film... kamu akan menjumpai adanya perubahan dari seorang protagonis di dalam sebuah cerita secara keseluruhan. Tapi kamu mungkin juga memperhatikan bahwa ada seorang tokoh utama yang tidak berubah hingga cerita berakhir. Kedua hal itu wajar terjadi di dalam sebuah cerita dan tidak ada salahnya jika seorang protagonis sama sekali tidak terjadi mengalami perubahan yang berdampak pada dirinya sendiri. Kedua hal merupakan contoh dari Character Arc.
Kalo kamu sering membaca buku fiksi (novel) atau hobi nontonJadi, apa sih Character Arc itu? Character Arc itu simplenya adalah proses yang terjadi pada seorang protagonis baik dia mengalami perubahan ataupun engga yang mana proses itu tadi berlangsung selama cerita berlangsung. Gimana? Pusing?Â
Character Arc bakal lebih mudah kalau kita lihat langsung dari contohnya. Berikut adalah jenis-jenis Character Arc, diantaranya adalah Arc Perubahan (Change Arc) dan Arc Datar (Flat Arc). Seperti yang aku bilang sebelumnya, protagonis akan mengalami proses dari yang sebelulmnya A lalu kemudian berubah menjadi B. Hal itu disebut sebagai Arc Perubahan. Arc Perubahan atau Change Arc itu menampilkan bahwa si protagonis mengalami perubahan di dalam hidupnya baik secara internal maupun eksternal.
Arc Perubahan mengakibatkan perubahan yang berdampak sehingga si protagonis tidak akan sama seperti dirinya di awal cerita dimulai. Hal ini sendiri memiliki dua artian, yaitu dimana si protagonis dapat menjadi lebih baik dari dirinya di awal cerita, atau dia akan menjadi karakter lebih dark di akhir cerita. Menarik, bukan? Ya, tidak semua karakter mengalami hal baik di dalam perjalanan kisahnya dan menjadikan apa yang diinginkannya terwujud, terlebih lagi apa yang dibutuhkannya secara internal.Â
Jadi, jangan terlalu terkejut bila seorang karakter di awal cerita sangat baik dan penolong akan berubah menjadi versi terburuknya di akhir cerita. Lagipula itu adalah sebuah karangan dan sang author-lah yang menentukan bagaimana pengembangan karakter protagonisnya. Ngomongin soal Arc Perubahan atau Change Arc... Arc ini memiliki dua tipe, yaitu Positive Change Arc dan Negative Change Arc. Aku bakal bahas Negative Change Arc di lain waktu.
Positive Change Arc atau Arc Perubahan Positif seperti namanya memiliki arti bahwa proses perubahan di dalam cerita protagonis menjadi lebih cenderung positif. Positif ini dapat memiliki banyak makna, namun yang paling penting adalah bahwa Positive Change Arc tidak selamanya akan berakhir dengan happy ending dan semua yang dinginkan oleh si protagonis terkabul. Berbicara soal ending cerita, sebenernya ending cerita ngga hanya 2 aja lho! Kalau kamu tertarik untuk mengetahui macam-macam ending cerita secara lebih lanjut, kamu bisa lihat postingan aku yang judulnya "4 Cara Mengakhiri Sebuah Cerita".
Ehm! Berdasarkan macam-macam ending cerita, seorang protagonis dapat memiliki sebuah keinginan yang tidak terkabul tetapi protagonis tetap berhasil berubah menjadi persona yang lebih baik secara internal. Misalnya, di awal cerita seorang protagonis adalah seorang yang pendiam dan antisosial, sedangkan setelah apa yang dilaluinya sepanjang cerita, dia menjadi pribadi yang terbuka dan memiliki banyak kawan. Contoh sederhana itu merupakan perubahan dengan cara yang baik.
Sebenarnya di dalam Positive Change Arc, protagonis ngga perlu menjadi pribadi yang jahatnya sebelas duabelas kayak setan. Agar karakter protagonismu berubah dengan cara yang positif, dia harus memulai cerita dengan sesuatu yang kurang di hidupnya, beberapa alasan yang membuat perubahan itu tadi diperlukan.Â
Kalau K.M Weiland bilang, "He is incomplete in some way, but not because he is lacking something external". Hal itu berarti bahwa protagonis tidak melulu harus memiliki kekurangan secara eksternal seperti miskin, kurang good looking, ataupun tidak punya PC. K.M. Weiland menegaskan dalam bukunya Creating Character Arcs bahwa protagonis harus memiliki suatu kekurangan di dalam diri pribadinya.
Lebih lanjut, K.M. Weilang bilang "He is harboring some deeply held misconception about either himself, the world, or probably both". Protagonis memiliki miskonsepsi mengenai dirinya, lingkungan, atau mungkin keduanya. Miskonsepsi ini akan menjadi rintangan dalam memperoleh mimpinya. Dengan begitu, protagonis memulai ceritanya dengan dirinya yang mempercayai Lie, memahami miskonsepsi, dan akhirnya menemukan Truth. Untuk mengetahui apa Lie yang dia percaya, maka kamu perlu tahu apa yang berubah dari dirinya di akhir cerita.Â
Ingat! Yang berubah disini adalah dirinya secara internal dan dapat berupa satu kalimat saja kalau kamu menyadari apa yang berubah dari dirinya di akhir cerita. Contohnya begini... kalau si protagonis di ending cerita menyadari bahwa dia harus menjalin hubungan dekat dengan orang lain, maka protagonis akan mempercayai Lie dimana protagonis tidak peduli dengan orang lain dan menghindari berhubungan dekat dengan siapapun. Alasannya dapat berbagai macam, tapi yang utama adalah Lie itu sendiri.
Dalam novel Hyouka, Oreki Hotaro sebagai tokoh utama memiliki moto hemat energi dimana kalau ada hal yang tidak perlu dilakukan sebaiknya jangan dilakukan tapi bila ada hal yang perlu dilakukan, maka lakukan dengan praktis. Dalam ceritanya, Hotaro bertemu dengan gadis bernama Chitanda Eru yang memiliki kepribadian kontras dengan dirinya. Chitanda selalu mudah tertarik dengan sesuatu dan tatapan matanya yang ingin tahu jawaban dari keanehan itu membuat Hotaro cukup tertekan.
Selama perjalanan cerita, Hotaro terus menerus memenuhi keingintahuan Chitanda terhadap hal-hal aneh disekitar mereka yang tentu saja menjadikan moto itu seakan-akan hilang dan tidak menjadi hemat energi lagi. Sementara itu, Hotaro akhirnya menyadari bahwa moto hemat energi itu juga yang mempersulit dirinya sendiri. Dapat dikatakan bahwa Lie dalam contoh adalah keenganan untuk melakukan sesuatu secara maksimal sehingga protagonis perlu untuk merubah dirinya agar dapat berusaha secara maksimal.
Berbicara soal bahwa keinginan yang tidak selalu terpenuhi. Dalam konsep Want dan Need, terdapat dua ending yang sesuai untuk penerapan Character Arc ini, diantaranya adalah Sweet Ending dan Semi-Sweet Ending. Sweet ending menunjukkan bahwa Want dan Need sang protagonis terpenuhi. Sedangkan pada semi-sweet, hanya Need saja yang dapat terpenuhi dan Want tidak terwujud. Definisi dari "apa yang kita inginkan kadang tidak terwujud" dijabarkan dalam semi-sweet ending. Meskipun protagonis tidak dapat mewujudkan Want yang dinginkannya, protagonis masih mendapatkan atau perubahan dengan cara yang positif secara internal pribadinya.
Flat Arc dan Negative Change Arc bakal aku bahas di lain waktu. Kalau kamu punya pertanyaan, kamu bisa beri komentar di bawah. Terimakasih!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H