakang budaya yang berbeda. Ini adalah kualitas yang sulit diajarkan melalui pendidikan formal, tetapi sangat penting untuk dikembangkan jika seseorang ingin menjadi pemimpin yang dihormati dan diakui di tingkat global. Sosrokartono menjadi bukti nyata bahwa kepemimpinan sejati adalah tentang kemampuan untuk memahami, menghubungkan, dan menyatukan berbagai perbedaan menjadi sebuah harmoni yang lebih besar.

c) Kepemimpinan Humanis

Kepemimpinan Sosrokartono dikenal sangat humanis karena ia selalu menempatkan kesejahteraan orang lain sebagai prioritas utama dalam setiap tindakannya. Berbeda dengan gaya kepemimpinan yang otoriter atau berfokus pada keuntungan pribadi, Sosrokartono menunjukkan dedikasi yang tulus untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Salah satu bentuk nyata dari kepemimpinan ini adalah pendirian sekolah dan klinik pengobatan di Indonesia. Melalui inisiatif tersebut, ia berusaha memberdayakan masyarakat dengan memberikan akses pada pendidikan yang layak dan layanan kesehatan yang terjangkau. Baginya, pendidikan dan kesehatan adalah dua aspek fundamental yang harus dimiliki setiap individu agar bisa berkembang dan berkontribusi secara positif dalam masyarakat.

Pendidikan yang dirintis oleh Sosrokartono tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan semata, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual yang kuat. Ia percaya bahwa pendidikan harus mampu membentuk karakter seseorang, bukan hanya kecerdasannya. Oleh karena itu, pendekatan pendidikan yang ia terapkan lebih bersifat komprehensif, mencakup aspek intelektual, emosional, dan spiritual. Dengan cara ini, Sosrokartono berharap bisa melahirkan generasi baru yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki rasa empati dan tanggung jawab sosial yang tinggi. Kepemimpinan humanisnya tercermin dalam cara ia memperlakukan murid-muridnya dengan kasih sayang dan kesabaran, sehingga mereka bisa belajar dengan rasa percaya diri dan tanpa rasa takut.

Selain pendidikan, Sosrokartono juga sangat peduli terhadap kesehatan masyarakat. Dengan mendirikan klinik pengobatan, ia menyediakan akses layanan kesehatan yang diperlukan oleh masyarakat luas, terutama mereka yang kurang mampu. Klinik ini tidak hanya fokus pada penyembuhan fisik, tetapi juga pada penyembuhan spiritual, sebuah konsep yang mungkin belum umum pada masa itu. Sosrokartono memahami bahwa kesehatan bukan hanya soal fisik, tetapi juga keseimbangan mental dan emosional. Pendekatan pengobatan yang menggabungkan ilmu modern dengan kebijaksanaan tradisional ini menunjukkan visinya yang luas tentang kesehatan komprehensif, di mana kesejahteraan seseorang dipandang sebagai kesatuan dari tubuh, pikiran, dan jiwa.

Kepemimpinan humanis yang diperlihatkan oleh Sosrokartono sangat relevan dalam konteks saat ini, di mana dunia membutuhkan lebih banyak pemimpin yang mengutamakan kesejahteraan masyarakat daripada sekadar mengejar keuntungan atau kekuasaan. Sosrokartono menjadi teladan bagaimana seorang pemimpin bisa memberikan dampak yang nyata dan positif dengan berfokus pada kebutuhan dasar manusia---pendidikan dan kesehatan---serta mengangkat nilai-nilai kemanusiaan yang sering kali terabaikan dalam kepemimpinan modern. Ia menunjukkan bahwa kepemimpinan sejati adalah tentang melayani dan memberdayakan orang lain, membantu mereka menemukan potensi terbaik dalam diri mereka, dan menciptakan lingkungan di mana setiap orang bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal.

3. Bagaimana Sosrokartono Menerapkan Gaya Kepemimpinannya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun