Mohon tunggu...
Gilang Ramadhan
Gilang Ramadhan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Mengajar | Warga Gg. Mangga Garis Lurus | S1 Bahasa dan Sastra Indonesia | Bergiat di Kembara Rimba dan Salam Semesta

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lidah Penuh Gula

2 Februari 2024   11:44 Diperbarui: 2 Februari 2024   11:46 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Tiga Permen Gula. Sumber: Freepik/Kamran Aydinov

Jika ini sebuah pidato, semua akan dimulai dari seorang pemimpin, seorang perempuan berdiri di atas podium atau pria tua berjalan di antara massa

dan seiring terbuka mulut, kau akan diberi tahu waktu itu hari besar atau mungkin hari biasa, dan aku, si pendengar, akan menangkap: serbaneka janji di atas panggung pesta pora

dan lambang yang dipakai pemimpin itu detail sampai bendera merah dan putih dan pin yang ia sematkan di dada kemeja, begitu juga slogan-slogan yang berteriak di udara.

Akhirnya---jika kau mendengar secara saksama---kau akan tahu podium itu sedang menjadi tempat pemimpin itu mengumumkan khayalannya atau ia tengah menyerang lawan-lawan imajinasinya,

dan kau sudi menoleransi semua itu, sebab kau berharap ada: suara petasan meledak

di sebuah lapangan luas tempat pemimpin itu berdiri, atau massa berpakaian serba hitam muncul di jalan raya.

Tapi ini adalah sebuah puisi, dan tokoh-tokoh di sini hanyalah kau dan aku, sendiri dalam ruang kritis yang akan lenyap setelah beberapa larik lagi.

Puisi tak memberi kita waktu untuk saling menyalahkan atau melempar batu ke dalam kaca yang pecah. Aku bertanya kepadamu: siapa yang butuh khayalan di podium

dan siapa yang peduli pada isi pidatonya?

Kita punya sesuatu yang lebih baik daripada semua konflik yang bergerak tiba-tiba menuju akhir yang berdarah-darah itu. Maksudku adalah suara yang akan kita dengar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun