Mohon tunggu...
Getha Dianari
Getha Dianari Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan Swasta

Tunggu sesaat lagi, saya akan menulis lagi.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Mari, Pertimbangkan Lagi Pentingnya Gadget untuk Hidup Kita

4 Mei 2019   13:56 Diperbarui: 4 Mei 2019   19:03 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin saja ada informasi-informasi yang disampaikan oleh kakek nenek, tetapi terlewat begitu saja tanpa respon yang benar sesuai harapan mereka dan tidak diingat di kemudian hari, padahal informasi tersebut mungkin saja menyiratkan sesuatu yang penting. Juga ada emosi yang tak berbalas jika saya tidak memandang ekspresi wajah, tatapan mata, atau gestur tubuh kakek nenek karena asyik menatap layar handphone, padahal barangkali mereka berharap emosi kerinduan atau kebahagiaan bertemu sang cucu tersalurkan ke sanubari saya.

Kegiatan lain seperti makan, belanja di warung, mendampingi kakek yang sakit, menerima tamu, atau sekadar melihat suasana sore perkampungan dan kebun dari teras, entah bagaimana bisa menjadi sesuatu yang berarti. 

Saya kira inilah kunci penyair-penyair bisa membuat puisi-puisi romantis. Mungkin suatu hari saya harus membuat puisi tentang Filosofi Teras atau Senja Dari Serambi Gunung Kidul? Hehehehe...

Kemampuan Manusia Berkonsentrasi
Reza Gunawan, pakar penyembuhan holistik mengungkapkan dalam sebuah acara, dahulu manusia dapat fokus untuk 12 detik dan saat ini mengalami penurunan menjadi 8 detik. 

Saya pikir salah satu penyebab kian hari kita semakin sulit untuk bekerja, berbicara, atau melakukan aktivitas dengan fokus adalah ketergantungan kita terhadap gadget.

Jika 1 jam saja tidak mengecek handphone, rasanya sudah gelisah, padahal belum tentu terjadi sesuatu yang berarti selama jangka waktu tersebut. Namun berbeda halnya jika kita memang sengaja tidak membuka handphone kecuali untuk urusan genting seperti kewajiban menyampaikan atau menerima informasi melalui telepon, SMS, dan chat.

Tidak menutup kemungkinan banyak dari kita yang bertanya-tanya pada diri sendiri, kenapa sih tidak bisa berprestasi di sekolah? Kok sulit sekali bekerja produktif? Kenapa rasanya sulit mendapatkan kedamaian dalam hidup? Bisa jadi kita melewatkan banyak hal penting karena mementingkan sesuatu yang sebetulnya tidak lebih penting. Saat kita ingin mencapai sesuatu, maka seluruh pikiran dan energi kita seyogyanya fokus pada apa yang ingin dicapai sehingga berlaku hukum Mestakung atau Semesta Mendukung.

Banyak penelitian yang sudah memaparkan dampak buruk gadget terhadap kualitas tidur manusia. Hellosehat menuliskan bahwa ponsel memancarkan cahaya biru yang menghambat produksi hormon melatonin yang berfungsi mengatur tidur dan mengganggu jam biologis tubuh. Saat di gunung, saya bisa tidur dengan mudah dan bangun dalam kondisi bugar.

Berbeda dari kebiasaan saya sebelumnya yang agak kesulitan tidur dan merasa kualitas tidur tidak pernah sebaik itu, karena saya menggunakan ponsel sesaat sebelum dan setelah tidur. Di satu sisi, tidur yang berkualitas sangat menentukan produktivitas dan kemampuan konsentrasi kita. Otak menyerap sekitar 25% energi tubuh saat beristirahat, sebagian besar proses penyerapan tersebut terjadi ketika manusia tidur.

Dunia Tak Mengelilingi Kita
Mengapa semua orang bersedia mendaftar akun dan gemar sekali bermain media sosial seperti Instagram, Facebook atau Twitter? Benarkah karena ada informasi-informasi menarik dan penting pada ketiga contoh aplikasi tersebut sehingga tidak bisa dilewatkan? Atau kita semua harus mengakui alasannya tak lain karena media sosial memfasilitasi keinginan kita untuk narsis dan menyanjung kepercayaan diri itu melalui likes?

Keterlibatan semua orang dalam media sosial juga menjadi ajang untuk menunjukkan seberapa luas jaringan pertemanan dalam dunia nyata atau sehebat apa pengaruh kita yang diindikasikan dari banyaknya follower?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun