Mohon tunggu...
Petrikor
Petrikor Mohon Tunggu... -

Baru belajar nulis Follow twitter : @Qhyunnie

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Rasa Cemas Berlebihan, Normalkah?

27 Maret 2019   12:19 Diperbarui: 27 Maret 2019   12:41 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai manusia tentu kita pernah merasakan rasa cemas. Perasaan cemas kadang muncul tiba - tiba tanpa kita sadari. Kadang kita merasa cemas jika pekerjaan kita belum selesai atau merasa gelisah jika tidak dapat memenuhi ekspektasi sosial. Hal itu wajar saja, karena kecemasan merupakan bagian dari hidup yang umum terjadi. Lalu bagaimanakah jika perasaan cemas tersebut terus menerus terjadi hingga mengganggu aktivitas sehari-hari? Masih bisa disebut normalkah keadaan tersebut?

Tidak, ya tentu saja hal itu tidak normal. Perasaan cemas yang berlebihan kadang mengganggu kegiatan kita sehari-hari. Bahkan pada saat tertentu dapat membuat seseorang sulit untuk beristirahat di malam hari, atau biasa kita sebut insomnia. Perasaan cemas yang terjadi terlalu sering dan berlebihan tanpa diikuti oleh alasan yang kuat disebut dengan Anxiety disorder. Apa itu anxiety disorder? 

Anxiety disorder adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan perasaan khawatir, cemas, atau takut yang cukup kuat dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Perasaan tersebut dapat tiba - tiba muncul ketika kita bangun tidur atau sebelum kita tidur, melakukan aktivitas bahkan saat kita sedang berada dalam keramaian. Ada beberapa tanda untuk mengetahui apakah perasaan cemas yang kita alami masih dalam tahap wajar atau sudah tergolong dalam anxiety disorder.

1. Kondisi tubuh

Penderita anxiety disorder umumnya akan mengalami rasa gelisah yang cukup hebat sehingga membuat tubuh merasa cepat lelah atau keluar keringat secara berlebihan. Kecemasan memang berakar dari pikiran, namun seringkali berujung di rasa sakit fisik. Usus manusia amat sensitif terhadap stres psikologis. Beberapa ciri masalah pencernaan antara lain sakit perut, kram perut, kembung, konstipasi, dan diare. 

2. Kognitif

Dari segi kognitif, penderita anxiety disorder biasanya sulit untuk berkonsentrasi, karena pikiran selalu diliputi dengan perasaan cemas. Mereka juga cenderung sulit untuk membuat keputusan dan sulit untuk berkomunikasi dengan orang lain. Terkadang juga muncul pola pikir atau pikiran yang tidak diinginkan.

3. Perilaku

Penderita anxiety disorder akan merasa cepat tersinggung dan memiliki kewaspadaan yang berlebihan. Hal ini dikarenakan perasaan was - was yang ada di dalam dirinya. Selain itu perasaan takut dan tidak mampu juga menjadi salah satu tanda seseorang menderita anxiety disorder.

4. Tanda umum

 Berikut merupakan tanda - tanda lain jika seseorang menderita anxiety disorder, yaitu diantaranya perasaan gelisah yang berlebihan, cemas berlebihan, gemetaran, insomnia (kesulitan tidur), jantung berdetak cepat (palpitasi), ketakutan, merasa akan terkena musibah dan mual.

Apakah kamu mengalami salah satu tanda-tanda tersebut? Jika iya, maka jangan khawatir, karena kamu dapat segera melakukan konsultasi ke psikolog yang ada di sekitarmu. Jangan pernah remehkan anxiety disorder karena jika hal ini dibiarkan bisa berujung pada depresi atau bahkan keinginnan untuk mengakhiri hidup.

Jika kamu merasa keberatan dalam hal biaya, kamu dapat meredam perasaan cemas yang berlebihan dengan melakukan perawatan diri. Perawatan diri dapat dilakukan dengan mengurangi konsumsi alkohol dan kafein yang berlebihan, karena konsumsi alkohol dan kafein yang berlebihan dapat berbahaya dan memperburuk kondisi tertentu. Selanjutnya, melakukan aktivitas aerobik selama 20 -30 menit selama 5 hari dalam seminggu.

Aktivitas aerobik dapat meningkatkan kesehatan kardiovaskular.  Mengikuti kegiatan yang menyenangkan seperti travelling, membaca, shopping dan lain-lain dapat juga dilakukan untuk mengurangi perasaan cemas. Jika kamu memiliki hobi, tidak ada salahnya untuk menekuni hobi tersebut. Perasaan cemas juga dapat dikurangi dengan mengungkapkan frustasi secara verbal kepada keluarga atau teman terdekat. 

Jika perasaan cemas terus muncul setelah melakukan perawatan diri, makan harus segera melakukan konsultasi ke psikolog. Jangan pernah ragu untuk melakukan konsultasi, karena saat ini sudah banyak psikolog yang tercover oleh BPJS. Sekian semoga bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun