Mohon tunggu...
Ghazliina Lulu Jinaan
Ghazliina Lulu Jinaan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pendidikan Indonesia

Mahasiswa - Manajemen Industri Katering

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perangi Stunting, Mahasiswa P2MB UPI Lakukan Inovasi Puding dari Susu Kedelai dan Buah Naga

29 Desember 2024   13:00 Diperbarui: 29 Desember 2024   13:00 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Bersama dengan Pak Kepala Desa Tanimulya, Ibu - Ibu PKK, dan Bapak DPL

Pada tanggal 27 September - 5 Desember 2024, Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia jurusan Manajemen Industri Katering dan Pendidikan Kepelatihan Olahraga telah melaksanakan Program Pemberdayaan Masyarakat Berkelanjutan (P2MB) secara luring dan pulang pergi di Desa Tanimulya, Kec Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat. P2MB UPI yang berada di bawah naungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) merupakan program mandiri yang dikembangkan di tingkat universitas dan merupakan bagian dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Program ini ditawarkan pada semester 6 atau 7 dalam struktur kurikulum.

Foto Bersama Ibu - Ibu Posyandu RW 17 Desa Tanimulya
Foto Bersama Ibu - Ibu Posyandu RW 17 Desa Tanimulya

P2MB tahun 2024 mengangkat tema “Menuju Jabar Zero New Stunting dan Zero Food Waste”. Desa Tanimulya menjadi salah satu tempat kegiatan P2MB tahun 2024 karena Desa Tanimulya termasuk ke dalam lokus daerah stunting. Tema Zero New Stunting ini merupakan bagian dari upaya UPI dalam mendukung program pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk menurunkan angka stunting di wilayah - wilayah yang sudah di tetapkan. P2MB juga merupakan penerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilakukan di luar kampus, mekanisme kerja, dan persyaratan. 

Menurut Asian Development Bank (ADB), pada tahun 2020 prevalensi stunting anak balita di Indonesia menempati urutan kedua di Asia Tenggara yaitu 31,8%. Sejalan dengan tridharma perguruan tinggi, 8 orang mahasiswa UPI melakukan pengabdian kepada masyarakat berkelanjutan (P2MB) program KKN yang berlokasi di Desa Tanimulya, Kec. Ngamprah. Bapak Iyan Sopian, selaku Sekretaris Desa Tanimulya mengatakan, “Kami sudah melakukan penanganan lokal pencegahan stunting dengan bantuan dari pemerintah pusat kabupaten ataupun provinsi dan selama kurang lebih 3 bulan 80% angka gizi buruk di Desa Tanimulya berkurang. Namun karena tema dari program yang ada di pemerintah pusat adalah Zero New Stunting maka kita harus mengikuti program tersebut supaya angka stunting di Desa Tanimulya bukan hanya berkurang tetapi angka stunting di Desa Tanimulya menjadi nol.”

Berfokus pada pencegahan dan penurunan angka stunting di Jawa Barat khususnya di Desa Tanimulya, para mahasiswa menciptakan inovasi produk yakni puding berbahan dasar susu kedelai dan buah naga yang akan dibagikan kepada balita di Desa Tanimulya sebagai Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Hal ini dipilih karena proses pembuatan puding dan bahan yang mudah didapat juga kandungan yang terdapat pada produk tersebut mempunyai gizi yang tinggi sehingga dapat membantu mencegah stunting bagi orang yang memakannya. 

Puding Susu Kedelai dengan Topping Buah Mangga
Puding Susu Kedelai dengan Topping Buah Mangga

Puding Buah Naga Kaya Akan Protein
Puding Buah Naga Kaya Akan Protein

Malnutrisi Energi Protein (MEP) yang berarti kurangnya konsumsi makanan yang mengandung energi dan protein dengan proporsi yang tepat menjadi salah satu penyebab dari stunting. Susu kedelai menjadi sumber protein nabati yang baik dengan kandungan protein sebesar 6,5 gram per satu gelas serta manfaat lainnya menjadi alasan mahasiswa dalam menentukan bahan dasar pembuatan inovasi PMT tersebut. Buah naga kaya akan nutrisi seperti Vitamin C, serat, antioksidan, dan berpotensi besar untuk dimanfaatkan sebagai bahan tambahan makanan serta harga yang terjangkau menjadi pilihan ideal untuk inovasi pangan di tingkat masyarakat. Puding susu kedelai dan puding buah naga tidak hanya bernilai gizi tinggi, tetapi juga memiliki daya tarik dari segi rasa, tekstur dan warna yang disukai anak-anak terutama balita sehingga meningkatkan kemungkinan penerimaan oleh mereka.

Pemberian Makanan Tambahan Puding Kepada Anak - Anak 
Pemberian Makanan Tambahan Puding Kepada Anak - Anak 

Pemberian Makanan Tambahan Kepada Ibu Menyusui
Pemberian Makanan Tambahan Kepada Ibu Menyusui

Dalam pelaksanaan program Pengabdian pada masyarakat berkelanjutan (P2MB) yang berfokus pada pengabdian kepada masyarakat, delapan mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menciptakan inovasi pangan dalam bentuk puding berbahan dasar susu kedelai dan buah naga. Langkah ini merupakan salah satu upaya nyata dalam mendukung pencegahan dan penurunan angka stunting di Desa Tanimulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Program inovasi ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan status gizi anak-anak, tetapi juga memberikan solusi berbasis lokal yang mudah diterapkan oleh masyarakat. Proses pembuatan puding dirancang sederhana sehingga dapat dengan mudah diadaptasi oleh ibu-ibu rumah tangga di desa. Selain itu, bahan-bahan seperti susu kedelai dan buah naga dipilih karena mudah ditemukan, terjangkau, dan kaya akan nutrisi yang penting bagi pertumbuhan anak.

Sebagai salah satu sumber protein nabati terbaik, susu kedelai menawarkan kandungan protein yang tinggi, yaitu sekitar 6,5 gram per gelas, serta dilengkapi manfaat lain seperti rendah lemak dan bebas kolesterol. Di sisi lain, buah naga memiliki kandungan nutrisi esensial seperti vitamin C, serat, dan antioksidan yang dapat mendukung kesehatan anak, memperkuat daya tahan tubuh, serta melindungi dari radikal bebas. Selain banyaknya kandungan nutrisi dari buah naga, buah naga juga memiliki warna yang pekat sehingga dapat berpengaruh ke warna puding yang mana warna ungu dari puding buah naga merupakan pewarna alami yang dihasilkan dari buah naga itu sendiri. Selain buah naga, ada bahan pendamping lainnya yang menjadikan puding buah naga ini lebih spesial yaitu telur, susu, dan santan. Telur dan susu memiliki kandungan protein hewani yang sangat tinggi, begitu pula dengan santan yang memiliki kandungan lemak yang tinggi. Oleh karena itu, telur, susu dan santan seringkali dimasukkan sebagai bahan pendamping ke dalam makanan atau snack  anak - anak agar meningkatkan nilai gizi makanan tersebut. 

Dalam uji coba di lapangan, puding ini berhasil menarik perhatian anak-anak karena kombinasi rasa manis alami, tekstur yang lembut, serta warna cerah dari buah naga yang menggugah selera. Selain itu, para mahasiswa juga memberikan edukasi kepada para orang tua mengenai pentingnya asupan gizi yang seimbang untuk pertumbuhan anak serta cara-cara praktis dalam mengolah makanan bergizi dari bahan lokal.

Langkah ini merupakan wujud nyata pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat, dengan harapan dapat menciptakan dampak positif yang berkelanjutan. Selain memberikan solusi gizi, kegiatan ini juga memperkuat hubungan antara institusi pendidikan tinggi dan masyarakat dalam menghadapi permasalahan bersama. Kedepannya, diharapkan inovasi seperti puding susu kedelai dan buah naga ini dapat direplikasi di berbagai daerah lainnya sebagai langkah kolektif untuk memerangi stunting di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun