Mohon tunggu...
M. Ghaniey Al Rasyid
M. Ghaniey Al Rasyid Mohon Tunggu... Freelancer - Pemuda yang mencoba untuk menggiati kepenulisan

Orang yang hebat yaitu orang yang mampu untuk mempertahankan prinsip mereka dari beberapa kontradiktif

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Covid-19 Tanggung Jawab Bersama

23 Maret 2020   14:02 Diperbarui: 23 Maret 2020   14:29 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Nasional Kompas

Sudah hampir satu bulan pandemi Covid-19, bersemayam dinegari Indonesi tercinta ini. dimulai dari 2 pemuda yang berada di Jakarta mulai menyebabr kebeberapa pelosok di tanah air. Virus ini menyebar sangat cepat dan memaksa masyarakat untuk waspada dan meminimalisir segala bentuk perkumpulan untuk waktu yang belum bisa ditentukan. 

Segala bentuk aktifitas di alihkan dalam sistem daring atau online untuk menghindari kontak langsung yang sejatinya untuk mengatasi dan meminimalisir virus tersebut. Masyarakat diharapkan mampu memahami gejala sosial terkini dan bisa menjalan segala bentuk rekomendasi dari pemerintah untuk mengatasi virus covid-19 ini. 

Gerak cepat

ada amanat yang tersirat dalam peristiwa pandemi ini, dimana kita wajib untuk mengamati dan membangun suatu prosedur kesehatan dengan baik seperti rutin untuk menjaga kebersihan diri, selalu memberishkan lingkunan sekitar dan tetap menjaga pola makan dengan baik. 

Nasi sudah menjadi bubur, virus sudah mulai menyebar kebeberapa penjuru dunia dan memakan banyak korban. Yang harus kita perhatikan dalam menghadapi virus tersebut yaitu dengan menjalankan prosedur pemerintah dan beberapa ahli kesehatan. 

Peranan teknologi menjadi hal yang sangat dibutuhkan pada situasi dan kondisi terkini. teknologi mampu memberikan terobosan untuk bisa meminimalisir segala bentuk kegiatan yang sifatnnya -kontak langsung. Begitu juga dengan pendidikan yang dialihkan dengan metode daring untuk meminimalisir pertemuan langsung yang rawan dampak penyebaran virus. 

Kicauan pelajar di Indonesia dikarenakan oleh sistem daring yang kurang efektif yang dikarenakan oleh kurang tanggapnya terhadap piranti teknologi, seharusnya harus bisa diminimalisir dengan gerak cepat pelajar untuk menggunakan beberapa komponen penyedia  -tutorial,  yang dimana dapat bermanfaat untuk menghindarkan dari gagap teknologi. virus yang cepat memaksa kita untuk berfikir dan bergerak cepat, jangan hanya tinggal diam dan menunggu. Kita harus menjemput bola mencari solusi dan menghindari yang namanya -menyalahkan.

Diberikan waktu untuk mengisolasi diri, seharusnya dan semestinya harus bisa digunakan dengan tepat. Jangan sampai kita gunakan waktu isolasi untuk kegiatan berkumpul di tempat luar yang malah beresiko terhadap penyaluran pandemi covid-19. 

perbedaan yang sangat mencolok dari masyarakat Indonesia dengan negara lain yang terkenda dampak covid-19, meluangkan waktu mereka untuk tetap mengisolasi diri bukan malah meramaikan tempat hiburan, dan -mohon maaf misal sampai terjangkit malah menyalahkan pemerintah.

Rintihan pekerja lapangan

" Anda libur tetap dikasih gaji, misal saya libur pendapatan dari mana?". Celoteh tersebut saya dapatkan dari salah satu warung makan yang berada di pojokan kampus saya. 

Menurunnya jumlah pengunjung dikarenakn pandemi virus corona tak pernah mematahkan semangat untuk tetap menghidupi keluarga. "Mati sudah ada yang ngatur mas!, Tuhan pasti tahu kondisi umatnya", Dengan pasrah dan secerah cahaya optimistis tertananam dalam beberapa celotehannya. 

Bekerja dirumah itu untuk kaum borjuis dan beberapa orang yang bekerja dibawah naungan instansi dan pemerintahan, tidak untuk para pekerja lapangan dan buruh yang harus tetap kerja ditengah-tengah brutalnya pandemi Covid-19. 

Bagi mereka kaum pekerja dan buruh, pandemi tersebut bukanlah suatu masalah yang menjadi masalah ketika mereka tidak bisa menghidupi keluarga mereka. Mematuhi wejangan pemerintah untuk tetapi dirumah saja, sama saja mematikan diri mereka sendiri. 

Lantas, harus seperti apa? meminimalisir  sebaik mungkin sebijak mungkin harus bisa ditanamkan kepada masyarakat Indonesia. Untuk kegiatan sakral seperti berkerja harus tetap dilaksanakan dengan syarat memakai beberapa perlengkapan yang sudah disarankan oleh dinas kesehatan untuk bisa menanggulangi virus tersebut. 

#dirumahaja jangan dimaknai secara pukul rata, harus bisa disesuaikan dengan kondisi sosial dan kebutuhan perindividu, sejatinya setiap masyarakat mempunyai hak yang sama, ya memang sama, tetapi harus bisa dianalisisi secara lebih detail bagi kebaikan mereka. Kerja sangatlah baik, maka harus bekerja dengan diimbangi cek kesehatan yang telah diberikan pemerintah.

Kritik yang diberikan pemerintah seharusnya harus bisa memahami kaum-kaum grassroot, tidak bisa memukul rata, dikarenakan latar belakang dari setiap masyarakat itu berbeda-beda. Pemerintah harus bisa memberikan jaminan kesehatan, jaminan kemakmuran dan jaminan pendidikan bagi masyarakat ditengah pandemi covid-19. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun