Mohon tunggu...
R. Dzikri Al Ghifari
R. Dzikri Al Ghifari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN "Veteran" Yogyakarta

Tertarik kepada kepenulisan yang terkait dengan isu hubungan internasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Masa Depan Hubungan Filipina-Tiongkok

16 Juni 2023   20:14 Diperbarui: 16 Juni 2023   20:23 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Terpilihnya Bongbong Marcos sebagai Presiden Filipina pada Pemilu 2022 menjadi akhir dari kepemimpinan Rodrigo Duterte setelah kalah dalam Pemilu tersebut. Sepanjang masa kampanye Bongbong Marcos menjanjikan untuk menjaga dan mempertahan kedaulatan Filipina dalam sengketa Laut China Selatan, akan tetapi disaat yang sama akan tetap menjaga hubungan baik dengan Tiongkok.

Di masa pemerintahan Presiden Bongbong Marcos, masih terlihat arah politik luar negeri Filipina yang mengedepankan kooperatif dalam penyelesaian sengketa Laut China Selatan seperti pada masa pemerintahan Rodrigo Duterte. Kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Presiden Bongbong Marcos juga terkesan berupaya untuk mendekat Tiongkok secara ekonomi, walaupun masih berusaha tegas dalam urusan Laut China Selatan. 


Kunjungan Kenegaraan Presiden Bongbong Marcos

Salah satu langkah yang diambil Presiden Bongbong Marcos adalah kunjungan kenegaraan pertamanya sebagai presiden ke Tiongkok pada tangga 3-5 Januari 2023. Kunjungan tersebut dilakukan sebagai upaya untuk merekatkan kembali hubungan kedua negara dengan berbagai kerjasama, Presiden Bongbong Marcos dalam pertemuan kenegaraan tersebut juga menyampaikan harapannya akan hubungan yang kuat antar dua negara di masa mendatang.

Dalam pertemuan kenegaraan tersebut Presiden Bongbong Marcos dan juga Presiden Xi Jinping saling menegaskan kembali nilai serta prinsip yang disepakati bersama dalam Joint Communique di tahun 1975, antara lain penyelesaian sebuah konflik secara  damai, penghormatan atas kedaulatan wilayah masing-masing, prinsip non-intervensi atas masalah internal, dan juga setujunya Filipina akan One China Policy.

Kedua presiden dalam pertemuan tersebut menyepakati gagasan untuk meningkatkan sektor perdagangan kedua negara, agar bisa mencapai bahkan melampaui tingkat volume perdagangan bilateral kedua negara pada masa sebelum Pandemi Covid19. Ditandatangani juga pembaharuan MoU yang ada antara Bursa Saham Shenzhen dan Bursa Shama Filipina. Diharapkan berbagai kerjasama yang disepakati antara kedua negara akan meningkatkan pembangunan ekonomi kedua negara yang berkelanjutan.

Di sektor pariwisata serta pendidikan juga terdapat berbagai kerjasama yang disepakati oleh kedua negara seperti Joint Cooperation to Carry out Chinese Language Education Program in the Basic Education Program of the Philippines, dan juga MoU  tentang Strengthening Agricultural Technical Education Cooperation, and the Mutual Cooperation Memorandum(MCM) on Higher Education, serta Implementation Program of the MOU on Tourism Cooperation dalam bidang pariwisata.

Akan tetapi mengenai situasi di Laut China Selatan, Filipina dan Tiongkok menekankan secara bersama bahwa isu tersebut tidak akan mendefinisikan keseluruhan hubungan bilateral kedua negara, dan setuju untuk menyelesaikan permasalahan dengan jalan damai tanpa melibatkan pihak ketiga. Dalam kunjungan kenegaraan tersebut juga ditandatangani 13 Nota Kesepahaman antara kedua negara untuk kerjasama dalam berbagai bidang , banyaknya Nota Kesepahaman ini menunjukkan usaha kedua negara terutama dengan inisiatif Presiden Bongbong Marcos untuk memperbaiki dan memperkuat hubungan bilateral antara Filipina dengan Tiongkok

Masa Depan Hubungan Filipina-Tiongkok

Berdasarkan apa yang telah disampaikan diatas, terlihat bahwa Filipina memiliki hubungan yang sangat dinamis dengan Tiongkok, dalam beberapa waktu hubungan kedua negara ini memanas, namun dilain hari hubungan antara Tiongkok dan Filipina membaik. Pergantian kepemimpinan pada Filipina menjadi salah satu faktor yang membuat hubungan kedua negara tersebut dinamis. Dapat dilihat ketika hubungan Tiongkok-Filipina di bawah Benigno Aquino III, memanas bahkan memburuk. Namun pada pelantikan Duterte memberi China kesempatan untuk memperbaiki hubungannya dengan Filipina. Kecenderungan ini terkait dengan faktor struktural hubungan internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun