Dalam teknis pelaksanaan PTM, satu kelas dibagi menjadi dua kelompok, yang masing-masing berisi 12-15 siswa. Hal tersebut membuat penyampaian materi mata pelajaran yang mulanya dilakukan dalam 3 jam terhadap 30 siswa, dibagi-bagi. Waktu penyampaian materi sedikit sedangkan materi lumayan agak banyak.
Persoalan mengajar dalam waktu singkat ini juga menjadi tantangan yang dirasakan oleh guru-guru di SDN 1 Banjarsari. Irma Maulia, seorang Guru Wali Kelas V B bersiasat mencoba untuk tidak memberi materi terlalu banyak hingga membuat jenuh murid di kelas. Â beliau hanya menjelaskan materi secara umum dan yang sulit diterangkan.Â
"Biar waktu dalam 3 jam ini bisa tersampaikan dengan baik kepada siswa", tutur Bu Irma Maulia Guru SDN 1 Banjarsari. Namun, ada beberapa kendala lainnya seperti murid-murid yang sering menanyakan "Ibu kapan pulang?", "Ibu sudah jam 9 pagi, boleh pulang sekarang?". Akibat kurangnya semangat dalam diri siswa karena sudah terlalu lama melaksanakan pembelajaran secara daring sehingga guru mengalami keterbatasan dalam menyampaikan pembelajaran.Â
Setelah mengetahui kesulitan yang dialami oleh Guru dan juga Siswa di SDN 1 Banjarsari, dapat saya simpulkan beberapa solusi yang dapat membangkitkan semangat para siswa dalam belajar dan membuat suasana yang berbeda dari biasanya.
1. Memberikan Video Pembelajaran
Siswa SD tentunya sangat menyukai video yang menarik beranimasi, kita dapat memberikan video menarik untuk membangun semangat belajar anak. Anak-anak juga dapat mengerjakan tugas praktik (mata pelajaran; SAINS) dengan mengikuti video pembelajaran yang kita berikan.
2. Menyampaikan Materi dengan Bahan Ajar Hasil Print-an
Pembelajaran yang hanya berkecimpung dengan teori saja dapat membuat anak jenuh dikelas. Dengan kita menyampaikan materi dengan contoh-contoh berupa hasil print-an dapat membuat anak-anak tertarik, mereka sangat antusias dalam memperhatikan pembelajaran di kelas dengan suasana yang menyenangkan.
3. Membaca Cerpen atau Dongeng di Kelas (dengan Metode Nyaring)
Kegiatan ini merupakan bentuk dari gerakan literasi di sekolah. Membaca cerpen ataupun dongeng tidak perlu lama-lama, hanya sekitar 15-20 menit saja sudah cukup. Saat membaca guru jangan lupa untuk menggunakan ekspresi dan intonasi yang sesuai dengan dialog yang ada. Dengan demikian, kegiatan membaca akan lebih menyenangkan/
Solusi diatas ternyata mampu membantu guru-guru dan siswa dalam pembelajaran PTM di masa pandemi ini. Jangan lupa untuk selalu jaga kesehatan dan juga menerapkan prokes di sekolah yaaa!;)