Mohon tunggu...
Gatot   "Jendral" Subroto
Gatot "Jendral" Subroto Mohon Tunggu... lainnya -

Asisten Sutradara 1, Penulis, Penggemar Foto, Aktor (Coboy Junior The Movie 1 dan 2, Slank Ga Ada Matinya, Tak Kemal Maka Tak Sayang, 7 Misi Rahasia Sophie, 3 DARA, SKAKMAT, BEST FRIEND FOREVER - tayang 2016, PETAK UMPET MINAKO - tayang 2016) yang terus belajar untuk menulis dan berkarya untuk sesama.\r\n\r\nFB : dream_catcher2015@yahoo.com\r\nBlog : http://takketik.blogspot.com/\r\nTwitter : @gatot_winner

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

The Kartini Paper: Surat Cinta untuk Kartini

14 April 2016   16:31 Diperbarui: 14 April 2016   16:36 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Surat Cinta Untuk Kartini, diambil dari cdn.klimg.com/muvila.com"][/caption] Sutradara Azhar Kinoi Lubis bersama para pemeran film Surat Cinta Untuk Kartini dalam pers conferencenya.

“Tiada awan di langit yang tetap selamanya. Tiada mungkin akan terus-menerus terang cuaca. Sehabis malam gelap gulita lahir pagi membawa keindahan. kehidupan manusia serupa alam” ~ RA. Katini - Habis Gelap Terbitlah Terang

Premiere film Surat Cinta Untuk Kartini, 11 April 2016, Gedung Epicentrum, Kuningan, Jakarta.

A Movie By AZHAR KINOI LUBIS

The Kartini Paper.. ah, mengapa saya memilih judul ini ? Sebelum saya menuliskan artikel ini, saya  pribadi bertanya-tanya korelasi antara film berlatar kehidupan Kartini dengan keadaan masa kini.  Terkadang bisa dipahami mengapa beberapa film bertema kepahlawanan menjadi kurang diminati di Indonesia dan menurut opini saya, bisa jadi dikarenakan penonton merasa tidak menemukan korelasi antara film tersebut dengan nafas jamannya. Sebelum membahas lebih jauh, berikut sinopsisnya dari versi saya.

 

SINOPSIS :

Surat Cinta Untuk Kartini sendiri merupakan film kisah cinta berlatar belakang kehidupan Kartini. Catat yah, Kartini disini hadir sebagai latar belakang, bukan sebagai tokoh utama. Adalah seorang pengantar surat bernama Sarwadi (Chicco Jerikho) yang menjadi tokoh utama kisah ini, ia jatuh cinta terhadap wanita pujaannya yaitu R.A.A. Kartini (Rania Putri Sari). Duda beranak satu ini, kesengsem dengan kerendahan hati, pemikiran, cita-cita dan kecantikan Kartini. Untuk menanggapi rasa cintanya, ia berusaha mati-matian membantu keinginan Kartini mengajar anak-anak, khususnya anak anak perempuan di desanya agar mereka bisa belajar membaca dan menulis. Ningrum, anak Sarwadi adalah murid pertama yang dibawanya kepada Kartini untuk diajar. Kegiatan ini berkembang hingga jumlah murid terus bertambah.

Cerita berlanjut dengan konflik batin tokoh utama kita Sarwadi, di satu sisi ia mencintai Kartini tetapi ia juga menyadari bahwa derajatnya jauh di bawah  Kartini. Pada masa itu, perbedaan antara kaum bangsawan dengan rakyat jelata ibarat bumi dengan langit. Konflik demi konflik berlanjut antara pergumulan cinta Sarwadi maupun impian Kartini akan pendidikan yang ditentang keluarganya, ia sudah dipingit dan hendak dinikahkan.

Hingga tibalah saatnya kedua tokoh ini bertemu dengan “Tuhan kecil” segala jaman yang terepresentasikan dalam bentuk ADAT ISTIADAT. Menentangnya berarti bisa disebut kurang ajar, bahkan durhaka. Menyerah padanya, berarti kalah dan mengubur impian mereka. Apakah impian Sarwadi dan Kartini gugur, ini bisa dijawab lewat surat yang ditulis oleh masing masing. Surat Sarwadi kepada Kartini dan surat Kartini kepada Sarwadi. Seperti apa jawaban itu ? Maaf, untuk part yang satu ini, harus saya simpan dahulu, selengkapnya dapat anda simak setelah menonton filmnya pada tanggal 21 April 2016 ini.

Jadi sejauh ini kita melihat bahwa keberadaan Kartini sendiri merupakan latar belakang dari kisah cinta Sarwadi yang mendorongnya untuk membantu Kartini mewujudkan cita citanya.

 

THE KARTINI PAPER

Lantas korelasi apa yang saya temukan antara judul film ini dengan kondisi masa kini sehingga muncul judul “The Kartini Paper” which is secara tidak langsung kita mudah mengaitkannya dengan skandal dokumen finansial terbesar saat ini, The Panama Paper. Jawabannya mungkin disini : Semuanya terkait dari sebuah “kertas” yang berbentuk “surat”.

Kertas, sebuah bahan material tipis datar yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp dan memiliki beragam fungsi. Dalam salah satu fungsinya, kertas telah diangkat menjadi “alat” yang melebihi senjata apapun di dunia. Lihat saja, berbagai keputusan, kesepakatan perjanjian tingkat dunia maupun mata uang , bentuknya adalah kertas. Bahkan ijazah kitapun berbentuk kertas.

Sebegitu kuatnya fungsi kertas, hingga pada perang dunia 1 dan 2, ia menjadi alat propaganda paling efektif. Demikian juga saat kita berbicara masalah keimanan seluruh umat manusia di bumi, dimana rata rata agama besar di muka bumi memiliki alkitabnya masing masing  yang ditulis di atas kertas. Lihat, begitu penting nilai sebuah kertas dan dalam film ini, kertas ini hadir dalam bentuk surat.

Surat adalah sarana komunikasi untuk menyampaikan informasi tertulis oleh suatu pihak kepada pihak lain. Fungsinya mencakup lima hal: sarana pemberitahuan, permintaan, buah pikiran, dan gagasan; alat bukti tertulis; alat pengingat; bukti historis; dan pedoman kerja. (*dikutip dari Wikipedia dan kamus besar bahasa Indonesia).

Untuk mereka yang mengalami jaman-jaman dimana surat menjadi alat komunikasi jarak jauh, pasti merasakan bagaimana senangnya menerima sebuah surat, sampai dahulu muncul apa yang kita sebut sebagai “Sahabat Pena”, yaitu yaitu sebuah hubungan pertemanan yang terjalin lewat tulisan tulisan yang berbentuk surat.

(Baca : http://www.kompasiana.com/www.ekasiswanto.com/sahabat-pena-masihkah-engkau-ada_54ffbddba33311456350fbe8 )

Nah, kini bentuk fisik surat telah bergeser bersamaan dengan munculnya internet dan kita mengenal namanya sebagai email, electronic mail. Karena itulah dapatlah kita tarik DASAR KETERKAITAN Surat Cinta Untuk Kartini dengan kasus Panama Paper yaitu keduanya dimulai dengan surat, hanya saja yang satu kertas dalam wujud fisik dan mewakili era jaman dahulu, sedangkan yang satu lagi dalam bentuk digital dan mewakili era masa kini.

 

ANALOGI THE RAID 1

Anda tertawa sekarang ? Silahkan saja.. itu hak anda kok. Karena itu sebelum saya beranjak lebih jauh, sebagian dari anda mungkin mulai berkata, saya mengada-ada saja, cari-cari kesamaan alias cocokologi. Buat saya sih bukan begitu melihatnya, terlepas adanya unsur ketidaksengajaan terbentuknya korelasi ini, tapi sebuah film seringkali lahir dari keadaan kondisi sosial budaya masyarakatnya. Contoh saja, dahulu saya sempat mau menulis review untuk film The Raid 1 dimana saya melihat korelasi antara film itu sendiri dengan keadaan Indonesia pada masa itu.

The Raid 1 sendiri bercerita bagaimana sekelompok aparat penegak hukum terlatih menyerbu apartemen terlantar yang diyakini tempat bersembunyinya para penjahat. Satu persatu penjahat mereka lumpuhkan hingga akhirnya mereka sendiri terjebak, sehingga terjadilah istilah ini “the hunter become the hunted”. Kini keadaan berbalik, satu demi satu para aparat penegak hukum ini dibunuh dan tercerai berai, diserbu dari berbagai arah dalam keadaan bingung.

Uniknya, saat film ini ditayangkan (2011), Indonesia pada masa itu sedang dihebohkan dengan upaya penggembosan internal KPK. Setelah sebelumnya KPK getol menangkapi para koruptor satu demi satu, keadaan tiba tiba berbalik. Satu demi satu pimpinan KPK terlibat masalah dan dijebloskan ke dalam penjara. KPK seperti kehilangan legitimasinya sebagai badan penegak hukum terpercaya sehingga muncul istilah yang namanya Corruptor Fight Back dan SAVE KPK yang sebenarnya adalah upaya penyelamatan KPK itu sendiri ketimbang masalah cicak vs buaya. Lagipula lawan sesunguhnya dalam The Raid 1 sendfiri tak lain adalah para rekan sesame penegak hukum yang kotor atau korupsi.

Dan kala film ini dirilis, momennya bersamaan dengan semakin memanasnya kondisi KPK setelah ketua KPK Antasari Azhar dihukum penjara, juga permasalahan KPK melawan kepolisian karena mereka hendak menyelidiki kasus korupsi di kepolisian. Peristiwa yang menyeret 2 petinggi KPK ke pengadilan Chandra Hamzah dan Bibit Samad Rianto. So, buat saya ini sudah cukup untuk menjelaskan keterkaitan film The Raid 1 dengan KPK. Kisah tentang aparat penegak hukum yang begitu bersemangat mengalahkan satu demi satu lawannya, tanpa ia sadari, lawannyapun mempersiapkan jebakan yang lebih fatal. Lebih buruknya, ia harus berhadapan dengan lawan-lawan yang juga berasal dari kelompok yang berlabel sama dengan dirinya. Sayangnya review ini belum sempat saya tuliskan dikarenakan kegiatan suting. Begitulah ceritanya…

 

KARTINI PAPER DAN PANAMA PAPER

Kembali pada keterkaitan film Surat Cinta Untuk Kartini dengan Panama Paper, apa yang saya sajikan masih merupakan keterkaitan bersifat analogi, kalau boleh ditarik, ia menjadi makna yang tersaji atau terbaca. Pembaca sudah bisa melihat dasar keterkaitan antara film ini dengan kasus panama paper. Untuk dapat menyentuh pada masa kini, makna makna ini tidak bisa hadir sebagai korelasi saja, tetapi juga menjadi makna yang dituju alias pesan-pesannya. Dan diharapkan pesan-pesannya masih up to date. Karena itu marilah kita bergeser kepada pesan-pesannya.

PERANG GAGASAN DAN DATA

Kartini terkenal karena surat surat serta tulisannya dan tanpa surat surat itu, bisa jadi hari ini kita tidak akan mengenal Kartini apalagi hari Kartini. Menurut sejarahnya, setelah Kartini meninggal, Mr.J.H. Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada teman-temannya di Eropa. Abendanon saat itu menjabat sebagai Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda. Buku itu diberi judul Door Duisternis tot Licht yang arti harfiahnya "Dari Kegelapan Menuju Cahaya". Buku kumpulan surat Kartini ini diterbitkan pada 1911.

