Mohon tunggu...
ghaitsa rizky
ghaitsa rizky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi FIS UNJ

Mahasiswa Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

My Mentally Stable: Upaya Peningkatan Kesadaran akan Kesehatan Mental di Kalangan Remaja

26 Maret 2023   09:50 Diperbarui: 26 Maret 2023   09:57 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa yang termasuk dalam gangguan mental atau jiwa antara lain seperti depresi, gangguan bipolar, skizofrenia dan psikosis, demensia, dan gangguan perkembangan. Pada tahun 2012, WHO mencatat jumlah penderita gangguan jiwa di dunia mencapai 450 juta jiwa dan pada tahun 2016 WHO menyatakan terdapat 35 juta orang yang mengalami depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta orang terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena demensia.

Jika gangguan kesehatan mental pada remaja sudah tidak bisa diatasi maka akan menimbulkan dampak yang cukup serius. Adapun dampaknya yaitu terjadinya perilaku berisiko yang dilakukan oleh remaja contohnya seperti bunuh diri oleh seorang remaja karena dia sudah tidak sanggup menahan kondisi mentalnya, lalu remaja cenderung melakukan hal negatif lainnya seperti mengonsumsi narkoba, alkohol, dan lainnya untuk melampiaskan rasa tertekannya. Lalu akan berdampak pada kesehatan fisik yang dimana jika mental sudah tidak stabil maka kesehatan fisik seseorang pasti juga akan ikut terdampak seperti kelelahan, dan lainnya.

B. My Mentally Stable Sebagai Upaya Peningkatan Kesadaran akan Kesehatan Mental di Kalangan Remaja

Setelah melihat penjelasan mengenai pengertian serta dampak dari terganggunya kesehatan mental pada remaja, maka dibutuhkan peningkatan kesadaran dan pengetahuan akan kesehatan mental di masyarakat, terkhusus remaja. Maka dari itu penulis mengusulkan pembuatan program My Mentally Stable sebagai upaya peningkatan kesadaran akan kesehatan mental di kalangan remaja. My Mentally Stable merupakan program pemberdayaan masyarakat yang berbentuk penyuluhan partisipatif.

Penyuluhan partisipatif merupakan kegiatan terencana yang bertujuan agar masyarakat bisa melaksanakan kegiatan pemberdayaaan masyarakat secara terlibat dan partisipatif. Dalam posisi penyuluhan partisipatif, masyarakat merupakan aktor utama dalam segala kegiatan dan pelaksanaannya. Dalam konteks penyuluhan partisipatif, pelibatan masyarakat sebagai sasaran didik/peserta dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan.

Adapun bentuk dari kegiatan ini yaitu berupa penyuluhan tetapi partisipan juga terlibat aktif dalam pelaksanaan kegiatannya dan tidak sekedar diam mengandalkan penyuluh/fasilitator. Di dalam program ini, aktor utama dalam kegiatan dan pelaksanaannya adalah remaja. Meskipun peningkatan kesadaran kesehatan mental harus diterapkan untuk segala kalangan masyarakat namun pada program ini lebih memfokuskan pada kalangan remaja. Maka dari itu remaja dalam program My Mentally Stable akan dilibatkan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan program My Mentally Stable.

Pada tahap perencanaan, partisipan akan terlibat dalam kegiatan pemetaan masalah serta assessmentnya lalu membuat solusi, membuat macam-macam programnya, mengetahui proses, dan lainnya. Namun sebelum itu harus dibentuk dulu kelompok/unit yang menjadi media sasaran pemberdayaan. Berarti sebelumnya fasilitator harus mengelompokkan partisipan (remaja) ke dalam beberapa kelompok kecil agar mereka bisa berdiskusi lebih leluasa mengenai isu kesehatan mental. Adapun di dalam program ini, di tahap perencanaan, fasilitator akan memberikan berbagai kasus-kasus gangguan kesehatan mental yang memiliki dampak yang cukup serius kepada kelompok remaja yang sudah dibentuk.

Lalu setelah terbentuk kelompok dan sudah diberikan materi oleh fasilitator, maka kelompok yang sudah dibentuk tadi akan diberikan waktu untuk berdiskusi, selanjutnya mereka diajak untuk mengidentifikasi, menemukan, dan memetakan masalah atau materi yang sudah diberikan oleh fasilitator secara bersama-sama. Namun mengingat sebagian remaja cenderung tidak menyukai hal yang membosankan, maka fasilitator pada program ini akan membuat sesi diskusi dengan menyenangkan yaitu dengan menggabungkan diskusi dengan games.

Selain itu untuk menambah semangat para partisipan maka fasilitator juga menyediakan hadiah kecil atau door prize untuk menambah semangat para remaja untuk ikut berpartisipasi dalam sesi diskusi. Selain mendiskusikan dan memetakan masalah, mereka juga akan menentukan tujuan yang akan dicapai, membuat program, menentukan solusi, dan lainnya. Pada tahap pelaksanaan, masyarakat mengeksekusi semua perencanaan yang sudah dibuat lalu di evaluasi. Dalam tahapan ini kelompok remaja akan dikembangkan kesadarannya dengan cara belajar, berlatih, berdiskusi, dan lainnya. Tentunya dalam tahap pelaksanaan juga akan dilakukan dengan menyenangkan yaitu dengan dilakukannya games dan pemberian hadiah kecil bagi yang aktif dalam tahap pembelajaran.

Dengan mereka belajar dan melakukan pengembangan maka mereka akan memiliki pengetahuan serta kesedaran mengenai isu kesehatan mental. Sehingga di tahap pelaksanaan, remaja dianggap sudah memiliki ilmu pengetahuan dan kesadaran dalam isu kesehatan mental. Pada tahap evaluasi, masyarakatlah yang menyampaikan pendapat serta melakukan evaluasi, fasilitator hanya berperan sebagai perantara. Pada tahapan ini, kelompok remaja akan mengevaluasi mengenai diskusi yang sudah mereka lakukan tadi, apakah yang mereka diskusikan benar atau salah, atau apakah yang sudah didiskusikan merupakan hal yang baik atau tidak. Hal tersebut dilakukan oleh partisipan (remaja) itu sendiri yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran mereka mengenai isu kesehatan mental.

Program ini bertujuan untuk mendorong dan memberikan ruang seluas-luasnya kepada para remaja untuk melakukan analisis isu kesehatan mental, berdiskusi, dan mengkritisinya. Yang dimana ini juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM pada remaja sehingga kesadaran kritis remaja mengenai isu kesehatan mental bisa meningkat dan mereka bisa lebih menyadari bahwa isu kesehatan mental merupakan hal yang sangat penting di dalam kehidupan masyarakat. Program ini memiliki kelebihan yaitu bisa meningkatkan kesadaran dan ilmu pengetahuan mengenai isu kesehatan mental khususnya di kalangan remaja. Namun program ini juga memiliki tantangan dalam pelaksanaannya yaitu minimnya partisipasi remaja, yang dimana mereka cenderung malas untuk ikut berpartisipasi dalam program ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun