Mohon tunggu...
M. Ghaniey Al Rasyid
M. Ghaniey Al Rasyid Mohon Tunggu... Freelancer - Pemuda yang mencoba untuk menggiati kepenulisan

Orang yang hebat yaitu orang yang mampu untuk mempertahankan prinsip mereka dari beberapa kontradiktif

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kesadaran Civic Melalui Telaah Puisi

24 Mei 2023   15:41 Diperbarui: 24 Mei 2023   15:43 839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertempurn dan penghabisan menyigi beberapa tuntutan untuk Soekarno. Adalah Tritura yang terdiri dari beberapa hal antara lain; (1) Bubarkan PKI, (2) Retool Kabinet, (3) Turunkan harga. Soekarno membalas dengan nada sumbang. Ia melotokan matanya sembari berujar, siapa sahaja yang bisa menurunkan harga selama tiga bulan, akan diangkat jadi menteri, bila situasi tetap memburuk, akan ditembak mati. Begitulah kiranya, Taufik Ismail mencatat dengan jeli, silang sengkarut rakyat dan kekuasaan, dengan begitu detil.


Dok. pribadi
Dok. pribadi
Perjuangan para demonstran begitu harum. Walaupun, keberadaan orde baru juga menyiratkan polemik sehingga menciptakan keributan yang hampir serupa. Tempo (16 Januri 1986), mewartakan para loyalis gerakan tahun 66, melakukan ziarah untuk mengenai beberapa korban yang telah tiada. Peristiwa itu bukti sebuah kesadaran civic itu masih tertanam.

Kesadara civic menurut Karlina Supeli dalam diskusi bersama Gita Wirjawan berjudul Cipta, Rasa, Karsa, Manusia Indonesia (2023) ialah kesadaran seseorang yang hidup dalam sistem bangsa, dan benar-benar menggunakan ide fikir mereka sepenuhnya. Derap gerak para demonstran untuk menyigi keadilan lahir karena sebuah kesadaran yang dibentuk tidak secara nanggung.

Kesadaran itu dibentuk dari fokus untuk benar-benar menggali kebeneran pengetahuan tanpa tedeng aling-aling, termasuk melalui telaah karya sastra seperti puisi. Agar muncul kesadaran civic, dibutuhkan kelapangan hati menemui pelbagai benturan untuk mendapatkan sebuah pengetahuan yang dibilang segar. Melalui sebuah karya puisi, kita dapat mendialektikakan sebuah peristiwa untuk lahir sebuah kesadaran karsa, dan manusia Indonesia mengendus dan menyuarakan segala bentuk kuldesak. Sekian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun