Mohon tunggu...
ghaitsa rizky
ghaitsa rizky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi FIS UNJ

Mahasiswa Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

My Mentally Stable: Upaya Peningkatan Kesadaran akan Kesehatan Mental di Kalangan Remaja

26 Maret 2023   09:50 Diperbarui: 26 Maret 2023   09:57 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENDAHULUAN

Kesehatan mental merupakan salah satu isu penting di dalam kehidupan masyarakat pada masa kini. Terlebih bagi remaja, yang sedang berada pada masa transisi menuju dewasa, kesehatan mental akan sangat berpengaruh pada kualitas hidup mereka di masa depan. Adapun pengertian dari kesehatan mental, kesehatan mental merupakan suatu kondisi dimana individu terbebas dari segala bentuk gejala-gejala gangguan mental. Seseorang yang memiliki kesehatan mental yang stabil pasti bisa menjalankan kehidupannya dengan baik, terutama saat menghadapi masalah yang dihadapinya.

Namun belum semua orang menyadari pentingnya isu kesehatan mental dan masih banyak sekali yang menyepelekan mengenai isu ini. Jika kesadaran akan kesehatan mental pada masyarakat rendah, pasti masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui seberapa serius dampak-dampak yang ditimbulkan dengan adanya gangguan kesehatan mental. Gangguan kesehatan mental memiliki dampak yang cukup serius jika tidak diatasi karena bisa mempengaruhi seluruh metabolisme pada tubuh seseorang. Menurut artikel Alodokter, gangguan kesehatan mental biasa dijumpai pada usia remaja. Diperkirakan ada sekitar 49,5 % remaja berusia 13-18 tahun mengalami gangguan mental dan 22,2% di antaranya menderita penyakit mental yang berat. Gangguan kesehatan mental di kalangan remaja bisa menghambat pertumbuhan fisik remaja, perkembangan emosi, dan lainnya.

Agar masyarakat bisa meningkatkan kesadarannya akan isu kesehatan mental, maka dari itu diperlukan upaya peningkatan kesadaran masyarakat, terutama remaja, akan kesehatan mental. Lalu upaya apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan mental? Salah satu upaya yang bisa dilakukan yaitu dengan melakukan penyuluhan partisipatif. Penyuluhan partisipatif merupakan kegiatan terencana yang bertujuan agar masyarakat bisa melaksanakan kegiatan pemberdayaaan masyarakat secara terlibat dan partisipatif. Dalam posisi penyuluhan partisipatif, masyarakat merupakan aktor utama dalam segala kegiatan dan pelaksanaannya.

Lalu penulis mengusulkan pembentukan program My Mentally Stable sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, yang terfokus pada remaja, mengenai kesehatan mental. Program ini berbentuk penyuluhan partisipatif yang melibatkan keaktifan dan keikutsertaan partisipan. Selanjutnya pada artikel ini akan dibahas lebih lanjut mengenai pentingnya kesadaran akan isu kesehatan mental di kalangan remaja, penjelasan mengenai penyuluhan partisipatif, penjelasan mengenai program My Mentally Stable, bagaimana program My Mentally Stable bisa meningkatkan kesadaran akan kesehatan mental, dan keuntungan serta tantangan dalam program My Mentally Stable.

 

TEMUAN DAN ANALISIS

A. Pentingnya Kesadaran akan Kesehatan Mental di Kalangan Remaja

Menurut Pieper dan Uden (2006), kesehatan mental merupakan suatu keadaan dimana seseorang tidak mengalami perasaan bersalah terhadap dirinya sendiri, memiliki estimasi yang realistis terhadap dirinya sendiri, dan dapat menerima kekurangan atau kelemahnnya, kemampuan menghadapi masalah-masalah dalam hidupnya, memiliki kepuasaan dalam kehidupan sosialnya, serta memiliki kebahagiaan dalam hidupnya. 

Adapun penyebab terjadinya gangguan kesehatan mental pada remaja di antara lain karena adanya tekanan sosial, stres dalam akademik, faktor keluarga, dan lainnya. Tekanan sosial pada remaja membuat seorang remaja menjadi tertekan dan dapat mempengaruhi kesehatan mentalnya. Tekanan sosial ini biasanya berasal dari teman sebaya dan keluarga. Pada kehidupan remaja, biasanya lebih ditemui tekanan sosial yang berasal dari teman sebaya contohnya seperti di bully, di ledek, dan lainnya sehingga membuat mental seorang remaja bisa terganggu.

Lalu stress dalam akademik juga merupakan salah satu penyebab kesehatan mental remaja terganggu. Adanya tekanan dari orang tua serta adanya persaingan dengan teman di sekolah bisa membuat remaja menjadi tertekan. Selain itu, ditambah ketika adanya musim ujian, yang dimana seseorang pastinya akan lebih banyak belajar, sehingga bisa menyebabkan kesehatan mental, seperti depresi atau kecemasan, seorang remaja terganggu karena terlalu banyak beban akademik yang dihadapinya. Yang terakhir ada faktor keluarga, kondisi di suatu keluarga sangat mempengaruhi mental seorang remaja contohnya perceraian orang tua atau ada pertengkaran di dalam keluarga yang bisa menjadikan kecemasan seorang remaja akan meningkat.

World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa yang termasuk dalam gangguan mental atau jiwa antara lain seperti depresi, gangguan bipolar, skizofrenia dan psikosis, demensia, dan gangguan perkembangan. Pada tahun 2012, WHO mencatat jumlah penderita gangguan jiwa di dunia mencapai 450 juta jiwa dan pada tahun 2016 WHO menyatakan terdapat 35 juta orang yang mengalami depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta orang terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena demensia.

Jika gangguan kesehatan mental pada remaja sudah tidak bisa diatasi maka akan menimbulkan dampak yang cukup serius. Adapun dampaknya yaitu terjadinya perilaku berisiko yang dilakukan oleh remaja contohnya seperti bunuh diri oleh seorang remaja karena dia sudah tidak sanggup menahan kondisi mentalnya, lalu remaja cenderung melakukan hal negatif lainnya seperti mengonsumsi narkoba, alkohol, dan lainnya untuk melampiaskan rasa tertekannya. Lalu akan berdampak pada kesehatan fisik yang dimana jika mental sudah tidak stabil maka kesehatan fisik seseorang pasti juga akan ikut terdampak seperti kelelahan, dan lainnya.

B. My Mentally Stable Sebagai Upaya Peningkatan Kesadaran akan Kesehatan Mental di Kalangan Remaja

Setelah melihat penjelasan mengenai pengertian serta dampak dari terganggunya kesehatan mental pada remaja, maka dibutuhkan peningkatan kesadaran dan pengetahuan akan kesehatan mental di masyarakat, terkhusus remaja. Maka dari itu penulis mengusulkan pembuatan program My Mentally Stable sebagai upaya peningkatan kesadaran akan kesehatan mental di kalangan remaja. My Mentally Stable merupakan program pemberdayaan masyarakat yang berbentuk penyuluhan partisipatif.

Penyuluhan partisipatif merupakan kegiatan terencana yang bertujuan agar masyarakat bisa melaksanakan kegiatan pemberdayaaan masyarakat secara terlibat dan partisipatif. Dalam posisi penyuluhan partisipatif, masyarakat merupakan aktor utama dalam segala kegiatan dan pelaksanaannya. Dalam konteks penyuluhan partisipatif, pelibatan masyarakat sebagai sasaran didik/peserta dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan.

Adapun bentuk dari kegiatan ini yaitu berupa penyuluhan tetapi partisipan juga terlibat aktif dalam pelaksanaan kegiatannya dan tidak sekedar diam mengandalkan penyuluh/fasilitator. Di dalam program ini, aktor utama dalam kegiatan dan pelaksanaannya adalah remaja. Meskipun peningkatan kesadaran kesehatan mental harus diterapkan untuk segala kalangan masyarakat namun pada program ini lebih memfokuskan pada kalangan remaja. Maka dari itu remaja dalam program My Mentally Stable akan dilibatkan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan program My Mentally Stable.

Pada tahap perencanaan, partisipan akan terlibat dalam kegiatan pemetaan masalah serta assessmentnya lalu membuat solusi, membuat macam-macam programnya, mengetahui proses, dan lainnya. Namun sebelum itu harus dibentuk dulu kelompok/unit yang menjadi media sasaran pemberdayaan. Berarti sebelumnya fasilitator harus mengelompokkan partisipan (remaja) ke dalam beberapa kelompok kecil agar mereka bisa berdiskusi lebih leluasa mengenai isu kesehatan mental. Adapun di dalam program ini, di tahap perencanaan, fasilitator akan memberikan berbagai kasus-kasus gangguan kesehatan mental yang memiliki dampak yang cukup serius kepada kelompok remaja yang sudah dibentuk.

Lalu setelah terbentuk kelompok dan sudah diberikan materi oleh fasilitator, maka kelompok yang sudah dibentuk tadi akan diberikan waktu untuk berdiskusi, selanjutnya mereka diajak untuk mengidentifikasi, menemukan, dan memetakan masalah atau materi yang sudah diberikan oleh fasilitator secara bersama-sama. Namun mengingat sebagian remaja cenderung tidak menyukai hal yang membosankan, maka fasilitator pada program ini akan membuat sesi diskusi dengan menyenangkan yaitu dengan menggabungkan diskusi dengan games.

Selain itu untuk menambah semangat para partisipan maka fasilitator juga menyediakan hadiah kecil atau door prize untuk menambah semangat para remaja untuk ikut berpartisipasi dalam sesi diskusi. Selain mendiskusikan dan memetakan masalah, mereka juga akan menentukan tujuan yang akan dicapai, membuat program, menentukan solusi, dan lainnya. Pada tahap pelaksanaan, masyarakat mengeksekusi semua perencanaan yang sudah dibuat lalu di evaluasi. Dalam tahapan ini kelompok remaja akan dikembangkan kesadarannya dengan cara belajar, berlatih, berdiskusi, dan lainnya. Tentunya dalam tahap pelaksanaan juga akan dilakukan dengan menyenangkan yaitu dengan dilakukannya games dan pemberian hadiah kecil bagi yang aktif dalam tahap pembelajaran.

Dengan mereka belajar dan melakukan pengembangan maka mereka akan memiliki pengetahuan serta kesedaran mengenai isu kesehatan mental. Sehingga di tahap pelaksanaan, remaja dianggap sudah memiliki ilmu pengetahuan dan kesadaran dalam isu kesehatan mental. Pada tahap evaluasi, masyarakatlah yang menyampaikan pendapat serta melakukan evaluasi, fasilitator hanya berperan sebagai perantara. Pada tahapan ini, kelompok remaja akan mengevaluasi mengenai diskusi yang sudah mereka lakukan tadi, apakah yang mereka diskusikan benar atau salah, atau apakah yang sudah didiskusikan merupakan hal yang baik atau tidak. Hal tersebut dilakukan oleh partisipan (remaja) itu sendiri yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran mereka mengenai isu kesehatan mental.

Program ini bertujuan untuk mendorong dan memberikan ruang seluas-luasnya kepada para remaja untuk melakukan analisis isu kesehatan mental, berdiskusi, dan mengkritisinya. Yang dimana ini juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM pada remaja sehingga kesadaran kritis remaja mengenai isu kesehatan mental bisa meningkat dan mereka bisa lebih menyadari bahwa isu kesehatan mental merupakan hal yang sangat penting di dalam kehidupan masyarakat. Program ini memiliki kelebihan yaitu bisa meningkatkan kesadaran dan ilmu pengetahuan mengenai isu kesehatan mental khususnya di kalangan remaja. Namun program ini juga memiliki tantangan dalam pelaksanaannya yaitu minimnya partisipasi remaja, yang dimana mereka cenderung malas untuk ikut berpartisipasi dalam program ini.

KESIMPULAN

 

Kesehatan mental merupakan salah satu isu penting di dalam kehidupan masyarakat pada masa kini. Namun belum semua orang menyadari pentingnya kesehatan mental. Maka dari itu diperlukan upaya peningkatan kesadaran masyarakat, terutama remaja, akan kesehatan mental. Maka dari itu penulis mengusulkan pembuatan program My Mentally Stable sebagai upaya peningkatan kesadaran akan kesehatan mental di kalangan remaja. My Mentally Stable merupakan program pemberdayaan masyarakat yang berbentuk penyuluhan partisipatif. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan ilmu pengetahuan remaja mengenai kesehatan mental melalui penyuluhan yang partisipatif.

DAFTAR PUSTAKA

 

Alfiya,    L.    (2016).    Pengaruh    Kesehatan    Mental    terhadap    Peningkatan Psychological  Well  Being. Skripsi.  Fakultas  Psikologi.Universitas  17 Agustus 1945 Surabaya.

 

Alodokter. (2022). "Ciri-Ciri Gangguan Mental pada Remaja yang Perlu Orang Tua Tahu." Diakses pada 25 Maret 2023 https://www.alodokter.com/ciri-ciri-gangguan-mental-pada-remaja-yang-perlu-orang-tua-tahu#:~:text=Gangguan%20mental%20sudah%20bisa%20dijumpai,menderita%20penyakit%20mental%20yang%20berat.

Maulana, I., Suryani, S., Sriati, A., Sutini, T., Widianti, E., Rafiah, I., ... & Senjaya, S. (2019). Penyuluhan Kesehatan Jiwa untuk Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat tentang Masalah Kesehatan Jiwa di Lingkungan Sekitarnya. Media Karya Kesehatan, 2(2).

Putri, A. W., Wibhawa, B., & Gutama, A. S. (2015). Kesehatan mental masyarakat Indonesia (pengetahuan, dan keterbukaan masyarakat terhadap gangguan kesehatan mental). Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(2).

Syaifudin. 2020. "Pemberdayaan Masyarakat Melalui Penyuluhan Partisipatif." dalam Bahan Materi Pertemuan ke 3 Mata Kuliah SPM. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta

World Health Organization. (2016). "Mental Disorders" Diakses pada 25 Maret 2023 https://www.who.int/en/news-room/fact-sheets/detail/mental-disorders

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun