Bukan kemenangan yang membuatku bangga. Aku bangga karena bisa membuktikan bahwa kegagalan, belajar, dan pengalaman adalah bagian dari kemenangan juga. Serta aku bersyukur bisa belajar memimpin tim dengan cara yang santai. Aku ingin mengapresiasi anggota tim yang pintar dan saling mendukung satu sama lain, Kang Ray, Kang Andy, Zahrina, Kang Galih, Mas Adyanto, dan Bagus.
Melalui pekerjaanku saat ini, tim divisi yang dipimpin oleh GM yang sekarang alhamdulillah sudah promosi karirnya sebagai VP, Kang Robby... Dengan posisi dan responsibility yang melekat padaku saat ini, aku merasa bergerak dinamis bersama dengan masalah-masalah yang menantang.Â
Alhamdulillah sampai hari ini aku masih dipercaya melakukan pengujian, analisa terstruktur, dan memberikan rekomendasi solusi dari masalah-masalah yang beragam dan berdampak. Meskipun ada saja jalan yang tidak mulus, ada saja kritik, namun aku yakin di masa depan inilah yang membangun perkembangan diriku, melatih mentalku menjadi lebih kuat, dan selalu yakin dalam mengambil keputusan.
Tinggal di Depok bukan impianku, bukan sesuatu yang menyenangkan untuk dibayangkan. Namun kebaikan demi kebaikan datang menghampiriku di Depok.
Perlahan demi perlahan aku mulai terbiasa tinggal sendiri di Depok. Aku tidak menyangka sudah berbulan-bulan dan semuanya bisa berjalan baik-baik saja. Meskipun kadang aku takut dengan suara-suara di atap rumah, petir, atau hujan batu, ya tapi syukurlah semua bisa berlalu dan berjalan dengan baik.
Aku tinggal di Depok karena keyakinan seorang Ibu. Bukan hal yang mudah bolak-balik Depok-Jakarta setiap harinya untuk bekerja, tapi karena keyakinan seorang Ibu lah aku juga berusaha meyakinkan diri, ikhlas, dan beradaptasi dengan segala kondisi yang ada.
Tanpa diduga dan direncanakan, ternyata satu kebaikan demi kebaikan datang.
Selain yang kutahu ada keluarga pakde dan keluarga tante yang selalu siap membantuku karena jarak rumah mereka dekat, ternyata rekan kerja satu divisiku, yaitu keluarga Mas Wawan dan keluarga Kak Ruru adalah tetanggaku.
Dan yang lebih menarik lagi adalah... Tidak lama setelah aku tinggal di Depok, aku memiliki pasangan yang juga tinggal di Depok. Aku menemukan seorang laki-laki yang mengasihiku dengan kelembutan hati dan sikapnya. Yang serius kepadaku. Yang kini ku doakan setiap selesai solatku untuk kesehatannya, rejekinya, ketegaran hatinya, dan keridhoan Tuhan kepadanya untuk menghalalkanku.
Masyaallah... Inilah kekuatan doa dan keyakinan seorang Ibu.
Lebih sabar dan terbuka.
Inikah yang dibilang usia membuat manusia menjadi lebih dewasa?
Aku rasa bukan hanya karena usia bertambah, tapi juga karena pengalaman yang bertambah banyak. Pengalaman baik maupun buruk akan membuat manusia belajar menerima kenyataan dan bangkit.
Mengenai sabar...
Entah bagaimana di usia 26 aku menjadi lebih penyabar, lebih menjaga tutur kata dan nada bicara. Selama kita tidak bisa mengendalikan kehendak orang lain, maka setidaknya kita bisa mengendalikan diri kita sendiri. Lebih efektif mengubah keadaan melalui keteladanan daripada suara yang nyaring.