Mohon tunggu...
Teuku MuhammadGhaffar
Teuku MuhammadGhaffar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang memulai untuk menulis.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Apakah Pancasila Masih Relevan sebagai Ideologi Negara dan Bangsa Indonesia?

13 September 2024   19:44 Diperbarui: 13 September 2024   19:46 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di zaman sekarang dimana begitu banyak penyimpangan aturan dan penyelewengan kekuasaan dan hak tentu peristiwa itu sangat bertolak belakang dengan ideologi Pancasila, membuat seolah Pancasila tidak memiliki nilai sebagai sumber ideologi bangsa dan negara. Dari hal itu maka muncullah sebuah pertanyaan, yaitu:

APAKAH PANCASILA MASIH RELEVAN SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA DAN BANGSA INDONESIA?

Di era modernisasi dan globalisasi saat ini, Pancasila sedang dihadapkan dengan begitu banyak tantangan, salah satunya cepatnya arus informasi dan komunikasi terutama tentang budaya asing yang dikhawatirkan membawa pengaruh ideologi-ideologi lain yang datang serta semakin menggerus nilai-nilai Pancasila.

Esensi Pancasila sebagai Ideologi Negara

Menurut Muharrir Mukhlis, Pancasila bukan sekedar kumpulan lima sila, melainkan sebuah sistem nilai yang komprehensif dan koheren. Nilai-nilai Pancasila saling berkaitan dan menopang satu sama lain. Ketuhanan menjadi dasar moral bagi bangsa Indonesia, Kemanusiaan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, Persatuan menumbuhkan rasa cinta tanah air dan nasionalisme, Kerakyatan mendorong demokrasi dan partisipasi rakyat dan Keadilan sosial menciptakan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. (Mukhlis, 2024)

Pancasila adalah ideologi yang adaptif dan dinamis terhadap kemajuan dan perubahan zaman. Kelima sila itu bisa diimplementasikan dan diinterpretasikan dalam berbagai konteks dan situasi serta nilai-nilai kehidupan. Sebagai ideologi terbuka, Pancasila dapat mengembangkan dan menerima pemikiran baru dari luar, berinteraksi dengan perkembangan zaman dan menampung pengaruh nilai-nilai dari luar lalu mengubahnya agar bisa memperkaya kehidupan bermasyarakat.

Tantangan Pancasila di Era Globalisasi

  • Modernisasi dan Globalisasi: Derasnya arus informasi dan komunikasi budaya asing dikhawatirkan dapat menggerus nilai-nilai Pancasila
  • Menguatnya Individualisme: Melunturkan nilai-nilai menganut keyakinan bahwa manusia adalah makhluk sosial dan ini tentu bertolak belakang dengan sila kedua dan ketiga.
  • Mengabaikan Pancasila sebagai Objek Ilmu Pengetahuan: Seiring dengan berkembangnya teknologi dan informasi, banyak objek ilmu pengetahuan lain yang dinilai lebih penting untuk dipelajari. (Nancy, 2023)

Cara Menghadapi Tantangan Pancasila di Era Globalisasi

  • Menanamkan nilai-nilai Pancasila di setiap aspek di berbagai jenjang pendidikan.
  • Membekali anak-anak sedari dini dengan nilai-nilai Pancasila agar mereka memiliki bekal di era globalisasi.
  • Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam hal apapun terutama dalam hal mengambil keputusan dan berdemokrasi, hal ini juga mampu untuk melemahkan sikap individualisme.
  • Mengajarkan sikap untuk cinta tanah air dan bangsa dengan cara menunjukkan kekayaan dalam negeri, baik dari segi sumber daya alam, budaya dan teknologi.

III. KESIMPULAN

Pancasila sebagai ideologi masih relevan, dikarenakan Pancasila yang bersifat tidak kaku dan dinamis sehingga menjadikan Pancasila sebagai dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman. Pancasila juga dapat mengembangkan dan menerima pemikiran baru dari luar, berinteraksi dengan perkembangan zaman dan menampung pengaruh nilai-nilai dari luar lalu mengubahnya agar bisa memperkaya kehidupan bermasyarakat. Pancasila sebagai dasar negara yang memiliki fondasi yang kokoh serta Pancasila sebagai sumber utama yang melandasi terbentuknya suatu hukum yang mampu mewujudkan arah kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

IV. DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun