Mohon tunggu...
Ghassani Zatil Iman
Ghassani Zatil Iman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Just a girl who loves to write about everything

Selanjutnya

Tutup

Games Pilihan

The Town of Light, Hilangnya Cahaya untuk Para Penyandang Penyakit Mental

22 April 2023   19:44 Diperbarui: 22 April 2023   19:54 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Town of Light (2016) game mengenai bobroknya fasilitas kesehatan jiwa zaman lampau (https://store.steampowered.com/app/433100/The_Town_of_Light/)

Tidak ada yang lebih menakjubkan dan indah dalam hidup ini selain akal dan pikiran manusia. Melalui akal dan pikiran, manusia dapat berpikir rasional, melakukan pekerjaan, menciptakan karya seni yang indah dan saling mencintai sesama manusia. Namun ada beberapa di antara kita yang sakit secara mental dan menyebabkan terganggunya akal dan pikiran ini. Sejak dulu, memiliki penyakit mental selalu di cap buruk oleh masyarakat kebanyakan. Dahulu kala, orang dengan penyakit mental diyakini disebabkan oleh kerasukan setan, di guna-guna ataupun dikutuk oleh sang dewa.

Pada abad pertengahan, gejala yang ditunjukkan oleh orang dengan penyakit mental dianggap sebagai kesurupan. Dan para masyarakat pun meyakini bahwa ritual pengusiran setan adalah obatnya, mantra dan doa diucapkan di atas sang korban dan ia pun diberikan ramuan yang telah didoa'i oleh pemuka agama. 

Cara lain yang lebih ekstrim adalah dengan metode Trepanasi atau Trepanning, yaitu sebuah metode dimana dibuat lubang kecil di tengkorak, dengan kepercayaan untuk melepaskan roh dari tubuh. Terapi ini juga banyak dianut untuk menghilangkan penyakit seperti sakit kepala ataupun epilepsi. Kebanyakan orang yang dilakukan metode Trepanasi akan meninggal dan sangat sedikit data yang menunjukkan bahwa metode ini berhasil untuk menyembuhkan mereka.

Pada abad ke-18, orang-orang yang dianggap aneh dan tidak biasa mulai ditempatkan di rumah sakit jiwa. Rumah sakit jiwa adalah institusi yang dibuat untuk tujuan khusus menampung orang-orang dengan gangguan psikologis, tetapi fokusnya adalah lebih kepada mengucilkan mereka dari masyarakat daripada untuk mengobati. Seringkali para pasien ditahan di ruang bawah tanah tanpa jendela, dipukuli, dirantai ke tempat tidur, dan hampir tidak ada kontak dengan keluarga. Selain itu, pemberian fasilitas yang buruk juga banyak dilakukan oleh para rumah sakit jiwa tersebut. 

Menurut catatan dari Willard Psychiatric Center di bagian utara New York, salah satu pengobatannya adalah dengan merendam pasien dalam air dingin untuk jangka waktu yang lama, serta banyak pula dari bangsal yang sangat dingin pada musim dingin sehingga segelas air akan membeku di pagi hari. Willard Psychiatric Center sendiri tidak ditutup sampai tahun 1995. Sehingga ada kemungkinan dari sejak berdirinya rumah sakit ini hingga ditutup, seluruh pasien diperlakukan dengan cara yang sama.

Tema inilah yang berusaha diangkat oleh The Town of Light, game psikologikal horror garapan LKA yang dirilis pada tahun 2016. Game ini mengikuti perjalanan seorang gadis bernama Rene yang merupakan pasien dari Ospedale Psichiatrico di Volterra (Volterra Psychiatric Hospital), sebuah rumah sakit jiwa yang didasarkan pada rumah sakit jiwa asli bernama sama yang berada di kota Volterra, Italia. 

Rumah sakit ini didirikan pada tahun 1888 dan dikenal dengan perlakuannya yang tidak baik kepada para pasien, sampai akhirnya ditutup pada tahun 1978 akibat disahkannya Law 180, yaitu sebuah undang-undang kesehatan mental yang menandakan reformasi sistem psikiatri di Italia dan berisi arahan untuk menutup semua rumah sakit jiwa yang ada dan menggantinya dengan layanan berbasis komunitas yang lebih baik.

Melalui The Town of Light, pemain dipertunjukkan dengan berbagai perlakuan tidak baik dari para petugas kesehatan, yang tidak hanya diterima oleh Rene, namun juga diterima oleh para pasien lainnya. 

Selain mengangkat tema mengenai perlakuan tidak baik yang diberikan petugas kesehatan kepada para pasien, game ini juga memperkenalkan para pemain dengan sebuah metode penyembuhan yang disebut dengan Transorbital lobotomy, sebuah teknik lobotomy (pemutusan koneksi saraf di korteks prefrontal otak, yang banyak dilakukan pada tahun 1940-an untuk mengobati penyakit-penyakit saraf atau psikiatri) yang dilakukan dengan cara memalu icepick ke otak melalui rongga mata.

Teknik ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1937 oleh psikiater asal Italia, Amarro Fiamberti, yang kemudian dipopulerkan oleh neurologis asal Amerika, Walter Freeman.

Transorbital lobotomy diklaim dapat mengobati orang-orang yang terkena gangguan mental. Bahkan Rosemary Kennedy, saudara perempuan dari mantan presiden Amerika, John F. Kennedy, pun adalah salah satu dari pasien yang terkena bualan Freeman akan keberhasilan teknik ini. Bukannya kesembuhan yang didapatkan, banyak dari pasien Freeman yang justru berakhir mengalami retardasi mental dan berakhir dalam kelumpuhan. Rosemary sendiri diberitakan menjadi tidak dapat berbicara dan kapasitas mentalnya setara dengan anak kecil setelah menjalani prosedur Transorbital lobotomy.

Transorbital lobotomy (https://nihrecord.nih.gov/2019/11/01/when-faces-made-case-lobotomy)
Transorbital lobotomy (https://nihrecord.nih.gov/2019/11/01/when-faces-made-case-lobotomy)
Beruntungnya mulai dari tahun 1954, obat antipsikotik mulai diperkenalkan dan mulai popular pada tahun 1960-an. Pada tahun 1963 juga, John F. Kennedy menandatangani Mental Retardation Facilities and Community Mental Health Centers Construction Act, dimana undang-undang ini mengubah cara layanan kesehatan terutama di Amerika. Saat ini, ada pusat kesehatan mental di seluruh negara bagian di Amerika. Namun nampaknya hingga saat ini perubahan dalam fasilitas kesehatan mental masih belum terlihat jelas di Indonesia. 

Menurut Riskesdas tahun 2018, menunjukkan terdapat lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun yang mengalami gangguan mental emosional, dan lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi. Untuk saat ini Indonesia memiliki prevalensi orang dengan gangguan jiwa sekitar 1 dari 5 penduduk, yang artinya sekitar 20% populasi di Indonesia mempunyai potensi-potensi masalah gangguan jiwa.

Ditambah lagi sampai saat ini belum semua provinsi di Indonesia yang mempunyai rumah sakit jiwa. Menurut Kemenkes, hingga tahun 2021 tercatat bahwa jumlah psikiater sebagai tenaga profesional untuk pelayanan kesehatan jiwa di Indonesia hanyalah 1.053 orang. Yang berarti satu psikiater harus melayani sekitar 250 ribu penduduk. Dimana rasio ini masih jauh dari standar WHO yang mensyaratkan rasio psikiater dan jumlah penduduk idealnya adalah 1 berbanding 30 ribu. Serta saat ini baru sekitar 50% dari 10.321 unit Puskesmas di Indonesia yang mampu memberikan pelayanan kesehatan jiwa.

Selain masalah kesenjangan pada pelayanan kesehatan jiwa, masalah paling utama yang dihadapi oleh kesehatan jiwa dan mental di Indonesia adalah mengenai stigma dan diskriminasi yang hingga saat ini pun masih banyak dirasakan. Masih banyak masyarakat yang menganggap bahwa orang dengan penyakit mental adalah seseorang yang kesurupan ataupun kurang beriman kepada tuhan. Tingginya stigma di masyarakat membuat banyak orang dengan penyakit mental yang berakhir dengan tidak diberikan pengobatan sama sekali dan bahkan mungkin mengalami perlakuan dari masyarakat yang sama dengan apa yang Rene rasakan. 

Penyakit mental adalah masalah yang serius. Sama seriusnya dengan penyakit jantung. Sama seriusnya dengan penyakit diabetes melitus. Sama seriusnya dengan penyakit COVID-19. Untuk informasi lebih lanjut mengenai Pusat Pelayanan Kesehatan Jiwa dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002,  52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Games Selengkapnya
Lihat Games Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun