Mohon tunggu...
Ghilman Hizbul Islam
Ghilman Hizbul Islam Mohon Tunggu... -

Student of Internasional Islamic University of Islamabad Teacher of Mahad Tahfidz Ibn Al Qayyim Malaysia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bismillah, Aku Melangkah

1 Maret 2018   09:46 Diperbarui: 23 Maret 2018   11:25 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Madinah Al Munawwarah, 15 Agustus 2017

Biarkan hari hari terus berlari, Tetaplah jadi manusia mulia, apapun yang terjadi. Jangan galau dengan tiap kejadian sehari hari, karena tak ada yang abadi, semua akan datang dan pergi. Jadilah pemberani melawan rasa takutmu sendiri.

 " Ini adalah wasiat terakhir ibumu kepadamu wahai anakku, dia menulisnya tepat sehari sebelum wafat di masjid terbaik ke dua di dunia, Masjid Nabawi " ujar ayah Mehmed sambil berlinang air mata.

Mehmed menitikan air mata. Ia menangis, sendu, kalimat wasiat itu benar benar menguras emosinya, bagaimana tidak? Dia selalu rindu dapat berkumpul dan menjalani kehidupan bersama orangtuanya, namun langit tak berkehendak.

*****

Masa masa di Pondok Madani melesat cepat

Selama enam tahun Mehmed menyelesaikan studi nya, dia belajar banyak dari apa yang ia jalani, bahkan ia selalu juara dalam lomba pidato di pondok . Saat kelulusan pun menjadi sama saja seperti hari hari yang lainya, ya disaat semua teman temanya ditemani oleh para orang tua mereka di hari yang berbahagia itu, dia tetap sendiri. Apakah mereka tidak pernah memikirkanku sedikit saja atau bertemu denganku selama satu atau dua detik pun? Pertanyaan itu kembali muncul di benak Mehmed.

Tidak perlu waktu lama untuk Mehmed untuk melanjutkan studinya, bahkan ia menerima beasiswa dari Universitas Al Azhar, universitas tertua di dunia, yang juga merupakan kiblat ilmu keislaman dunia. Di negeri kinanah itu lah Mehmed memulai langkah untuk meneruskan cita cita kedua orangtuanya.

Setelah dua tahun tinggal di Mesir,  Mehmed mulai dikenal oleh Grand Syaikh Azhar,jabatan penting di mesir, dan dianggap oleh umat islam sebagai otoritas tertinggi dalam pemikiran islam. Beliau terkagum kepada Mehmed saat ia menjadi pembicara di suatu halaqoh di Universitas yang sudah berumur 1000 tahun itu. Hingga ia dikenal sebagai pakar Hadits, ia sering direkomendasikan oleh Grand Syaikh Azhar untuk berceramah dalam dan luar mesir, bahkan sering ditugaskan mewakili beliau ketika berhalangan. Setengah perjalanan meneruskan estafet cita cita yang mulia itu.

*****

Jawaban itu datang tanpa diminta, jawaban atas pertanyaan besarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun