"Iya ayok", jawabnya.
Kami pun mulai menikmati hidangan yang kami pesan beberapa menit lalu. Kulihat pria yang beberapa bulan lagi akan menjadi suamiku makan dengan lahapnya, meskipun beberapa kali kulihat dia cemas ketika menatap keluar jendela.
"Enak ya makanan makanannya", ujarku berusaha mencari perhatiannya.
"Mmmm... Iya jelas dong, rekomendasi siapa dulu", jawabnya sembari bercanda.
Entah kurasa ada yang berbeda dari pria di depanku ini. Tak seperti dia yang biasa aku kenal.
Detik berikutnya, ponsel miliknya yang diletakkan di meja berdering. Sepertinya sebuah panggilan telepon. Dengan cepat diangkatnya ponsel itu.
"Halo. Assalamu'alaikum. Selamat malam", ujarnya sembari menghabiskan makanan di mulutnya.
Aku hanya bisa mendengar jawaban darinya, tanpa tahu apa yang dikatakan lawan bicaranya.
"Sekarang juga? Siap. Saya merapat", ujarnya dengan singkat.
"Sekarang saya sedang di Resto Purnama . Baik saya tunggu", ujarnya lagi.
"Selamat malam", katanya mengakhiri panggilan ponselnya.
"Dari siapa, mas?", tanyaku mulai khawatir.