Sementara itu, Grooming adalah sebuah istilah yang melekat pada praktek pedofilia. Yaitu proses dimana sang pelaku pelecehan seksual membangun hubungan kepercayaan dan hubungan emosional secara perlahan dengan sang anak yang dapat berujung dengan melakukan kegiatan seksual. Sang pelaku biasanya mempertahankan hubungan ini secara rahasia.
Menurut artikel yang ditulis oleh Michelle McManus, Head of Criminal Justice dari Liverpool John Moores University, biasanya seorang groomer menempatkan diri mereka sendiri pada posisi dimana dapat dengan mudah menjadi dekat dengan sang usia minor.
Seperti contohnya pelatih klub, pengasuh, bahkan guru sekalipun. Mereka juga biasanya menghabiskan banyak waktu untuk mempelajari ketertarikan dan minat korbannya dan memanfaatkan hal ini untuk mendapatkan kepercayaan dan perlahan-lahan mulai mengontrol sang korban.
Lolita (1955), adalah sebuah novel yang ditulis oleh novelis asal Rusia, Vladimir Nabokov. Novel ini berkisah mengenai seorang professor literature paruh baya, Humbert Humbert, yang terobsesi dengan seorang anak pemilik tempatnya tinggal yang berusia 12 tahun, Dolores Haze.
Kata Lolita sendiri diambil dari bahasa Spanyol yang digunakan Humbert sebagai nama panggilan untuk Dolores. Meskipun ternilai kontroversial, namun Lolita telah diadaptasikan dua kali pada layar lebar. Yang pertama adalah pada tahun 1962 oleh Stanley Kubrick dan yang kedua adalah pada tahun 1997 oleh Adrian Lyne.
Selama cerita berjalan, sang pembaca disuguhkan oleh berbagai aksi usaha grooming yang dilakukan oleh Humbert kepada Dolores. Mulai dari usahanya untuk memiliki kontak fisik hingga rela menikahi ibu Dolores hanya untuk bisa masuk secara permanen kedalam hidup Dolores.
Setelah ibu Dolores meninggal dan secara tidak langsung menjadi satu satunya orang tua yang dimiliki Dolores pun, Humbert masih tetap menjalankan agenda pedofilia-nya.
Sama seperti pemikiran para pedofil diluar sana, Humbert berusaha menjustifikasi tindakannya dengan berkata “Antara batas usia sembilan dan empat belas tahun, terdapat gadis yang dapat membuat para travelers yang dua kali atau beberapa kali lebih tua dari mereka menjadi tersihir, mengungkapkan sifat asli mereka yang bukan manusia, tetapi nymphic (yaitu, iblis); dan makhluk-makhluk terpilih ini diusulkan untuk ditetapkan sebagai 'nymphets’”
Namun Nabokov sendiri sebagai sang penulis, sangat menentang segala alasan Humbert, ia bahkan menggambarkan Humbert sebagai seorang yang kejam dan penuh kebencian, dan Lolita sendiri dibuat olehnya bukan untuk mendukung praktek pedofilia, namun justru untuk mengkritiknya.
Pada bukunya sendiri, seperti yang dikutip oleh Perry R. Hinton, Dolores digambarkan tomboy (cenderung jarang mencuci rambutnya), tertarik pada film, selebriti, majalah, dan pop soda. Ia tidak melakukan apapun untuk menarik Humbert. Dolores tidak berpakaian atau berdandan dengan pikiran apa pun untuk menarik perhatian Humbert.
Hal ini kontras dengan versi film tahun 1962, dimana sang aktris Sue Lyon yang berusia 15 tahun berperan sebagai Dolores, dan usianya ditingkatkan menjadi 14 tahun. Seorang remaja yang dewasa secara fisik, sangat berbeda dari penggambaran Dolores dalam buku.