Berikut saya kutip sebuah tulisan tentang respon terhadap tulisan Kartini:

Pemimpin redaksi De Echo di Jogjakarta saat itu sampai minta ortunya Kartini biar mau nulis buat rubrik khusus. Koran-koran Belanda itu ngemis tulisan Kartini. Kartini sering nolak. Sampai-sampai ia harus pake anonim “Tiga Saudara” kalo nulis lho...

Kalau menilai tulisan Kartini biasa-biasa saja, kamu benar-benar harus banyak baca! Tanpa Kartini, dunia memang tahu Hindia Belanda. Tapi siapa sih yang tahu soal Koja kalau bukan dari reportase Kartini? Serius, Kartini tuh mereportase, dan bertitimangsa 1890-an. Ini soal sejarah Kepala Bumipuetra pertama di Indonesia… Kartini jadi pahlawan karena ia meninggalkan tulisan. Tulisannya bukan pepesan kosong…Pemikiran Kartini jauh melampaui orang-orang di zamannya, bahkan bangsawan dan lelaki sekalipun.

Sumber : http://www.biografipahlawan.com/2014/11/biografi-ra-kartini.html

 

Surat-surat Kartini, seorang perempuan pribumi, sangat menarik perhatian masyarakat Belanda, dan pemikiran-pemikiran Kartini mulai mengubah pandangan masyarakat Belanda terhadap perempuan pribumi di Jawa, sehingga menimbulkan simpati dari masyarakat Belanda dan menentang kebijakan-kebijakan parlemen Belanda yg merugikan kaum pribumi Jawa. Kartini telah memikirkan tentang pendidikan kaum wanita di masyarakat Jawa pada waktu itu yg terpaku dengan segala adat-adatnya yang kaku, seolah wanita sudah tidak perlu pendidikan, bisa bahasa Belanda saja sudah cukup, kemudian tinggal menunggu dinikahi dan kemudian dimadu. Kartini telah memikirkan ini di awal 1900-an.

Sumber : http://www.biografipahlawan.com/2014/11/biografi-ra-kartini.html

 

Inilah yang menyebabkan ia menjadi seorang pahlawan wanita yang terlihat spesial, tanpa bermaksud mengecilkan peran pahlawan wanita lainnya di Indonesia. Kartini telah berpikir jauh ke depan dan pemikirannya dituangkan dalam bentuk tulisan (*paper-paper) yang bisa diteruskan dari generasi pada generasi. Sayang beliau meninggal di usia yang relatif sangatlah muda, 25 tahun pada tanggal 17 September 1904. Seandainya beliau hidup lebih lama lagi, tentu banyak hal yang bisa diperbuat beliau bagi bangsa ini.

Pesan inilah yang saya dapatkan dalam filmnya, bahwasanya Kartini telah menggugah kita tentang arti perjuangan. Perjuangan bukan lagi sekedar angkat senjata secara fisik, tetapi Kartini berjuang lewat gagasannya. Pada masanya, perjuangan masih secara luas masih diartikan secara fisik tetapi Kartini telah berpikir lebih jauh. Seolah mencoba membangunkan bangsanya bahwa perjuangan tidak bisa dimenangkan hanya sekedar lewat perang secara fisik, tetapi lewat perjuangan dalam bentuk gagasan atau pemikiran, mungkin semangat inilah yang diambil dalam gerakan revolusi mental di masa kini.

Setali tiga uang, dalam kasus Panama Paper, perang yang terjadi bukan lagi sekedar perang secara fisik, tetapi perang data/informasi. Pada masa internet dan globalisasi ini, bukan yang memiliki senjata dan pasukan terbanyak yang berkuasa tetapi siapa yang memiliki informasi, dialah yang berkuasa. Bayangkan saja, kebocoran data informasi rahasia yang terjadi dalam skandal Panama Paper ini mencapai 11 juta dokumen tersebut terdiri atas 4,8 juta e-mail; 3 juta database; 2,1 juta dokumen PDF; 1,1 juta foto; 320.000 dokumen teks; dan 2.000-an file lainnya. Sebagai perbandingan, Wikileaks yang dibocorkan Assange berukuran file 1,7 GB, sementara "Panama Papers" mencapai 2,6 TB. Badai !!

Sumber : http://tekno.kompas.com/read/2016/04/04/12030097/Terbesar.Sepanjang.Sejarah.File.Panama.Papers.Capai.2.6.TB

 

Film Surat Cinta Untuk Kartini bertumpu pada surat surat untuk Kartini juga surat surat dari Kartini sendiri. Demikian halnya dengan Panama Paper, kasus ini bertumpu pada informasi data yang didominasi aktivitas email perusahaan tersebut dimana ini adalah perwujudan surat dalam bentuk modern. Dari segi Kartini, surat mewakili pemikiran dan gagasan beliau, sedangkan dari segi Panama Paper, surat elektronik mewakili data atau informasi finansial yang sangat berharga dan rahasia.

Jadi bila boleh ditarik benang merahnya, pesan yang ingin disampaikan dari film Surat Cinta Untuk Kartini ini adalah menggugah kesadaran kita bahwasanya ada perang yang lebih besar dari sekedar perang secara fisik, yaitu peperangan untuk memperjuangkan gagasan atau pemikiran.

Dan pada Panama Paper, kita menemukan perang yang sama, tidak bertumpu pada perang fisik lagi, peperangan ini jauh lebih mengerikan, karena bisa menyeret banyak orang dari berbagai negara dalam hitungan detik, menit dan jam, yaitu perang data atau informasi.

Pertanyaannya, sudah siapkah Indonesia menghadapi perang seperti ini ? Atau bisa disebut era digital ini. Pada film Kartini, ia berjuang lewat pendidikan dan sekolah rakyatnya untuk dapat mempersiapkan anak anak didiknya menghadapi perang gagasan. Sedangkan di masa kini, pendidikan yang belum merata membuat masih banyaknya anak didik yang tidak tersentuh untuk menguasai kemampuan mencari dan mengolah data secara digital. Entah itu dikarenakan keterbatasan infrastruktur internet di wilayahnya, maupun dikarenakan tidak adanya fasilitas komputer yang memadai baik dari segi pengadaan secara fisik maupun kemampuan gurunya sendiri.

Film ini menjadi seruan suara batin Kartini untuk menggugah kita di masa kini untuk mulai mengambil sikap. Sebagaimana ia berjuang memerangi kemiskinan pendidikan pada jamannya, kitapun diperhadapkan hal yang sama. Pendidikan untuk “melek mata” terhadap dunia digital ini sudah sewajibnya diagendakan lebih intens, merata dan terpadu sehingga Indonesia tidak lagi tertinggal dalam meresponi perubahan dunia. Bila dahulu Kartini tidak menginginkan hal ini, tentunya kita juga di masa kini dan sudah selayaknya, perjuangan beliau kita teruskkan.

 

Terima kasih Ibu kita Kartini.

“Menulis adalah memahat peradaban.” ― Helvy Tiana Rosa

 

 

MASIH DENGAN KARTINI PAPER DAN PANAMA PAPER

1. Selain korelasi diatas, ada korelasi menarik lainnya yang bisa dijadikan artikel lainnya, misalnya :

Bahwasanya tokoh utama kita adalah Sarwadi yang merupakan seorang pengantar surat, ini menandakan dirinya adalah “perantara”. Sosok atau namanya sendiri tidaklah setenar Kartini dalam kehidupan nyata kita, bahkan nyaris tak dikenal jika tidak dibuatkan film dengan tokoh seperti ini.

Demikian juga dalam skandal Panama Paper, dimana ini melibatkan sebuah firma firma hukum asal Panama, Mossack Fonseca yang bertindak sebagai agen atau perantara bagi para klien-kliennya yang ingin mendirikan perusahaan cangkang (offshore), atau kegiatan ekonomi lainnya, umumnya bersifat melanggar hukum. Ia bekerja di belakang layar, namanya mungkin tidak akan kita kenal jika tidak terangkat dalam kasus ini. Kita justru lebih mengenal nama nama klien-kliennya yang melibatkan sejumlah pemimpin negara, politikus, pebisnis dan pesohor dunia.

Dalam korelasi ini, kita bisa membahas peran serta seorang perantara baik dari film Surat Cinta Untuk Kartini maupun kasus Panama Paper itu sendiri. Untuk yang tertarik, silahkan membuat artikelnya sendiri.

2. Dan korelasi terakhir yang bisa saya temukan adalah :

Dalam surat-suratnya, Kartini ingin keluar negeri untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi lagi. Ia tidak nyaman dengan adat budaya di negerinya yang cenderung mengurung keinginannya untuk maju. Bukankah ini sama halnya dengan para klien dari kasus Panama Paper, kebanyakan dari mereka merasa tidak cocok dengan sistem perpajakan di negeri sendiri, sehingga memilih untuk mengalirkan dana dan keuntungan perusahaannya ke luar negeri, ke negara negara tax haven.

Tentunya dari korelasi ini bisa dibahas permasalahan apakah yang terjadi dalam negara kita sehingga beberapa orang berpotensi dalam bidangnya, cenderung mengalihkan diri ke luar negeri.

Karena selain kita bicara soal aliran dana yang disimpan keluar negeri, dari sisi lain, kita juga melihat hal yang sama. Misalnya saja, banyaknya pelajar Indonesia berprestasi yang akhirnya lebih memilih bekerja di luar negeri ketimbang kembali ke Indonesia, dan hal lainnya.

Tertarik untuk membahasnya ? Silahkan buat artikelnya.

 

 

PENUTUP

SAKSIKAN FILM SURAT CINTA UNTUK KARTINI TANGGAL 21 APRIL 2016.

So, menonton film sejarah tidak melulu bersifat ketinggalan jaman. Banyak pelajaran atau hal yang bisa kita dapatkan di dalamnya, dimana nilai nilainya masih menggetarkan jaman ini pula. Surat Cinta Untuk Kartini telah membuktikan ini dan saya berharap anda sendiri juga mendapatkan pesan tersendiri setelah menonton film ini dan menuliskannya untuk diri anda sendiri dan orang lain.

Tulisan tentang sebuah pesan yang tersembunyi di balik surat surat Kartini, pesan yang tersembunyi di balik senyum Kartini, pesan yang hendak diteruskannya dari jaman kepada jaman, yaitu pesan cintanya kepada Indonesia. Dan sudah sepatutnya kitapun mengirimkan surat cinta kita untuknya sebagai rasa terima kasih dan penghargaan kita, surat cinta dari kita anak anak didiknya yang menikmati hasil perjuangannya.

Terima kasih IBU KITA KARTINI.

“Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun ? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari.” ― Pramoedya Ananta Toer

 

PS : Maafkan bila tulisan saya banyak kekurangan, tapi saya mencoba semaksimal yang saya bisa. Dan jujur, gara gara nulis tentang ini, saya jadi semakin mengenal dan mengagumi pemikiran Ibu Kartini. Dia hebat !!

Beberapa sumber bacaan tentang Panama Paper berasal dari web dan portal berita, salah satunya Tempo : https://investigasi.tempo.co/panama/

 

Jakarta 14 April 2014

Yohanes Jendral Gatot Subroto - tukang muter muter, tukang pilem, tukang ngetik, belajar dan belajar..

IG : jendralgatotsubroto, fb bisa dilihat di profile. Terima kasih.

 

[caption caption="Saat hadir di premiere film Surat Cinta Untuk Kartini"]

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun