Mohon tunggu...
Ghea Diandra Zhafira
Ghea Diandra Zhafira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Nasional

Mahasiswi Ilmu Komunikasi tahun 2019 Universitas Nasional.

Selanjutnya

Tutup

Film

5 Fakta yang Perlu Kamu Tahu dari Film "KKN di Desa Penari"

15 Juli 2022   22:01 Diperbarui: 15 Juli 2022   22:31 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Setelah berhasil diterbitkan menjadi sebuah novel, "KKN di Desa Penari" siap digarap menjadi sebuah film oleh MD Picture. Tentu saja, hal tersebut semakin dinanti-nantikan oleh banyak orang karena dapat menikmati kisahnya secara visual sehingga menambah kesan menegangkan. 

Awalnya, film "KKN di Desa Penari" direncanakan akan tayang di bioskop pada 19 Maret 2020, tetapi dibatalkan karena penutupan bioskop di tengah pandemi COVID-19. Kemudian, direncanakan kembali menjadi 24 Februari 2022, tetapi dibatalkan karena peningkatan kasus omicron.

Akhirnya, setelah dua kali mengalami penundaan, film "KKN di Desa Penari" tayang di bioskop pada 30 April 2022 dengan membuat dua versi dalam satu momen peluncuran. Versi uncut untuk segmen 17 tahun ke atas karena menyuguhkan potongan adegan dewasa di Tapak Tilas secara penuh, dan versi cut untuk anak di bawah umur karena tidak menyuguhkan adegan dewasa tersebut. 

Seperti yang sudah diduga dan harapkan, film ini sangat sukses karena berhasil menembus 9,2 juta penonton dalam 53 hari penayangan di bioskop sehingga menjadikan film terlaris di Indonesia.

4. Poster Film Menggunakan Teknologi AR

Selain filmnya, poster dari film "KKN di Desa Penari" pun tak kalah menarik karena tidak sama dengan poster-poster film pada umumnya. Poster film "KKN di Desa Penari" menjadi poster film pertama yang menggunakan teknologi Augmented Reality (AR),

dimana nantinya penonton melakukan scanning pada kode QR yang tertera di poster tersebut dan langsung terhubung pada sebuah filter di Instagram yang menampilkan ular bergerak seperti tampak nyata serta diiringi suara latar horor dari film "KKN di Desa Penari". 

Teknologi Augmented Reality (AR) sendiri adalah sebuah teknologi yang bertujuan mengintegrasikan objek virtual dua dimensi maupun tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan konkret yang diproyesikan secara real time. Wah, keren sekali ya. Kalian yang kemarin menonton film "KKN di Desa Penari" di bioskop, apakah ada yang sudah mencoba scan kode QR di posternya?

5. Memberikan Kritikan Mengenai Hiperrealitas Norma

Di samping kisah horornya, ternyata film "KKN di Desa Penari" terdapat konsep hiperrealitas norma. Hiperrealitas norma merupakan suatu tanda yang menunjukkan bahwa terlepas dari berbagai norma yang tumbuh dan berlaku di masyarakat, tetapi norma tersebut tidak berhasil mewujudkan hakikat dan esensinya. 

Film "KKN di Desa Penari" memberikan pelajaran yang dapat diambil, yaitu kita harus menghormati norma-norma sosial, dimana pada film tersebut, beberapa mahasiswa yang tengah melaksanakan KKN melanggar "pantangan" di desa tersebut yang disebut pelanggaran norma, sehingga mereka mendapatkan "sanksi mistis" yang merupakan sanksi atas norma yang dilanggar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun