Pada titik ini, novel terasa sangat menarik lantaran Jeng Yah bukanlah istri dari Pak Raja. Dengan kata lain, seseorang yang ingin dicari oleh anak-anaknya itu bukanlah ibu mereka. Jadi siapa Jeng Yah itu? Kamu bisa membacanya sendiri di novel Gadis Kretek ini sendiri karena saya tidak mau membocorkan kesenangannya. Novel ini memiliki rating dewasa sehingga kalau kamu masih remaja sebaiknya bacalah novel dengan rating usia yang sama dengan usiamu.
Hal yang menjadi fokus saya salah satunya adalah penggunaan sudut pandang orang pertama pada bab awal. Saya sempat mengira bahwa novel ini akan terus menggunakan sudut pandang orang pertama hingga akhir cerita, seperti novel lainnya yang pernah saya baca sebelumnya. Namun, pada bab kedua hingga bab ke belakang telah digantikan dengan sudut pandang orang ketiga.Â
Oleh sebab itu, saya berpikir bahwa karakter Lebas ini mungkin tokoh utamanya. Meski terdapat beberapa pembaca yang berpendapat bahwa tokoh utama dalam novel ini ada 3, namun pendapat ini kita simpan dulu.
Hingga karakter Lebas mendapatkan pembahasan tentang latar belakangnya saya merasa bahwa Lebas memang karakter yang baik untuk dijadikan tokoh utama. Namun, pemikiran tersebut seketika hilang saat kakaknya Tegar meneleponnya dan menjemputnya untuk mencari keberadaan Jeng yah. Disini saya merasa sedikit kecewa.Â
Sedikit catatan, sebenarnya pada awal cerita baik Lebas, Karim, dan Tegar sama sekali tidak ada petunjuk untuk mencari keberadaan Jeng Yah. Disini saya berpikir masih baik-baik saja. Mungkin salah satu dari mereka mencari tahu atau berusaha untuk mendapatkan informasi tersebut entah bagaimana caranya.Â
Tetapi, semua fakta itu dibantahkan saat Tegar entah bagaimana mendapatkan informasi dari ibunya (yang sebelumnya tidak mau memberi informasi apapun tentang Jeng Yah karena rasa cemburu). Mungkin kejadian ini wajar-wajar saja di dunia nyata karena seiring berjalannya waktu informasi akan diberikan saat emosi tidak lagi bergejolak. Tetapi, kesan mudah ini terlihat seperti penggunaan Deus Ex Machina yang tentunya menghilangkan aspek "usaha" dan terkesan kebetulan atau keberuntungan yang tiba-tiba. Saya akan bahas tentang deus ex machina dan pengaruhnya pada cerita di artikel lain.
Saya berpikir bahwa Lebas akan berusaha mencari informasi tentang keberadaan Jeng Yah entah bagaimana caranya melalui usahanya sendiri. Namun, karakter Tegar sekarang mengambil peran yang sangat krusial bagi Lebas untuk mendapatkan pengembangan karakter sebagai tokoh utama.Â
Jadi, apakah Lebas bukanlah tokoh utama?Â
Menurut salah satu video K.M. Weiland, dia menuturkan bahwa tokoh utama adalah tokoh yang memiliki peran banyak di dalam cerita, dan jika tokoh utamamu tidak melakukan banyak peran penting, serta peran krusial itu dilakukan oleh tokoh lainnya. Mungkin kamu perlu memikirkan ulang siapa tokoh utama yang lebih tepat.Â
Berdasarkan asumsi itu, saya mulai berpikir bahwa Tegar mungkin tokoh utamanya karena dia berperan banyak dalam cerita itu. Hal itu bisa saya katakan, karena alih-alih mencari informasi tentang siapa Jeng Yah dan dimana dia berada, Lebas malah menghisap ganja (menurut kakaknya, Tegar saat menjemputnya) dan melakukan kegiatan yang sebenarnya tidak begitu bermanfaat untuk pengembangan cerita jika Lebas bukanlah tokoh utamanya.
Dengan kata lain, adegan ini sebenarnya tidak begitu diperlukan, dan juga bagian bab ke 1 tidak perlu menggunakan sudut pandang orang pertama. Karena hal ini akan membingungkan pembaca. Pastikan untuk menggunakan sudut pandang orang pertama atau ketiga secara konsisten atau jika memang benar-benar diperlukan, maka gunakan keduanya dengan mempertimbangkan kebutuhannya dalam cerita. Misalnya, seperti untuk misdirecting pembaca tentang sebuah kejadian. Penggunaan sudut pandang orang pertama atau ketiga dan mana sebaiknya digunakan akan saya bahas di artikel lainnya.