Aku menganggap ini sebagai liburan ketimbang pekerjaan, hahaha... Mungkin karena aku bersama dengan senior-senior yang seru dan berjiwa muda, seperti Bang Edu (abang pertama), Kang Ray (abang kedua), Mas Andi, dan Pak Ulprins.Â
Omong-omong soal abang, ada juga abang terakhir, namanya Kang Rizky. Hebatnya Kang Rizky dapat mengambil sebuah keputusan besar untuk mendampingi istri belajar di Inggris. Di divisiku, aku punya banyak abang yang seru diajak ngobrol, seru diajak bercanda, sekaligus seru diajak bekerja.
Karir yang menantang dan berkesan.
Per 1 Oktober 2021, akhirnya aku membuktikan bahwa naik jabatan itu mungkin. Sebagian besar usia 26 tahunku diisi dengan kerja keras, belajar, dan pembuktian. Karena ketika kita siap dengan kenaikan jabatan berarti kita juga siap dengan tanggung jawab yang lebih besar, kita siap untuk lebih lelah dan lebih berdisiplin dari sebelumnya.
Ada sebuah program yang aku usung selama Pj (masa percobaan kenaikan jabatan), sebut saja GRPO. Project ini mengundang keterlibatan banyak orang untuk bergabung secara khusus dalam sebuah tim squad, maupun sebagai support. Melalui project ini aku merasa lebih hidup dalam bekerja.Â
Aku mencurahkan semua energi yang kupunya dalam hal leadership, project management, kolaborasi, serta pengetahuan yang menyeluruh tentang customer care, bisnis, dan budgeting. Sampai sekarang aku tidak berhenti memuji kecerdasan dan dedikasi tim squad yang terlibat, Garda, Bu Yurna, Mbak Yurina, Mbak Erny, Mbak Ika, Mas Yuda, Teh Dinar, dan Kak Ruru. Mereka adalah orang-orang terbaik di perusahaan.
Melalui project GRPO pula, aku jadi punya lebih banyak kesempatan untuk berinteraksi dengan Pak Mirza, seorang Vice President yang sangat inspiratif. Beliau adalah sosok yang bijaksana, cerdas, berpikir panjang, dan tidak tergesa-gesa namun pasti dalam melangkah.Â
Beliau mengajarkan keseimbangan dalam bekerja dan hidup sebagai seorang personal yang baik untuk diri sendiri, keluarga, dan sekitar. Aku sangat sedih Pak Mirza pindah ke Makassar.Â
Secara pribadi aku memberikan ucapan perpisahan melalui WhatsApp, namun setelahnya aku menjadi lebih kagum lagi karena balasan dari Pak Mirza diakhiri dengan kata "...sabar ya get.". Andai Pak Mirza tahu mataku berbinar setiap kali membaca teks tersebut.
Entah apa yang sebenarnya dimaksud Pak Mirza, namun "sabar" adalah sesuatu yang ternyata alam bawah sadarku ingin dengar. Mungkin begitu banyak perjuangan dan pengorbanan yang aku lakukan sampai di titik ini, dan sabar adalah kunci kenapa aku terus bertahan dan ikhlas menanti kesuksesan.
Selain kenaikan jabatan, akhirnya aku juga membuktikan bahwa memenangkan kompetisi itu mungkin. Sepertinya sekitar dua tahun lalu aku pernah membuat sebuah artikel blog penyemangat diri sendiri untuk ikhlas dan belajar dari kekalahan.Â
Kemudian Tuhan membiarkan kemenangan yang diharapkan sejak dua tahun lalu itu datang di tahun ini. Alhamdulillah bersama dengan tim bisa meraih 3 award berturut-turut dalam kompetisi Best Ideation, Best Implementation, dan Founder's Ideation.Â