Tokoh-Tokoh Muhammadiyah memainkan peran penting dalam perjalanan sejarah Indonesia dengan membawa perubahan yang cukup signifikan dalam pemikiran Islam dan praktik keagamaan. Berdiri pada 1912 oleh KH. Ahmad Dahlan, Muhammadiyah lahir sebagai gerakan yang mendorong modernisasi Islam, menekankan pentingnya pendidikan dan kesejahteraan sosial bagi umat Islam. Pemikiran yang progresif  KH. Ahmad Dahlan mendorong umat Islam untuk membuka mata tentang ilmu pengetahuan, dengan mendirikan sekolah-sekolah yang mengintegrasikan pendidikan agama dan umum. Hal ini yang berusaha menghapus pemikiran bahwa Islam hanya terkait dengan nilai-nilai tradisional tanpa keterlibatan dalam pembangunan bangsa.
Pendekatan ini tidak hanya menunjukan kepedulian Muhammadiyah terhadap kesejahteraan rakyat, tetapi juga memperkuat identitas kebangsaan Indonesia sebagai negara yang menjunjung tinggi keadilan sosial. Para tokohnya, seperti KH. Ahmad Dahlan, Buya Hamka, dan Abdul Malik Fadjar, menjadi teladan dalam mengedepankan sikap moderat dan inklusif. Kontribusi mereka dalam menciptakan sistem pendidikan dan layanan sosial bagi rakyat untuk mencerminkan nilai-nilai Islam, sekaligus mendorong Indonesia menjadi bangsa yang maju dan berdaulat.
Berikut adalah tokoh Muhammadiyah yang menjadi pahlawan nasional dan berperan penting dalam sejarah bangsa Indonesia:
- KH Ahmad Dahlan: Sebagai pendiri Muhammadiyah pada tahun 1912, KH Ahmad Dahlan lahir di Yogyakarta pada 1 Agustus 1868. Beliau mendapatkan gelar Pahlawan Nasional pada tahun 1961 berdasarkan SK Presiden No. 657 tahun 1961. KH Ahmad Dahlan dikenal sebagai pelopor modernisasi Islam di Indonesia, dengan mengajarkan Islam yang tidak hanya terpaku pada ajaran formal, tetapi juga pada praktik sosial dan intelektual yang lebih luas. Melalui Muhammadiyah, ia mendirikan berbagai sekolah dan fasilitas pendidikan yang mengintegrasikan kurikulum agama dan umum, yang bertujuan mencerdaskan masyarakat dan memajukan bangsa.
- Hj. Siti Walidah: Dikenal sebagai istri KH Ahmad Dahlan dan pendiri gerakan perempuan Aisyiyah, Hj. Siti Walidah adalah sosok penting dalam pemberdayaan perempuan Muslim di Indonesia. Ia dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional pada 10 November 1971 sesuai Keputusan Presiden Nomor 42/TK. Hj. Siti Walidah aktif mengadvokasi hak-hak perempuan dan mempromosikan pendidikan bagi kaum perempuan, yang pada masa itu masih terbatas. Gerakan Aisyiyah yang didirikannya berkembang menjadi organisasi perempuan besar yang hingga kini masih memiliki peran penting dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan sosial.
- Fatmawati Soekarno: Istri dari Presiden Soekarno dan ibu negara pertama, Fatmawati lahir di Bengkulu dan dikenal sebagai sosok yang menjahit bendera Merah Putih yang dikibarkan saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Beliau dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada 4 November 2000 melalui Keppres Nomor 118/TK. Fatmawati tak hanya dikenal sebagai ibu negara, tetapi juga sebagai tokoh yang mendukung perjuangan dan kemajuan bangsa dalam banyak hal, terutama dalam mempersatukan Indonesia di masa-masa awal kemerdekaan.
- Ir Soekarno: Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno juga tercatat pernah menjadi anggota Muhammadiyah dan dekat dengan organisasi tersebut. Ia sangat menghargai prinsip-prinsip Muhammadiyah, terutama dalam upaya mencerdaskan bangsa. Soekarno banyak terinspirasi dari pemikiran Muhammadiyah mengenai nasionalisme dan Islam, dan menganggapnya sebagai wadah untuk membina umat yang toleran serta progresif dalam menghadapi perubahan.
- Jenderal Soedirman: Sebagai Panglima Besar TNI, Jenderal Soedirman adalah sosok yang memimpin perjuangan militer Indonesia selama revolusi kemerdekaan. Beliau juga aktif di organisasi Muhammadiyah sebelum terjun ke dunia militer. Semangat juangnya yang tinggi dan kesetiaannya pada negara menjadikannya teladan bagi banyak orang. Meski dalam kondisi sakit, ia tetap memimpin gerilya melawan penjajah. Kiprah Jenderal Soedirman menunjukkan bahwa Muhammadiyah juga mencetak pemimpin yang mampu mempertahankan negara dari ancaman eksternal.
- Ir Djoeanda Kartawijaya: Dikenal sebagai Perdana Menteri dan Menteri Keuangan pada awal republik, Ir Djoeanda aktif di Muhammadiyah dan turut membangun fondasi ekonomi negara. Beliau terkenal dengan Deklarasi Djoeanda, yang menyatakan bahwa perairan di antara pulau-pulau di Indonesia adalah bagian dari teritorial Indonesia, yang kemudian menjadi dasar hukum wilayah laut Indonesia. Deklarasi ini mempertegas kedaulatan Indonesia sebagai negara kepulauan.
- KH Fachrudin: Seorang ulama yang mendapat gelar Pahlawan Nasional pada tahun 1964 melalui SK Presiden RI No. 16. Ia adalah seorang tokoh yang tegas dalam menyebarkan ajaran Islam dan aktif di Muhammadiyah. Sosoknya dihormati sebagai pembawa pencerahan keagamaan di kalangan masyarakat yang pada saat itu masih dipengaruhi ajaran tradisional.
- Buya Hamka: Seorang ulama besar, filsuf, sastrawan, dan pejuang kemerdekaan Indonesia. Buya Hamka, yang juga aktif di Muhammadiyah, terkenal dengan karya sastra dan keagamaannya yang memperkuat ajaran Islam yang damai dan moderat. Selama hidupnya, Hamka mendukung penuh Muhammadiyah dan berjuang menggerakkan pendidikan, hingga mendapat gelar Pahlawan Nasional.
- Gatot Mangkoepradja: Dikenal sebagai pendiri PETA (Pembela Tanah Air), organisasi militer yang menjadi cikal bakal kekuatan bersenjata Indonesia. Gatot aktif dalam kegiatan nasionalisme di Muhammadiyah dan kemudian menjadi pelopor perlawanan militer melawan penjajah.
- KH Mas Mansoer: Ulama yang juga dikenal sebagai anggota BPUPKI, KH Mas Mansoer merupakan tokoh Muhammadiyah yang berperan dalam persiapan kemerdekaan. Ia mengedepankan nilai-nilai nasionalisme dalam dakwahnya dan mendorong umat untuk mendukung kemerdekaan Indonesia.
- Ki Bagus Hadikusumo: Sebagai anggota BPUPKI dan PPKI, Ki Bagus Hadikoesoemo turut merumuskan dasar negara. Pemikiran-pemikirannya mengenai hubungan Islam dan negara membantu membentuk arah konstitusi Indonesia yang plural dan menjunjung kebebasan beragama.
- Abdul Kahar Muzakkir: Salah satu anggota Panitia Sembilan yang turut merumuskan Pancasila sebagai dasar negara. Abdul Kahar dikenal akan pandangannya yang visioner dalam memperjuangkan negara yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila serta persatuan Indonesia.
Melalui dedikasi mereka dalam berbagai bidang, para tokoh Muhammadiyah ini tidak hanya mengukuhkan peran agama dalam kehidupan bermasyarakat, tetapi juga memperjuangkan kemerdekaan dan membangun Indonesia sebagai negara yang modern, kuat, dan berdaulat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H