Bicara mengenai Domainee De La Romanee Conti dan Asian Games 2018, ada baiknya mengetahui bahwa dalam meminum anggur, terdapat beberapa fase yang akan dilalui: penuangan-airasi-pengamatan-penciuman-minum-after taste.
Penuangan serupa dengan persiapan Indonesia menuju Asian Games. Anggur yang dituang harus dengan hati-hati dan dengan wadah yang setepat-tepatnya, sama seperti perbaikan dan pembaharuan sistem juga infrastruktur di Indonesia yang pas porsinya.Â
Pembangunan-pembangunan bangunan ikonik, penataan ruang dan pengendalian sosial, hingga peningkatan kualitas sarana dan prasarana olahraga yang disesuaikan dengan standar federasi internasional masing-masing, merupakan 'tuangan' yang baik untuk langkah penikmatan berikutnya.
Yang kedua adalah airasi (memutar-mutar gelas) dengan tujuan untuk melepaskan aroma pada wine sehingga menjadikannya semerbak. Hal ini merupakan perumpamaan untuk metode komunikasi dan advertisi Indonesia yang pas dan bagus; memanfaatkan media, terutama media sosial dalam menyebarkan berita dan virus demam Asian Games.
Dapat kita amati melalui berbagai media, salah satunya dari situs http://www.setkab.go.id, mengenai perkembangan Asian Games dan prestasi-prestasi atlet yang mengharumkan nama Indonesia. Tak hanya membawa prestasi untuk keharuman nama bangsa, Asian Games pun membawa aroma karsa Bhinneka Tunggal Ika yang identik dengan toleransi.Â
Pemandangan langka yang perdana ditemukan di perhelatan Asian Games adalah: ketika Bapak Presiden Joko Widodo berpelukan dengan Bapak Calon Presiden Prabowo Subianto. Hanya di Asian Games; pesta benua yang menyatukan semua perbedaan.
Lalu, mari kita bicara tentang after taste. Pada fase inilah intensitas rasa berbicara. Kualitas tiap tetes wine dapat dinilai melalui after tastenya. Meski pun tingkat kemampuan orang dalam menikmati wine berbeda-beda, namun wine berkualitas tinggi akan memberikan enlasting after taste yang sungkan hilang dan sukar dilupakan di lidah. Bagaimana dengan Asian Games kita? Apakah akan memberikan after taste yang panjang dan berkesan pula?
Saya rasa tidak ada alasan untuk mengatakan tidak, terlebih mengingat kita akan kembali melayani Asia Tenggara dalam Asean Para Games 2018, pesta olahraga bagi para disabilitas berkemauan dan berkualitas.
Meski Asean Para Games belum dimulai, euforianya sudah mulai terasa, terutama oleh para pecinta olah raga. Sebelum disusul oleh Asean Para Games sebagai gelas kedua Domainee De La Romanee Conti Indonesia, mari kita resapi sejenak aftertaste gelas pertama kita ini.
Mulai dari riuh lantang berita yang berkumandang untuk Defia Rosmaniar sebagai medalist emas pertama untuk Indonesia dalam cabor taekwondo; semangat juang meski melawan cedera dan kesakitan oleh pebulutangkis kelahiran 1996, Anthony Ginting; gelegar nama Jonatan Christie, atlet peraih medali emas dalam bulutangkis tunggal putra yang tak hanya menawan, pun berprestasi; hingga tindakan sederhana namun bermakna yang dilakukan atlet pencak silat Hanifan Kusuma, medalist emas yang dalam balutan bendera merah putih, merangkul Pak Presiden Jokowi dan Pak Capres Prabowo.
Masih begitu banyak 'citarasa-citarasa' menakjubkan yang membuat 'aftertaste' Asian Games 2018 ini, rasanya sulit untuk dilupakan. Sederhana namun indah, aroma karsa Bhinneka Tunggal Ika mulai menyeruak melalui Asian Games tahun ini. Bukankah seluruh hal-hal menakjubkan tersebut merupakan pertanda #menujuIndonesiamaju? Sebab sama seperti aftertaste segelas anggur, kemajuan pun tercipta dari hal-hal sederhana yang kemudian berkumpul, menjadi satu.