Musik indie seringkali dipasarkan pada target pasar yang lebih muda, seperti anak muda yang berusia 20-an hingga awal 30-an.Â
Anak senja yang cenderung memasuki usia dewasa ini, seringkali lebih menyukai musik yang berbeda dari yang biasa mereka dengarkan saat masih remaja.Â
Musik indie dengan pesan dan nada yang lebih matang dan mendalam, seringkali lebih sesuai dengan kebutuhan mereka saat ini.
Karena alasan-alasan di atas, musik indie menjadi sangat populer di kalangan anak senja dan menjadi salah satu genre musik yang paling identik dengan mereka.
Sejarah musik indie
Sejarah musik indie dimulai pada awal 1970-an ketika band-band rock underground mulai muncul di Amerika Serikat dan Inggris.Â
Band-band ini, seperti The Velvet Underground, MC5, dan The Stooges di AS dan The Buzzcocks dan The Clash di Inggris, menolak tuntutan musik populer dan menciptakan suara mereka sendiri yang berbeda dari musik yang dominan pada saat itu.
Pada tahun 1980-an, musik indie semakin berkembang dan populer di kalangan anak muda, terutama dengan munculnya subgenre musik seperti post-punk, indie pop, dan indie rock. Band-band seperti The Smiths, R.E.M, dan Sonic Youth menjadi populer dan mendefinisikan suara musik indie pada saat itu.
Pada tahun 1990-an, musik indie semakin merajalela di seluruh dunia, terutama dengan munculnya gerakan grunge di Amerika Serikat.Â
Band-band seperti Nirvana, Pearl Jam, dan Soundgarden, meskipun akhirnya menandatangani kontrak dengan label rekaman besar, awalnya memulai karir mereka sebagai artis indie yang bermain di klub-klub kecil dan merilis musik mereka secara independen.
Pada awal 2000-an, perkembangan teknologi digital membantu musik indie semakin mudah didistribusikan ke seluruh dunia melalui platform online seperti MySpace dan YouTube.Â