Mohon tunggu...
Penulis Mahan
Penulis Mahan Mohon Tunggu... Lainnya - Jurnalis

Saya adalah penulis berita yang berdedikasi dengan fokus pada penyampaian informasi yang akurat dan terpercaya. Dengan pengalaman lebih dari 5 tahun di industri jurnalisme, saya telah meliput berbagai topik mulai dari berita lokal hingga isu-isu global. Keahlian saya terletak pada riset mendalam dan kemampuan menulis yang jelas dan ringkas, memastikan bahwa pembaca mendapatkan informasi yang relevan dan up-to-date. Saya berkomitmen untuk menjaga integritas jurnalistik dan memberikan perspektif yang berimbang dalam setiap laporan. Selain itu, saya aktif dalam Membuat "berita multimedia," "investigasi mendalam," atau "reportase langsung"], yang membantu saya tetap di garis depan perkembangan berita.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lukisan Langit Malam: Kisah Cinta yang Tertinggal di Masa Lalu Bagian 2

6 Oktober 2024   14:24 Diperbarui: 6 Oktober 2024   14:27 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: editan pribadi Penulis Mahan

Setiap kata yang tertuang adalah nyanyian jiwa yang memujamu.

Namun kini, semua itu hanyalah kenangan. Kenangan yang terlalu indah untuk dilupakan, namun terlalu menyakitkan untuk diingat. Aku memandang keluar jendela, menatap awan-awan yang berarak pelan di langit biru. Mereka seolah mengejekku, bebas bergerak tanpa beban, sementara aku terjebak dalam pusaran kesedihan yang tak berujung.

Diana, mungkinkah kau tahu betapa sakitnya hatiku melihat postingan cerita Instagrammu?

Setiap pixel gambar itu bagaikan pecahan kaca yang menggores jiwaku,

Meninggalkan luka yang tak kasat mata, namun begitu nyata terasa.

Aku mencoba untuk tersenyum, berusaha meyakinkan diriku bahwa ini adalah yang terbaik. Bahwa kebahagiaanmu adalah yang utama, meski itu berarti aku harus rela melepaskanmu. Tapi mengapa begitu sulit? Mengapa setiap tarikan nafas terasa begitu menyakitkan?

Kutatap kembali layar ponselku, jemariku bergetar di atas tombol "unfollow". Haruskah aku mengakhiri semua ini? Menutup buku tentang kita dan memulai lembaran baru? Atau haruskah aku bertahan, berharap suatu hari nanti kau akan kembali, mewarnai kanvas hidupku seperti dulu?

Diana, kau yang pernah menjadi bintang paling terang di langit malamku,

Kini menghilang, meninggalkan kegelapan yang mencekam.

Namun, meski kau telah pergi, jejakmu masih terukir jelas,

Di setiap sudut hatiku yang kini remuk redam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun