Bagi kamu, apa yang tersisa dari 2020? Kesedihan, kekhawatiran, kebahagiaan, atau harapan?
Dahulu kita memasuki tahun 2020 dengan beragam list resolusi dan tanpa praduga pandemi akan datang.
Kalau kamu penggemar film zombie, ya saya pikir situasi itu persis seperti yang digambarkan dalam film-film zombie. Sampai pada pagi hari semua aktivitas dan set masih tampak normal, namun siang hari set mendadak jadi berantakan dipenuhi mayat-mayat hidup yang terjangkit virus. Tokoh-tokoh yang masih selamat berusaha bertahan hidup dan mendobrak ketakutan mencari jalan keluar.
Pandemi yang berlangsung hampir sepanjang tahun 2020 mungkin membuat kita mesti menghadapi pengalaman-pengalaman yang janggal dan tidak menyenangkan.
Banyak sekali orang yang terpapar virus Covid-19, dari ringan sampai berat, dari stranger sampai saudara sendiri, dari yang selamat sampai wafat. Kekecewaan mungkin lebih dirasakan oleh orang-orang yang ditinggalkan karena tidak bisa mendampingi pasien Covid-19 dengan maksimal dan melalui prosesi pemakaman yang dilangsungkan secara khusus. Juga tidak terbatas pada kasus Covid-19 saja, kemalangan menimpa ibu saya sendiri yang tidak bisa menghadiri pemakaman embah kung di luar kota karena PSBB.
Kebijakan pembatasan sosial sempat mengharuskan semua perusahaan tutup operasional secara tiba-tiba. Saat itu lah gelombang pemutusan kerja karyawan terjadi karena sebagian perusahaan tidak kuat menanggung beban operasionalnya.
Pandemi yang berlangsung berkepanjangan juga akhirnya berdampak lebih luas terhadap ekonomi masyarakat, entah penurunan daya beli atau konsumsi. Menyebabkan perusahaan-perusahaan down, beradaptasi dengan business model baru, hingga membatasi penerimaan tenaga kerja. Kebangkrutan, kehilangan pekerjaan, atau kesulitan mencari kerja merupakan salah satu pengalaman paling pahit di masa pandemi ini.
Dalam sebuah hubungan, pandemi juga menjadi tantangan karena pasangan tidak bisa bebas keluyuran dan para single yang terjebak di rumah juga terbatas menemukan calon pasangan. Hehehe...
Namun, adakah dari kita yang merasa 2020 adalah tahun yang membahagiakan? Ya, sangat mungkin.
Banyak perusahaan yang tetap beroperasi stabil meskipun karyawan-karyawannya work from home (WFH). Sejak Maret 2020, sebagian dari mereka melaksanakan WFH selama 3 bulan, 6 bulan, hingga saat ini, atau bahkan sampai pertengahan atau penghujung tahun 2021 nanti. Karyawan bisa pulang kampung, berkumpul sepanjang hari dengan keluarga meskipun sambil bekerja.
Karena lebih banyak waktu di rumah, banyak orang memanfaatkannya untuk menggeluti hobi, mengasah skill dan kompetensi baru, menciptakan karya-karya baru, hingga nyambi bisnis online.